Putih Abu #Duapuluh

2.4K 118 7
                                    

"Memasuki jam pelajaran kedua"

"Assalamu'alaikum" seorang guru memasuki kelas Bahasa 1, kelihatannya dia hendak mendata sesuatu. Karena sedari tadi guru tidak ada yang memasuki kelas kecuali, guru BK

"Wa'alaikumsalam..." jawab seisi kelas

"Mohon izin yah, Ibu mau mendata siswa-siswi yang ingin pindah jurusan. Sebelum nanti diacak saat kenaikan kelas sebelasnya" ini adalah Bu Retno, dia guru BK yang bertugas membuat absensi untuk semua kelas

Bedanya dengan Bu Wike adalah, Bu Retno ini tidak berkeliling saat upacara, tidak mencatat poin siswa. Tapi, mengacak nama-nama murid dan mengelompokkannya sesuai yang dia inginkan. Serta mengatur tata tertib yang ketat itu

"Maksudnya pindah jurusan, gimana Bu?" seorang murid laki-laki dibelakang mengangkat tangannya dan bertanya

"Maksudnya pindah jurusan disini adalah kalo kalian merasa salah, atau kalian merasa 'ah, gue mau kuliah ekonomi masa masuknya kelas bahasa. gue mau pindah ke ips aja' nah gitu contohnya"

"Ohhh..."

"Gimana, ada yang mau pindah?"

Jeno mengangkat tangannya, setelah itu beberapa gadis juga mengangkat tangannya, dan tak sangka Renjun pun ikut mengacungkan tangan.

"Jeno, kamu mau pindah kemana? Dan kenapa kamu mau pindah?" Bu Retno menghampiri Jeno terlebih dahulu, karena dia yang duduk dimeja paling depan

"Saya mau pindah ke ipa, Bu— karena saya mau ambil jurusan ilmu gizi pas kuliah nanti" semua orang terkejut, apalagi Ana yang tak menyangka kalau cita-cita Jeno ternyata setinggi itu

"Wahhh... pantes yah, yang ganteng mah beda" gurau Bu Retno seraya mencatat nama Jeno dalam data yang ia bawa, seisi kelas tertawa mendapati candaan itu

"Terus, kamu Rendy mau pindah juga?" tanya Bu Retno sambil berjalan ke arah meja laki-laki tersebut

"Iya, Bu— tapi cuma mau pindah aja, gak ada alesannya" jawab Renjun dengan sangat jujur, membuat teman-temannya tertawa lagi

"Ohhh... jangan-jangan kamu mau pindah ke ipa, biar sekelas sama pacar kamu ya?" tuduh Bu Retno

"Pacarnya aja mau pindah ke bahasa, Bu" tiba-tiba Yuhi menyeletuk, membuat Bu Retno menoleh "Loh emang iya? Kok jadi tukeran?" mereka semua mengangguk keras menyadari pertanyaan itu

"Ngga— saya merasa aneh aja, menurut saya laki-laki gak cocok ada dikelas bahasa" mendengar alasan yang Renjun ucapkan, Bu Retno mengangguk "Iya sih betul, kelas bahasa memang kebanyakan peminatnya perempuan— tapi apa salahnya kalo laki-laki jago dalam berbahasa, kan bagus juga. Emang kamu mau kuliah jurusan apa nanti, Ren?"

"Hukum, Bu— fakultas hukum"

"Waduhh... ini kok hebat-hebat banget yah jurusannya, anak ipa aja kalah loh sama kalian" gerutu Bu Retno seraya menulis nama Renjun

"Oke, udah segitu doang? Ana, Lili gak mau pindah juga?" mereka berdua menggeleng keras mendengar pertanyaan itu "Udah nyaman di bahasa, Bu" jawab Ana, membuat Bu Retno menyunggingkan bibirnya "Kirain mau pindah juga, pacarnya kan anak ipa" gerutu Bu Retno seraya berjalan keluar kelas "Ya udah, makasih ya— assalamu'alaikum"

"Wa'alaiukumsalam..."

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sekarang pelajaran tengah memasuki jam ke 4. Sebentar lagi waktu istirahat pertama akan dimulai, tapi pas sekali dengan jam kosong yang melanda— seorang guru matematika memasuki kelas

"Yahhh elah, padahal tinggal berapa menit lagi" keluh Yuhi diiringi anggukan Ana yang duduk didepannya

"Pak— saya izin ke uks, boleh?" mendengar ucapan Renjun, bapak guru itu mengangguk begitu saja menyetujui ucapan laki-laki tersebut

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang