Sudah terhitung tiga hari kejadian di mana orang asing masuk ke dalam rumah mereka secara brutal. Dan selama tiga hari itu tidak ada apa pun yang terjadi kepada mereka. Meskipun mereka sebenarnya merasa tenang karena tidak ada yang terjadi selama tiga hari ini, mereka tetap saja was-was dan selalu merasa tidak tenang.
Apalagi, Mada menceritakan tentang Ilham yang ternyata sesuai dengan dugaan mereka, kalau Ilham memiliki niat yang jahat dan merupakan kaki tangan dari Jamal.
Cakra juga turut menceritakan tentang Ilham yang datang menemui Julian hanya untuk meminta Julian memberikan keterangan palsu ke polisi supaya Cakra dijebloskan ke penjara atau berada di tempat rehabilitasi seperti Julian.
Mereka semua semakin waspada. Tapi, anehnya, tiga hari itu tidak ada apa pun yang terjadi. Bahkan, Mada yang satu kantor dengan Ilham pun, hanya mendapati laki-laki tersebut bertingkah seperti biasanya.
Yang berbeda hanyalah, Ilham lebih terang-terangan menatap tidak suka ke Mada dan beberapa kali juga dia sengaja membuat Mada hampir terkena amukan bos dengan cara memanipulasi hasil kerja Mada.
Tapi, tentu saja Mada tidak sebodoh itu. Terlebih, Mada memiliki Ulfa yang selalu tahu bagaimana kinerja Mada, dan dia lah yang selalu menjadi saksi kalau Mada tidak melakukan kesalahan dalam laporan yang Mada kerjakan. Ulfa selalu memberikan alasan logis dan dia juga selalu memeriksa hasil kerja Mada.
Bos mereka juga percaya dengan Ulfa karena sudah bertahun-tahun dia bekerja di sana dan tidak pernah sekali pun Ulfa menciptakan kesalahan. Kalau pun ada, pasti Ulfa memutar otaknya untuk memperbaiki kesalahan tersebut sehingga, bos mereka mempercayai apa pun yang Ulfa katakan.
"Ilham kenapa, sih? Dia kayak kemusuhan gitu sama lo, Da! Gue ngelihat banget loh kalo dia ngutak-ngatik komputer lo!" ucap Faisal dengan nada ketus, dan hebatnya lagi, dia sengaja berbicara dengan nada sekeras itu di dekat Ilham.
Sepertinya, Faisal sudah terlalu gregetan dengan tingkah kurang ajar Ilham sehingga dia tidak segan membicarakan keburukan laki-laki itu di depannya.
"Nggak tahu, gue. Coba lo tanyain ke orangnya" jawab Mada dengan cuek.
Mada tidak peduli dengan apa yang Ilham lakukan padanya di kantor. Tetapi, jika Ilham berani menyentuh adik-adiknya, disaat itulah Mada akan "peduli" kepada Ilham.
"Heh, lo ada masalah, ya sama Mada?" tanya Faisal dengan blak-blakan ke Ilham yang langsung berhenti mengetik setelah mendengar pertanyaan Faisal.
Mada sampai tersedak liurnya sendiri karena dia tidak menyangka kalau Faisal akan se-frontal itu bertanya ke Ilham.
"Anjir, si Faisal. Tumben dia berani!" bisik Andre ke Salsa yang sampai menganga tidak percaya karena Faisal seberani itu.
Mada melihat Ilham menatap Faisal dengan tatapan datar.
"Gue nggak ada masalah sama Mada. Gue cuma ada masalah sama adiknya Mada. Tapi, kayaknya Mada nggak pernah biarin gue buat selesain masalah itu ke adiknya" jawab Ilham membuat Mada mendengus kesal.
"Lah? Kalo emang lo punya masalah sama adiknya, kenapa juga lo berapa kali nyari masalah sama Mada? Lo itu udah keterlaluan Ilham" ucap Ulfa yang biasanya cuek, justru sekarang membuka mulutnya.
"Gue lihat ya, lo sengaja numpahin kopi ke laporan yang udah diprint sama Mada" ucap Ulfa lagi sambil menatap lekat Ilham.
Mada menyadari kalau tangan Ilham terkepal kuat meskipun raut wajahnya terlihat tenang. Jantung Mada berdegup kencang. Tiba-tiba dia takut akan terjadi sesuatu pada Ulfa karena wanita itu berani mengucapkan kalimat tersebut ke Ilham.
"Selama Mada nggak pernah ngizinin gue buat selesain masalah ini sama adiknya. Gue bakalan terus ngusik dia di sini" geram Ilham dengan tatapan matanya menghunus ke Ulfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] KARSA
Fanfiction*Lanjutan dari cerita Teduh* Hanya keseharian tujuh pemuda setelah semua masalah yang terjadi.. Cast: 1. Mark Lee as Mada Cazim 2. Huang Renjun as Renjana Wistara 3. Lee Jeno as Janu Oliver 4. Lee Haechan as Hadinata Byantara 5. Na Jaemin as Nanda G...