Padahal mereka mengharapkan berita yang membahagiakan pagi ini. Tapi, ternyata, mereka hanya bisa menelan pil pahit ketika mereka mendapatkan kabar dari Pak Reza bahwa dia tidak bisa menemukan Renjana di mana pun.
Pak Reza benar-benar kehilangan jejak.
Cakra dan Jiro sampai menangis tadi pagi karena Pak Reza memberitahu bahwa dia kehilangan jejak John dan Renjana. Walaupun begitu, Pak Reza tidak akan menyerah. Dia bilang, dia akan mencari Renjana lagi setelah ini dan mereka akan memperluas daerah pencarian mereka.
Pak Reza yakin kalau John sudah membawa Renjana keluar kota dan pasti mencari jalan yang sepi dan tidak banyak dilalui pengendara lain untuk menghilangkan jejak.
Nomor Renjana masih tidak aktif dan hal itu menyulitkan Pak Reza dengan anggota timnya untuk melacak keberadaan Renjana.
"Huhuhu, Bang Renjaaaa, abang di manaaa" isak Cakra yang hanya bisa merebahkan kepalanya di atas meja sambil mengaduk nasi uduk yang dibeli Janu tadi dengan tidak berselera.
"Cak, dimakan nasi uduknya. Renja pasti bakalan ketemu, kok" ucap Mada berusaha membujuk Cakra yang sejak tadi menangisi Renjana.
Cakra menggelengkan kepalanya dan hal ini membuat Mada menghembuskan nafas lelah. Seharusnya di Hari Minggu Pagi seperti ini mereka akan menghabiskan waktu bersama-sama dengan ceria, tetapi karena Renjana yang menghilang, membuat suasana di unit apartemen ini begitu suram.
"Jangan gitu, Cak. Lo nggak kasihan sama Janu yang udah beliin itu nasi uduk pagi-pagi?" ucap Hadi yang sudah duduk di samping Cakra lalu memperbaiki posisi duduk anak itu.
Cakra menatap Hadi sambil sesenggukan, "Bang Renjaaaa."
Hadi menghembuskan nafasnya, "Pak Reza pasti bisa nemuin Renja, Cak. Dan, Renja itu pinter, dia pasti banyak akal buat kabur dari John. Renja bakalan baik-baik aja" ucap Hadi.
"Dimakan nasi uduknya, Cak. Atau lo mau Janu nyuapin lo?" ucap Hadi dan tidak lupa dia sedikit mengancam Cakra.
Hadi tahu kalau Cakra tidak suka disuapi Janu. Terakhir kali Janu menyuapinya, mulut Cakra langsung penuh dan hampir saja tersedak karena begitu banyak nasi dan lauk di dalam mulutnya. Janu tidak kira-kira kalau menyuapi anak orang makan.
"Cakra mau disuapin?" ucap Janu yang sedang memakan nasi uduknya dengan tenang.
"Nggak mau.., gue makan sendiri aja, bang.." ucap Cakra dengan masih sesenggukan, dia mulai menyendok nasi uduk itu dan memakannya dengan tidak berselera.
Tidak hanya Cakra, Jiro pun juga mulai memakan nasi uduknya karena takut disuapi Janu. Meskipun Jiro memakan nasi uduk itu sambil sesekali menghapus air mata di pipinya.
Jiro masih merasa bersalah meskipun para abangnya tidak murka kepada Jiro dan memberitahu Jiro kalau semua itu tidak sepenuhnya salah Jiro.
Jika saja Jiro tidak memberitahu John di mana mereka tinggal, mungkin sekarang mereka sedang tertawa bahagia bersama atau paling tidak, mereka sudah jalan-jalan untuk menghabiskan waktu di hari libur kali ini.
"Jiro, udah, semua ini bukan sepenuhnya salah lo" ucap Mada yang menyadari kalau Jiro masih merasa bersalah.
Jiro menatap Mada dengan mata berkaca-kaca.
"Nggak, kak. Ini memang salah aku.." bisik Jiro yang sampai kesulitan menelan nasi uduk yang ia kunyah.
"Nggak ada gunanya saling nyalahin, sekarang Jiro. Semuanya udah terjadi, yang perlu kita fokusin sekarang gimana caranya itu antek-antek dajjal berhenti ngusik kita dan fokus nyari keberadaan Renja" ucap Nanda yang duduk tepat di samping Jiro.
![](https://img.wattpad.com/cover/375896878-288-k91967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] KARSA
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Teduh* Hanya keseharian tujuh pemuda setelah semua masalah yang terjadi.. Cast: 1. Mark Lee as Mada Cazim 2. Huang Renjun as Renjana Wistara 3. Lee Jeno as Janu Oliver 4. Lee Haechan as Hadinata Byantara 5. Na Jaemin as Nanda G...