Putih Abu #Tigasembilan

1.9K 101 26
                                    

"Nih—" Haechan memberikan helm berwarna biru pada Yuhi, ditengah itu Yuhi selalu saja melirik ke arah gang rumahnya, dia punya firasat buruk kalau Mama nya mungkin akan memergoki mereka disana

"Woy! Ngapain?" sentakan dari Haechan yang satu ini membuat Yuhi menoleh padanya "Pokoknya ada yang aneh sama Mama gue pagi ini—" ucap gadis itu, masih pada sifat jujurnya

"Aneh gimana? Eh tapi— lo nelpon gue gak sih kemaren?" laki-laki itu mengingat sesuatu yang berasal dari kata aneh, dan menemukannya

Yuhi menaiki motor sambil bergumam "Aneh aja pokoknya ah— nelpon apaan, orang gue tidur pules dari maghrib, bangun-bangun udah subuh aja, haaha"

"Kebo emang!"

"Apaan— ngga lah, normal"

"Pala lo normal, itu udah lebih dari sembilan jam, berarti seharian ini lo gak bakal mood tidur lagi, karena sehari jatahnya kan sembilan jam, nah itu yang bikin insom tau, sayangku"

"Sok tau lo, mentang-mentang anak ipa" mendengar celetukan ini Haechan menekuk wajahnya lalu menutup kaca helm nya dengan kasar

"Siap-siap— gue mau ngegas nih"

Yuhi memegang dua kaki tas ransel laki-laki didepannya itu "Siap!" serunya, dihadiahi lirikan kecewa Haechan

Laki-laki itu menarik tangan Yuhi membuat gadis itu bersandar dipunggungnya dengan refleks "Nah gini napah" tapi perlukuannya ini malah mendapat respon negatif dari gadis dibelakangnya "Ih! Modus lo!" sentak Yuhi sambil menoyor kepala Haechan

###

Disekolah, Maudy datang sedikit terlambat— bahkan gadis itu disuruh untuk membersihkan toilet terlebih dahulu. Sialnya lagi, dirinya memergoki Bara dan Renjun yang sedang bercakap didepan loket pembayaran spp

Renjun yang tadinya bersandar didinding, langsung berdiri tegap mendapati gadis itu sedang melirik ke arahnya. Menyadari gerak-gerik laki-laki dihadapannya Bara menoleh pada Maudy, lalu tersenyum sinis "Ren— pokoknya nanti sore jangan lupa!" dan berkata seperti itu, tak lupa meninggikan suaranya

Maudy hanya melwati mereka, mencoba tak acuh.

"Apaan sih lo— jangan cari-cari kesempatan deh—" saat Maudy sudah berlalu, Renjun mengeluarkan unek-unek yang ia sembunyikan dari tadi

"Dih— gue kan udah bantuin loh, ya lo juga harus mau lah jalan sama gue nanti sore"

Mendengar ucapan Bara yang satu itu membuat Renjun mulai mencurigai gadis tersebut "Jangan-jangan lo ngomong macem-macem sama Maudy" tuduh Renjun, sesuai dengan kebenaran

Bara terlihat sedang menyiapkan alasan, gadis itu malah ingin menyembunyikan kebenaran "Gak lah— gue ngomong sesuai apa yang lo suruh, gini kan 'Maudy, gue minta maaf, hari ini Renjun nembak gue dan kita jadian, semoga lo mau maafin gue dan nerima semuanya' udah gitu doang, mungkin Maudy nya yang gak mau maafin gue" sefruit alasan, yang menurut Renjun tidak logis

Secara, dia tahu betul kalau Maudy adalah gadis yang selalu mau menerima maaf dari orang lain. Tapi, lain halnya dengan yang Bara ucapkan "Ya udah, gue kan udah ngasih bil sama lo— jadi udah inpas lah, kita udah gak ada urusan apa-apa lagi" setelah mengucapkan kalimat seperti itu Renjun berjalan meninggalkan Bara

Tapi, Bara tak mau mengalah "Heehh enak aja— soal duit gue bisa balikin dua kali lipat sama lo, tapi soal status gimana? Gue bisa aja bilang sama Maudy kalo ini semua suruhan lo!"

Renjun bungkam.

Alasan laki-laki itu membayar Bara untuk mengatakan pada Maudy soal hubungan mereka adalah, karena Renjun tidak mau kalah dengan Maudy yang sudah dekat dengan laki-laki lain. Tapi sepertinya Renjun salah orang untuk diajak bekerja sama

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang