Putih Abu #Sembilansatu

1.7K 79 3
                                    

Semuanya terdiam, melihat mereka memasang raut wajah takut membuat Koeun terheran "Hehh, kalian kenapa sih─ orang saya cuma bercanda" ternyata ia hanya berniat mengambil topinya dan berlalu

Mereka pun akhirnya menghela nafas lega "Anjir, kirain beneran denger" gumam Renjun sedikit panik

"Eh, tadi Haechan mau kemana? Kalian tau ngga?" semenit setelah itu, Koeun mendekati mereka lagi menanyai hal tersebut

Jeno dan yang lainnya saling menukar pandangan tak tahu harus berekspresi macam apa "Kayaknya ngapelin pacarnya Teh" Renjun bersuara, ia sengaja berkata seperti itu agar menyadarkan pikiran Koeun, tapi lagaknya bukan itu yang seniornya maksud

"Ya ampun, harusnya dia ke lapangan basket dulu kan udah saya suruh tanda tangan absen eskul─ Mark lagi keluar sebentar, takutnya panitia ngira kita ngga patuh aturan lagi" jelasnya

Akhirnya Jeno mengangguk paham, ia tahu apa yang harus dilakukannya sekarang "Biar saya aja Teh yang absen" dengan segera Jeno bangkit dari kursinya

"Oh, iya Jeno─ tolong yah"

Sedangkan Jaemin dan Renjun hanya diam membisu merasa bersalah telah berprasangka buruk terhadap Koeun "Apa? Kalian ngapain disini? Bukannya bantu Herin beresin perlengkapan"

"OH IYA TEH, SIAP, BERANGKAT"

###

Diruang perlengkapan Herin sudah menyelesaikan tugasnya, karena sedari tadi ia dibantu Jisung dan laki-laki berkawat gigi, ya siapa lagi kalau bukan Ayen "Rin, abis ini beli martel yuk" ajak Ayen, langsung dibalas anggukan antusias seorang Herin

Jisung yang bertugas menaruh barang-barang di atas lemari hanya menatapi dua temannya itu dengan penuh rasa iri "Udah─ apa lagi yang harus di ke atasin?" bahkan Jisung berucap dengan nada tinggi, entah mengapa

Herin mendelik dengan tatapan bingung "Sung kalo lo ngga ikhlas mendingan gak usah, Ayen juga kayaknya nyampe ke atasin barang-barangnya" dan sekarang Herin malah membela laki-laki itu lagi

Membuat Jisung makin ilfil, lalu dengan segera ia berjongkok mendekati Herin "Gue aja gak ngerti kenapa gue marah-marah gini, rin" dengan jujur ia mengutarakan isi hatinya

Berhasil sekali membuat seorang Herin tertawa dengan puasnya "Hahahahaah, lo tuh bocah banget sih sung─ badan doang yang tumbuh, kelakuannya ngga" ledeknya, masih sambil tertawa

Sekarang giliran Ayen yang merasa iri pada posisi Jisung. Mereka terlihat sangat dekat, dan Herin selalu tertawa jika berada didekat Jisung "Gue mau ke bawah dulu ambil minum" merasa kalau keberadaannya mengganggu, Ayen pamit untuk pergi

"Ehh, gue ikut─ katanya mau beli martel" tapi begitu berbeda dengan ekspetasinya, Herin ternyata rela bangkit terburu-buru demi menghampirinya, bahkan ia meninggalkan Jisung

Ayen menggeleng dalam hatinya "[Mungkin Jisung sama Herin cuma temen]" benaknya menggerutu

Di sisi lain Jisung juga mulai merebahkan dirinya dilantai yang dingin "[Apa gue tembak aja si Herin?]" ternyata kedua orang ini tengah perang dingin memperebutkan hati Herin

"[Ayen sama Jisung gak ada yang bener, bocah semua─ mendingan gue beli martel sama Gea]" lain yang ada dihati Herin, ia memilih untuk berada dalam pihak netral, tidak menyukai keduanya.

###

"Jel, kamu janji jangan pernah ngilang yah─ aku mungkin gak selalu bisa setahun sekali dateng ke Jakarta" Mark dan Angel sekarang tengah berada disebuah cafe kecil. Hitung-hitung pertemuan pertama dan terakhir mereka, Mark tidak ingin meninggalkannya lagi tanpa basa-basi seperti sebulan yang lalu

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang