Putih Abu #Tujuhdelapan

1.7K 85 2
                                    

"Balik kuy, capek gue" alih-alih sudah puas berkeliling, Yuhi langsung mengeluh membuat teman-temannya mengangguk setuju

"Cari Bibi gue dulu—" sahut Chenle

Tak lama, Suci yang begitu terlihat sexy dengan dress selututnya tiba-tiba "Aduh sakit—" terjatuh saat sedang berjalan ke arah mereka, seketika hal itu membuat semua anak laki-laki membuang muka tak mau mendapat dosa

"Suci, lo kenapa sih?" Bara sebagai teman sejatinya, langsung menghampiri Suci dan membantu gadis itu untuk bangkit, tapi apa boleh buat— pergelangan kakinya terkilir, tak mampu berdiri

"Lo gak bisa berdiri?" tanya Bara, menyadari temannya tak kunjung bangun dari tanah

"Gak bisa huhu— sakit banget—"

Ana ingat kalau dia membawa kayu putih, siapa tahu berguna, gadis itu langsung meraih tasnya lalu menyerahkan benda tersebut pada Suci "Nih, olesin, mudah-mudahan baikan" ucap Ana, perhatian

Tapi Suci malah menolaknya "Apaan sih— emang gue sakit perut dikasih minyak kayu putih kayak gitu—" tolakan dengan nada kasar itu tentu membuat semua mata tertuju pada sumber suara, kecuali anak laki-laki yang enggan menoleh sedikitpun

Mereka semua diam, tak mau bertengkar ditempat umum seperti ini, menyadari para laki-laki sibuk mencari sesuatu untuk mereka pandang supaya tidak melihat kondisi Suci membuat Maudy langsung melepas jaketnya "Tutupin paha lo!" ucap gadis itu, seraya menyerahkan jaket tersebut

"Makasih" kali ini Suci menerimanya, kerena dia butuh "Gimaaaanaaaaa dooong?" setelahnya ia kembali mencuri perhatian dengan berusaha terlihat bingung

"Tunggu Bi Esti, abis itu obatin dirumah aja" ucap Angel, sedikit kesal

Tak lama, Bi Esti dan Mang Raka pun datang "EH, ITU NENG SUCI KENAPA?" tanya Bi Esti, begitu terkejut melihat Suci tergeletak ditanah

"Terkilir tadi Bi" jawab Bara

"Ya udah, kita bawa ke rumah aja yuk— kasian dia pasti sakit" meskipun Bi Esti tahu bagaimana sikap Suci, tapi dia tidak mau membeda-bedakan mereka dan tetap dengan insting keibuannya, mencemaskan Suci

Melihat Bara berjuang sendiri untuk membantu Suci bangkit membuat Yuhi sedikit tidak tega dan langsung membantunya. Sejenak Suci melirik Yuhi dengan sinis "[Gapapa— kali ini gue gak boleh jutek, giliran gue yang jadi peran utama sekarang haha]" gumam hati Suci, mencoba untuk terlihat seperti gadis yang berhati lembut

Diparkiran motor, Bi Esti melirik ke arah semua kendaraan yang ada "Gimana kalau Suci naik motornya Haechan, kan gede tuh motornya jadi biar bisa leluasa kakinya" saran yang satu ini membuat semuanya terkejut

Memang motor Haechan terbilang berukuran besar karena merknya saja nmax, tapi, tentu saja dia tidak bisa menyetujui saran tersebut karena alasan yang sudah jelas "Iya Bi— betul, ya ampun sakit" dan itulah akal-akalan Suci yang memang kebetulan sekali hari ini ia berhasil mendapatkan semua yang ia inginkan

"Yahh, boleh chan? Kasian Suci—" Bi Esti seperti lupa akan sesuatu, sekarang ia malah memaksa Haechan untuk menyetujuinya

"Terus Yuhi gimana??" celetuk Angel, alih-alih ingin menepis saran terburuk itu, dan menjauhkan Suci dari semua keinginannya

"Gapapa, gue sama Jisung"

"Dihh?" semua teman-temannya sudah berusaha membantunya, tapi gadis itu malah pasrah seperti sedang menyerahkan sesuatu tanpa berpikir dua kali

***

Dijalan, Suci sibuk tersenyum-senyum penuh rasa bahagia. Meskipun mengizinkan, tapi Yuhi tetap memantau gadis tersebut dari motornya bersama Jisung "Hi— liat tuh si Suci nempel-nempel ke Haechan" goda Jisung

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang