Renjun masih menyeret Maudy sepanjang koridor, sampai-sampai mereka menerobos kamar mandi laki-laki untuk menemukan ruangan yang sunyi
"Ren! Ngapain ke kamar mandi cowok—" tentu saja Maudy terkejut akan kelakuan laki-laki dihadapannya itu
"Heh! Lepasin gue! Lo gila, Ren—"
Renjun melepaskan genggamannya dari tangan Maudy setelah mereka sampai didalam kamar mandi laki-laki, tepatnya didepan cermin besar disebelah wastafle
"Sekarang bilang apa salah gue!"
"Terus kenapa harus disini sih— lo gila apa, kalo satpam liat bisa-bisa masuk bk, anj—"
Baru saja akan berkata kasar, Renjun mendekatkan wajahnya menuju wajah Maudy membuat gadis itu seketika bungkam
###
"Jangan mau pacaran deh, ribet tau" saat jam kosong tiba, Ana dan teman-temannya duduk didepan kelas sambil mengobrol. Padahal baru jam pertama, tapi rasanya hari ini pelajaran tidak efektif
"Ribet dimananya?" tanya Ana, si polos yang tidak pernah pacaran
"Udah-udah, susah jelasin ke Ana mah" celetuk Yuhi sambil sibuk memainkan handphone nya
Ana mempoutkan bibirnya ditengah tertawaan semua teman-temannya
Ditengah itu, Bara datang sambil membawa beberapa buku ditangannya "Hai, jamkos mulu yah" ucapnya sambil duduk disamping Lili
Lili mengangguk "Lo pelajaran siapa, Bar?" tanya Lili sambil menatap buku paket yang gadis itu bawa
"Gue pelajaran bahasa inggris, gurunya nitipin tugas katanya sakit" ucap Bara sesuai fakta "Ngomong-ngomong, lu semua liat Maudy gak?" tanya Bara, disambut gelengan kecil dari semua teman-temannya
"Lo yang sekelas sama dia kan, kenapa jadi nanya kita?"
"Iya, soalnya dari pagi tas nya aja belom ada"
###
Mereka berdua belum selesai juga setelah memasuki jam pertama, Renjun dan Maudy masih sibuk menyelesaikan urusan mereka
"Apa lagi salah gue, dy? Kenapa sih setiap hari kerjaan lo tuh cuma ngambek-ngambek-ngambek mulu, ini itu gak boleh, gue eskul aja lo masih ngambek. iya?"
Maudy masih menatap laki-laki dihadapannya dengan heran, sambil menelan salivanya gadis itu mencoba mendorong tubuh Renjun agar sedikit lebih menjauh darinya
"Diem!" ucap Renjun membuat Maudy menghentikan kegiatannya, gadis itu tak tahu harus bagaimana. Ini adalah kali pertama Renjun berbuat sejauh ini "Mulai sekarang, setiap lo marah, gue bakal lakuin semua yang gue mau!"
Maudy mendongak mendengar ucapan laki-laki dihadapannya itu, sekarang mata mereka bertemu, jarak mereka masih terlalu dekat untuk seukuran anak SMA
"Jangan perlakuin gue seenaknya, hanya karena gue diem!" kali ini Renjun benar-benar marah, emosinya meluap hingga harus berbuat kasar
"Gue gak marah" setelah menahan rasa takutnya, akhirnya Maudy berkata juga "Gue cuma heran aja, kenapa lo itu susah banget diatur"
"Kalo lo pengen ngatur gue, lo juga harus bisa diatur" berbeda jauh dari Renjun yang sebelumnya, Maudy terkejut mendengar ucapan seperti itu "Adil kan?" tambah Renjun
Maudy menggeleng, "Lo kenapa sih? Gak biasanya lo kasar sama gue" gadis itu memegangi pergelangan tangannya yang sedikit memerah
kriett
Ditengah itu Haechan datang dengan tergesa-gesa ke dalam toilet "Woi, ngapain lo masih pake tas udah disini, Ren?" tanya Haechan sambil membuka resleting celananya, tak sadar akan kehadiran Maudy
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018