Putih Abu #100Limapuluh

1.6K 80 12
                                    

Mereka pun memasuki rumah Bu Nike setelah dipersilahkan "Ayo sini, kita belajarnya ngga pake meja atau bangku─ jadi dibawah sini" kata wanita yang punya senyum manis itu sambil menuntun muridnya ke ruang televisi

Sampai disana, akhirnya mereka berpapasan dengan para gadis-gadis yang sebelumnya punya  sedikit problem akan kehadiran mereka "KATANYA MAU BALAP SEPEDA?" sambar Ana, membuat mereka langsung tersenyum-senyum menyembunyikan rasa malu

"Haechan tuh─ gua sama Jeno mah kagak" elak Jaemin, langsung dihadiahi toyoran manis dikepalanya dari Haechan

"Ehh, baru sampe udah berantem, ayo pada duduk dulu... udah saling kenal semua?" tanya Bu Nike sambil terduduk disebelah papan tulis dan spidol ditangannya

"Belum" jawab Yuhi

Seketika mereka semua tertawa, dan Haechan segera mengulurkan tangannya seolah-olah mau berkenalan seperti pertama kali bertemu "Haechan" ucapnya, dengan erat menggenggam tangan Yuhi

"Eeeh, liat Bu liat─ ada yang modus" lapor Ana

Bu Nike hanya menggeleng heran, mengapa harus dirinya yang ada disini, kurang lebih begitulah pikirannya "Ah, kalian mah, jangan bercanda dulu, Ibu tanyanya serius ini" ucapnya

"Udah Bu, kita satu sekolah" kata Lili, merasa sedikit kasihan dengan Bu Nike yang sepertinya harus punya kesabaran ekstra jika harus mengajar mereka

"Satu hati juga" sambar Jaemin

"Haduhh-haduhh, Ibu harus gimanain kalian yah biar fokus? Kalo kayak gini belajarnya gak bakal serius dong?" ucapan Bu Nike ini seketika membuat mereka diam, melihat muridnya langsung hening hanya karena ucapannya itu Bu Nike jadi mulai paham

"Ohhh, ternyata kalian serius yah kalo soal pelajaran?" itulah yang ia tangkap

"Iya, tenang aja Bu─ kita becandanya kalo Ibu ngizinin, kalo ngga boleh kita diem" kata Haechan

"Wahhh bagus-bagus, ya udah sekarang Ibu mau tanya peminatan kalian masing-masing dulu yah─ supaya tahu, Lili harus dikasih materi apa, Yuhi apa, terus Ana apa, ehh ngomong-ngomong kalian belum kenalan sama Ibu?"

"Ohhh iya─ saya Haechan Bu, jodohnya Yuhi" mendengar ucapan tersebut, dengan refleks Yuhi mencubit paha Haechan yang sangat dekat dengan jangkauannya "Aw sakiit" ringis laki-laki itu segera menjauhkan pahanya dari Yuhi

"Oke, Haechan Yuhi, terus ini?"

"Saya Jaemin" kata Jaemin, tak aneh-aneh karena sudah ditatap oleh Lili yang begitu mentransferkan aura negatif

"Jaemin pacarnya Lili" sahut Ana, seketika Lili pun merasa sia-sia saja sudah menyuruh Jaemin untuk diam kalau temannya itu akan menyeletuk

"Oke Lili Jaemin, berarti yang terakhir?" tanya Bu Nike seraya menunjuk ke arah Jeno

"Saya Jeno, ngga kenapa-napa sama Ana cuma tetangga, Bu" kata Jeno

"Hahahahahhaha" tapi yang lainnya tertawa, karena perkenalan Jeno itu terdengar seperti sangat tidak mau dituduh

Bu Nike saja sampai tidak bisa menyembunyikan senyumannya "Ya cuma tetangga juga berarti sering ketemu, ngga mungkin sering ketemu ngga kenapa-napa" ledek guru les mereka itu, membuat Jeno tak bisa berkata-kata "Oke, sekarang duduknya pindah!"

"Pindah?"

"Iya, Haechan pindah ke belakang sebelah Ana─ Jaemin disamping Yuhi sini, terus Lili ke kanannya Jeno, jangan ada yang pindah yah, Ibu ngga ngizinin" perintah Bu Nike, ternyata benar-benar mengacak dengan sangat adil

"Yahhh" keluh Haechan, dengan tidak ikhlas pindah ke bagian belakang dan duduk disebelah Ana "Bu, kenapa ngga cewe-cewe didepan terus cowo dibelakang semua?" saran Haechan

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang