15:00, setelah bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh murid bertopi dan berpakaian olahraga sudah berbaris rapih dilapangan "Ihh, anak paskib latihan?" melihatnya dari lantai dua koridor kelasnya, membuat Ana jadi sedikit tak bersemangat
"Latihan kuy, mumpung nunggu gojek kita selesai eskul" Maudy mengeluarkan gitarnya, tapi yang lainnya tidak membawa alat musik. Apalagi Yuhi yang sudah dipanggil oleh doi barunya
"Gue duluan yaa, maap banget yaaaa" tidak biasanya gadis itu berpamitan dengan sopan, membuat Angel hanya melambaikan tangannya merasa tidak enak
Setelah mereka pergi, Ana menekuk wajahnya "Ya udahlah, kalo Yangyang serius mah gue setujuin aja" gerutunya
"Ngga ah, gue gak percaya sama si Yangyang itu" opini seorang Gea
***
"Makasih ya udah mau pulang bareng" Yuhi dan Yangyang berjalan menuruni tangga sambil bercakap, tapi tak biasanya lagi Yuhi hanya mengangguk, sebelumnya ia bukan gadis yang diam dan membosankan seperti ini
Tapi, moodnya seketika selalu saja down saat bertemu Yangyang entah mengapa
"Hadap kanan gerak!" gadis itu menoleh mendengar suara Haechan sedang mengambil alih untuk merapihkan juniornya. Sepertinya mereka akan mulai apel, jadi harus segera meninggalkan lapangan agar tidak mengganggu, pikir Yuhi
Gadis itu pun sedikit menambah kecepatan langkahnya "Yuhi─ jangan buru-buru, nanti jatuh" tapi Yangyang meraih tangannya, melarangnya untuk berjalan cepat karena takut terjatuh katanya, padahal gadis itu hanya ingin cepat meninggalkan lapangan karena tidak mau berpapasan dengan seseorang
Tapi, lagi-lagi Yangyang tidak peka. Akhirnya Yuhi harus berpapasan dengan mereka "Hi, lo mau balik?" tanya Eric, hanya dibalas anggukan dari Yuhi
Alih-alih bertanya, Eric melirik tangan Yuhi yang sepertinya terus digenggam oleh Yangyang "Oke, hati-hati ya... jangan kemana-mana dulu" kode keras ia sampaikan, karena sedikit khawatir
"Najis udah maen pegang-pegangan aja" ditengah itu Jaemin bergabung dengan Eric, Renjun dan Jeno yang sedang menatapi mereka dengan heran
"Sebenernya Yuhi suka gak si sama itu bocah?" pertanyaan Jeno yang satu ini tidak ada yang bisa menjawabnya, bahkan Yuhi sendiri pun tidak tahu jawabannya
Haechan yang terus fokus mengambil alih sebenarnya menyempatkan diri untuk melirik ke arah mereka, tapi tentu saja ia tidak bisa berkomentar apapun karena sudah tidak berhak lagi. Bahkan untuk jadi teman pun sepertinya sulit
"No, lo pemimpin apel?" Haechan pun mempersibuk dirinya agar tidak terlihat sedang gegana (gelisah, galau, merana 🙊)
"Ngga bukan gue─" entah mengapa Jeno mendadak menolak, padahal ia selalu bilang iya, apalagi cuma untuk jadi pemimpin apel
Renjun akhirnya menampakkan diri setelah Herin memelototinya "Gue, gue pemimpin apel" ucapnya, merasa terintimidasi
"Sanha, lo pembina apel buruan" kata Herin, membuat Sanha mendecak malas, tapi sejujurnya ia suka jadi pembina
Apel pun dimulai dengan tentram seperti biasanya, tapi kali ini ada yang berbeda dengan latihan sebelumnya karena junior mereka tidak disuruh memasuki kelas malah disuruh istirahat ditempat menghadap bendera "Gak ada gerak TAMBAHAN!" mendengar Haechan berteriak, sepertinya akan ada sidak lapangan hari ini
"Wess, seru nih" Ana yang sedari tadi menontoni kegiatan mereka langsung berjalan ke dalam kelas berniat menginformasikan hal tersebut. Tapi, teman-temannya sudah terlanjur gabut dengan earphone dan bahkan alat musik mereka "Guys, buruan liat dilapangan ada sidak seru" ucap Ana
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018