"Gue kira bendera merah putihnya yang biasa dikibarin, ternyata ada gliternya gini— lucu" seru Gina, sang ketua yang sedang membagikan colorguard pada seluruh teman-temannya itu
"Iya ih, lucu" Bara menyetujuinya, gadis itu langsung memainkan colorguard yang ada ditangannya. Menari kesana kemari, mencuri perhatian semua orang yang lewat sana
Ana menekuk wajahnya sambil bergumam kecil "Caper ih" dengan kedua tangan yang sibuk sekali mengikat tali sepatu
"Eh, baris dulu" Gina meneriaki mereka yang masih bersiap-siap didepan kelas. Setelah dipanggil, semuanya berjalan ke arah Gina, dengan colorguard yang indah ditangan mereka masing-masing
"Ini seriusan latihannya bareng anak paskib?" tanya Maudy yang masih belum percaya. Sepanjang sejarah yang ada, marching band dan paskibra sma 5 kusuma jaya memang tidak pernah berkolaborasi sampai seperti ini, tapi— entah keberuntungan macam apa, akhirnya kedua eskul bersatu
Sepuluh anggota marching band berdiri tepat disamping pasukan paskibra putra yang terlihat begitu serius. Ana melirik sekilas ke arah barisan itu, rasanya sinar matahari sudah tidak bisa menyentuhnya lagi saat laki-laki yang benar-benar tinggi itu berdiri disampingnya
"Kita kependekan kali ya" gumam Yuhi, yang juga sadar kalau pasukan disampingnya itu lebih dari cukup untuk dibilang tinggi
"Lemaskan!"
"Siap terimakasih kang!"
"Daritadi kek, Haechan sialan" protes Hyunjin sambil merapihkan seragamnya yang sedikit tidak nyaman.
Suara lantang mereka membuat jantung para gadis disamping hampir copot karena terkejut, Jeno yang berdiri dibelakang Jaemin memberi kode pada Ana untuk mengikat tali sepatunya— tapi Ana malah kebingungan "Tali sepatu, beb" membuat Jeno bersuara, diiringi tatapan tajam Mark didepan barisan
Jaemin tersenyum ragu ke arah Lili yang terlihat masih membenci laki-laki disampingnya itu, "Khem!" deheman keras, Mark keluarkan untuk membuat adik-adiknya kembali fokus
"Perhatian, disini saya mau memberikan tata tertib untuk latihan kali ini" kata Mark, dihadiahi acungan tangan Maudy "Kita gak perlu bilang siap kayak sebelah kan?" semua orang menoleh pada gadis itu, Mark tersenyum kecil lalu menggeleng— hendak mengatakan sesuatu "Ngga lah, beb" tapi Eric malah menyahutinya, dari barisan paling belakang tepatnya disebelah Renjun
Akibat kelancangan Eric, Mark menatap laki-laki itu dengan sinis "Eric, satu seri, sekarang!" suruh Mark, membuat mereka semua mendadak harus menahan tawa "Siap, Kang!" ucapnya, seraya bergerak turun membentuk posisi push up
"Peraturan yang pertama, dilarang bercanda ketika sedang latihan. Dua, kalian gak perlu ikut tata cara paskibra, latihan seperti biasa aja— kayak kalian latihan rutin. Tiga, wajib pemanasan sebelum mulai latihan. Pokoknya tiga hari yang kita punya, harus digunakan dengan sebaik-baiknya, supaya dapat hasil yang memuaskan, paham?"
"Siap, paham Kang!" disaat mereka menjawab dengan lantang, para gadis hanya mengangguk tanpa suara "Oke, Haechan— nanti infokan teknisnya seperti apa, saya tinggal dulu yah, semangat latihannya!" setelah mengatakan kalimat terakhirnya, Mark mendatangi Angel yang terlihat sedang menunggunya dipinggir lapangan
"Hmm... Angel enak banget yah, punya pacar ganteng kayak Kak Mark" gumam Lili sambil menatap ke pinggir lapangan, bersamaan dengan Angel yang melambaikan tangannya
"Jaemin kurang apa sih, Lil— udah ganteng segitu tuh" sahut Maudy, tak sengaja mendengar gumaman seorang Lili "Kenapa tiba-tiba lo muji Jaemin, biasanya gak pernah?" Lili menautkan kedua alisnya, berniat menggoda Maudy yang sepertinya sangat kesepian ditengah status jomblonya sekarang ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018