Chapter 51

380 80 21
                                    

Mada pulang ke rumah dan mendapati adik-adiknya duduk di ruang tengah. Entah apa yang mereka bicarakan. Tetapi, karena dia melihat raut masam dari Nanda, menandakan bahwa percakapan mereka tidak jauh dari Jamal.

Mada pun menghembuskan nafas lelah sehingga semua mata tertuju kepadanya. Adik-adiknya itu menyambut Mada yang begitu lelah sepulang dari bekerja.

Tentu saja dia lelah. Selain lelah karena pekerjaan, dia juga lelah karena Ilham selalu saja membuat Mada terpaksa bekerja dua kali. Ilham sengaja tidak mengerjakan laporannya dengan benar.

Lama-lama Mada bisa stress karena harus menghadapi perfeksionis bosnya dan juga menghadapi kegilaan Ilham.

"Kalian bahas apa? Kenapa muka Nanda sampe masam kayak gitu?" ucap Mada yang duduk di sofa satu lagi.

"Ini bang, tetangga rumah kita nyakitin Bang Renja!" adu Cakra dengan menggebu-gebu.

Mendengar hal itu membuat Mada yang awalnya memejamkan matanya dengan lelah langsung membuka matanya dan menatap Renjana khawatir. Mada baru sadar kalau Renjana sedang mengompres pergelangan tangannya. Dia pun meraih tangan Renjana dan mendapati tangan anak itu bengkak serta biru keunguan.

"Kak Rachel atau Om Azwar?" tanya Mada.

"Bukan mereka bang, tapi Citra sama Andi. Dan plot twist nya, Andi itu tunangan Mira. Tapi, Andi itu ngakunya kalau dia suaminya Citra" jelas Janu yang membuat Mada kebingungan sendiri.

"Hah?"

Hanya itu respon yang bisa Mada berikan karena dia belum bisa mencerna dengan baik informasi luar biasa itu.

Mada tidak mau memusingkan hal itu, dia fokus kepada luka di pergelangan tangan Renjana.

"Sakit?" tanya Mada kepada Renjana yang menggelengkan kepalanya.

"Nggak pa-pa, Ren, jujur aja. Kalo sakit bilang aja sakit" ucap Mada lagi ke Renjana yang tersenyum kikuk.

"Agak nyeri, bang.." cicit Renjana membuat Nanda langsung melotot kepada saudaranya itu.

"Kan! Makanya tadi nggak usah mijitin gue! Kita periksa ke Om Elias!" ucap Nanda yang sudah meraih kunci mobilnya.

"Nggak usah, Nan. Nggak pa-pa, cuma nyeri dikit, besok paling udah sembuh" ucap Renjana kepada Nanda yang sudah berdiri dari duduknya.

"Ke Om Elias atau gue marah?"

"Nah looh, Renjanaa, mending lo nurut aja apa kata Nanda" ucap Janu dan dia mengaduh karena dicubit Mada.

"Nan, jangan paksa Renja kayak gitu. Kalo nyerinya masih terasa sampai besok, baru lo bawa ke Om Elias" ucap Mada yang melihat ada sedikit percikan ketegangan di antara dua saudara itu.

Nanda menghembuskan nafas dengan keras. Dia tidak bisa berbuat banyak jika yang berbicara adalah Mada. Jadi, dia pun duduk kembali di tempatnya dengan wajah semakin masam.

"Maaf, Nanda.., aku bukannya nggak mau. Tapi, beneran, ini cuma nyeri sedikit, paling besok hilang rasa nyerinya. Kalo masih nyeri, aku mau kok nemuin Om El" jelas Renjana ke Nanda karena dia tidak mau bertengkar lagi dengan saudaranya itu.

"Iya, nggak usah minta maaf Renja. Dan tenang aja, gue nggak marah beneran" ucap Nanda dan tidak lupa dia tersenyum ke saudaranya itu untuk meyakinkan Renjana bahwa dia memang tidak marah.

Mada pun berdehem sehingga semua mata tertuju padanya.

"Jadi, ada yang bisa jelasin tentang Citra dan Andi ini? Gimana bisa mereka berdua suami istri tetapi Andi itu tunangannya Mira?" ucap Mada yang masih belum bisa mencerna informasi tersebut.

[FF NCT DREAM] KARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang