Kantin, pukul 12:01 istirahat kedua
Tidak seperti hari sebelumnya, sekarang Yuhi telah bersedia untuk kembali makan dikantin bersama teman-temannya. Meskipun masih sering melampiaskan imajinasinya pada benda-benda dihadapannya
Seperti sekarang, gadis itu sibuk sekali melamun seraya memainkan sedotan digelasnya "Hehh─ bengong mulu lo! Kesambet nanti" tepuk Angel, berusaha mengembalikan pikiran temannya yang entah sedang berada dimana
"Gak bengong dih" elak Yuhi sambil menyedot jus alpukat kepunyaannya
"Hari minggu Kakak gue nikahan, kalian dateng ya─ Ibu gue ngundang secara pribadi" sahut Lili, membuat topik baru
Ana langsung ingat akan sesuatu setelah mendengar kabar tersebut "Hari minggu? Wahhhh, kayaknya gue ke Bekasi, Lil" ucapnya
"Gue gak dateng ah, gak ada couple" Angel menyeletuk, membuat teman-temannya langsung tertawa
"Kata siapa ngga ada woy, itu yang suka ngechat aja banyak─ tinggal pilih elahh" ledek Maudy
"Itu mah orang-orang gabut yang rindu belaian─ tipe gue mah langka, cuma ada beberapa didunia ini hahahay"
"Ohhh, yang di Bali itu langka ya? Terus kok dilepasin?" ledekan selanjutnya datang dari Yuhi, berhasil sekali membuat Angel mengcungkan jari tengahnya
Dan saat gerombolan anak laki-laki datang memasuki kantin. Yuhi langsung beranjak, membuat yang lainnya penasaran "Chan, gue mau ngomong sesuatu" tanpa basa-basi ia berkata seperti itu, membuat Haechan terpaksa harus menoleh menatap padanya
"Ya udah, ngomong aja" jawab Haechan
Tapi Yuhi malah menggeleng "Disana aja, ini secreto banget" mendengarnya, membuat jantung Haechan berdetak semakin cepat. Entah mengapa ia takut akan sesuatu yang buruk saat ini
"Kuy" sebaliknya, Yuhi malah terlihat baik-baik saja
"[Semoga dia minta bae an dahhh, amin]" sambil mengangguk laki-laki itu bergumam. Lalu berjalan membuntuti Yuhi yang katanya ingin bicara berdua saja
"Mereka mau baikan atau berantem lagi?" Gea bertanya-tanya, tapi tidak ada yang bisa menjawabnya
"Tau, mudah-mudahan aja baikan deh"
***
Yuhi membawa laki-laki itu ke depan koridor lab bahasa yang kebetulan terletak dipaling pojok bangunan disebelah kantin, dan keadaannya sedang sangat sunyi "Jadi... lo mau ngomong sesuatu lagi gak ke gue?" bahkan tidak ada seorang pun yang berjalan melintasi ruangan tersebut
"Lo dulu" tidak canggung, tapi nada bicara Haechan terdengar begitu kaku
Membuat Yuhi semakin ingin cepat-cepat menyelesaikan urusannya "Oke, kalo gue mau bilang makasih sama lo─" Haechan yang tadinya menunduk menatap lantai, sekarang mulai mengangkat kepalanya mendengar apa yang gadisnya ucapkan itu
"Makasih udah berusaha ngertiin gue─" yang sebelumnya tidak mau menatap wajahnya, Haechan kembali fokus pada sudut itu saja "Makasih udah jadi cowok yang baik selama beberapa bulan ini" sekarang tatapan mereka bertemu lagi
"Maaf ngga bisa jadi cewek manis, yang perhatian, yang imut kayak yang lo mau..." kalimat Yuhi yang satu ini berhasil menampakkan sebuah senyuman dibibir Haechan "Karena mungkin sifat itu ngga ada di gue. Jadi─ gue harap lo bisa cepet-cepet nemuin cewek yang kayak gitu, yang lebih perhatian sama lo"
Sampai saat ini Haechan diam dan hanya mendengarkan apa yang Yuhi katakan, tapi setelah ia mencerna semua itu kembali. Ternyata perkataannya sudah menjadi sesuatu yang berhasil sekali memukul telak hatinya "Dan, janji sama gue─" sekarang Yuhi mengangkat jari kelingkingnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018