Ana masih menekuk wajahnya sambil melahap satu demi satu butir cilor didalam plastiknya. Melihat gadis itu mengunyah tanpa kata, mambuat Angel yang tak mengerti langsung berargumen "Ana— bengong mulu, cilornya masuk idung baru rasa lo!"
Teman-temannya yang lain tersenyum mendengar ucapan Angel yang satu itu "Galau ya?" tuduh Maudy, yang juga baru sampai dikelas mereka. Tanpa sadar Ana yang tengah memikirkan berbagai macam ucapan Jeno semalam itu mengangguk "Ish, galau kenapa sih? Lo apain dia hi, jadi galau gini?" kata Maudy lagi, langsung menunjuk orang yang benar
"Hah— gak tau" Yuhi menjawabnya dengan singkat, tak mau memperpanjang masalah
"Ahhhh!" Ana menggeletakkan kepalanya ke meja dengan tiba-tiba, sambil bersentak seperti itu, membuat teman-temannya bingung. Sedetik setelah itu, ia bangkit kembali "Gue jadi pengen punya pacar deh—" keluhnya setelah berpikir berkali-kali kali
"Pffftt!"
"Hahahhaaa... apaan sih, kok tiba-tiba gitu??" Gea yang tengah merangkum sesuatu dibuku bindernya sampai menyahuti ucapan Ana yang satu itu saking herannya
"Gak tau! Ini semua gara-gara hasutan lo berdua! Buciners sebel!" kembali menaruh kepalanya dimeja, Ana mengatakan kalimat yang janggal, gadis itu masih dikuasi emosi dalam tubuhnya
"Lo berdua?" Angel bingung, dia tidak mengerti siapakah yang Ana maksud dalam perkataannya itu
Lili dan Yuhi hampir tersedak karena terkejut menerima sentakan kasar seperti itu, mereka berdua beranjak tak mau membuat Ana semakin berapi-api "Kita ke toilet dulu" bahkan mereka melarikan diri dari tanggungjawab, karena pasti Ana akan mengamuk hebat setelah itu
"Ohhhh iya gue paham, Ana— jadi maksud lo mereka berdua tuh, Lili sama Yuhi kan?" cukup mahir membaca keadaan, Maudy mengatakan pemikirannya
"IYA, LO BER—" hampir saja berteriak, Ana mengangkat kepalanya, menemukan bangku Lili dan Yuhi yang tengah kosong membuatnya tak jadi mengamuk "Hmm— dasar emang, pinter banget ngehasut orang!" sentak gadis itu
"Emang mereka ngapain sih? Biasanya juga lo b aja liatin kelakuan mereka yang bucin sedunia" sahut Gea, penasaran
"TAU AH—" bosan dengan topik menyebalkan itu, Ana beranjak dari kursinya lalu pergi keluar kelas
"Dih— gaje!" umpat Gea, merasa kecewa
Sadar akan keberadaan mereka, Maudy bercicit "Lo mau kemana, na— masa kita ditinggal dikelas orang kayak gini?"
"Perpus" jawab Ana, benar-benar meninggalkan tiga teman yang memang bukan berasal dari kelasnya itu
"Aneh— hari ini mereka aneh kayak Kak Mark aja" celetuk Angel
Masih sibuk dengan bindernya "Kenapa lagi?" Gea yang hanya mendengarnya saja merasa lelah terhadap topik dari teman-temannya
"Ya gitu— tiba-tiba ngilang, sepanjang hari minggu ngilang— bahkan dia gak jemput gue pas ke gereja, di gereja juga gue gak liat tuh orang. Tadi gue tanyain, dia malah bilang 'Gapapa, aku sibuk' gitu katanya"
"Hmm hmm, ini saatnya kita putar lagu pudar punya Rossa" Gea benar-benar mencari lagu yang baru saja ia rekomendasikan itu, berniat memutarnya untuk memperbaiki mood temannya
"Setan dalam hati ikut bicara, bagaimana kalau ku selingkuh saja eak—"
"Hahahhaaa... goblok ih, lagu sadis ini" meskipun dikelas orang lain, tapi lagu yang mereka putar bisa diterima dengan baik oleh seluruh penghuni kelas
###
Sedangkan Yuhi dan Lili masih sibuk bercermin ditoilet, suasana didalam sana sepi sekali— membuat keduanya bosan, apalagi tidak ada yang melintas juga didepan toilet
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018