Putih Abu #100Enamsatu

1.5K 72 24
                                    

Ana yang masih shock pun segera membuka kotak hadiah tersebut tanpa peduli kalau sedari tadi perutnya keroncongan. Setelah membuka kotak tersebut, sepasang mata gadis itu langsung tertuju pada laki-laki dihadapannya "No─" betapa tidak percayanya Ana menyadari hadiah tersebut adalah arloji couple yang bisa mereka pakai bersama

 Setelah membuka kotak tersebut, sepasang mata gadis itu langsung tertuju pada laki-laki dihadapannya "No─" betapa tidak percayanya Ana menyadari hadiah tersebut adalah arloji couple yang bisa mereka pakai bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagus ngga?" Jeno hanya tersenyum sambil bertanya begitu "Sini gue pakein" bahkan ia meraih salah satu arloji disana dan memakaikannya pada lengan sebelah kiri gadis dihadapannya "Pas" gerutunya

Ana mendadak ingin menangis saat tahu mereka akan menggunakan benda couple ini dihari kelulusan nanti. Arloji dipergelangan tangannya berukuran lebih kecil daripada satu arloji lainnya yang masih berada didalam kotak "[Masa harus gue pakein juga ke dia?]" hati Ana menggerutu sambil memandangi arloji tersebut

Alih-alih mencoba peka dan memberanikan diri, Ana meraih arloji tersebut beserta tangan kiri Jeno yang kebetulan ada dimeja. Awalnya Jeno terkejut mengetahui Ana telah peka terhadap suasana ini, namun bibirnya tak bisa berhenti tersenyum saat menyaksikan betapa kesusahannya gadis itu memakaikan arloji dipergelangannya

"Bisa ngga?" tanya Jeno, sedikit khawatir

Ana hanya mengangguk mendengar pertanyaan tersebut, sambil terus berusaha memasang dengan benar arloji di pergelangan tangan Jeno "Kalo gitu gue ambil yang di Bogor aja yah, na?" ditengah sibuknya Ana dengan pergelangan tangannya, tiba-tiba Jeno berkata seperti itu membuat Ana berhenti bergerak

"Kayaknya percuma gue kuliah disini, sedangkan lo nya malah tinggal dikarantina" tambah Jeno, memperjelas maksud ucapannya

Seorang Ana hanya bisa bungkam, apa yang di ucapkan Jeno memang ada benarnya juga. Tapi, bukankah setidaknya ia tidak meninggalkan Jakarta agar tetap bisa berdekatan?

"Yang penting kita masih sama-sama di Jakarta─ soalnya menurut gue lebih baik terpisah waktu, daripada jarak... iya kan?" sekarang Ana sudah menyelesaikan kegiatannya, memasang arloji dipergelangan tangan Jeno

"Iya, tapi─" Jeno ingin sekali mengelak ucapan Ana, tapi sepertinya ia tidak bisa karena sebuah alasan

"Ya udah ayo makan dulu, nanti keburu dingin" celetuk Ana, mengubah topik pembicaraan. Nampaknya mereka berdua akan canggung jika terus melanjutkan topik serius ini, maka dari itu Ana menghentikannya

###

Di waktu yang sama namun tempat yang berbeda, Jaemin juga sedang berada dalam keadaan canggung bersama seorang gadis dihadapannya. Sudah hampir 15 menit mereka hanya duduk ditemani dua segelas milkshake mangga dimeja, dan tak ada yang mulai bicara

Bahkan Lili yang terlihat manis dengan pakaian dewasanya juga malah terlihat kehilangan moodnya. Belakangan ini Lili suka mengenakan terusan diatas lututnya dengan riasan yang natural, dan tentu saja itu membuat Jaemin semakin nyaman menatapnya

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang