"Lili—" panggil laki-laki itu mendengar suara pintu uks terbuka "Gue Hina, Jaem—" ucap gadis yang baru saja memasuki ruangan kecil dengan dua kasur dihiasi selimut putih dan suasana yang tenang itu
"Oh, Hina, jangan bilang Bunda yah, nanti dia khawatir. Gue gapapa kok" mendengar perkataan Jaemin yang satu itu membuat Hina tak tega jika terus berada disana "Mau gue bujukin Lili nya sekali lagi gak, Jaem?"
Jaemin membuka kedua matanya, terkejut mendengar tawaran saudari nya yang datang tak terduga itu "Hah? Lili? Lo tau siapa Lili?" sepatah katapun Jaemin tidak pernah memberitahukan soal mantan kekasihnya itu pada Hina, tapi kenapa gadis itu tiba-tiba bicara begitu?
"Iya, tau— kenapa lo gak bilang ke gue kalo lo udah punya pacar? Kan kalo sebelumnya lo bilang, mungkin gue gak bakal maksa setiap hari buat pulang bareng sama lo"
Jaemin merasa tubuhnya sangat lemas, kepalanya berat sekali, nafasnya tak teratur "Iya yah, harusnya gue bilang— cewek yang semaleman bikin gue gak bisa tidur itu Lili, tapi udah percuma lah, Lili gak mau sama gue lagi" ucapnya dengan separuh tenaga yang tersisa
"Jaem, biar gue coba sekali lagi" kata Hina, sebelum berlalu pergi keluar dari ruang kesehatan sekolah itu
###
"Ah— kenapa gak ada guru sihhh" keluh Ana sambil menggeletakkan kepalanya dimeja, ditengah itu Lili beranjak dari kursinya sambil membawa kotak makannya, lalu berjalan keluar kelas "Heh, itu Lili mau kemana heh?" Yuhi teman sebangkunya sangat panik
"Ikutin ah— gabut gue" Ana beranjak juga, diiringi Yuhi yang memang kekurangan pekerjaan
"Lil, lo mau kemana?" tanya Ana disela-sela langkah kaki Lili "Ke uks" jawab Lili, singkat
Ana menautkan kedua alisnya menyampaikan sebuah kode pada Yuhi yang berada disampingnya "Tuh kan— masih sayang mah, ngaku aja" bisik-bisik mereka berdua "Mendingan kita ke kantin, hi"
"Good!"
Mereka berdua memutar balik langkah kaki mereka, membiarkan Lili menghadapi tanggungjawabnya seorang diri.
**
Disisi lain Hina memasang raut wajah senang mendapati kenampakan seorang Lili dihadapannya "Hina— kantin yuk" Bara yang tak tahu apapun tiba-tiba berkata seperti itu pada Hina. Gadis tersebut menarik lengan Bara untuk menuju ke arah yang lebih penting "Gue punya urusan bentar, Bar"
Dan mereka berdua pun berpapasan dengan Lili didepan koridor perpustakaan "Lili— lo Lili kan?" ini adalah kali pertama Hina bicara langsung pada gadis dihadapannya itu, suasana canggung pun akhirnya terjadi
Lili belum mau berkata apapun, dia hanya terdiam bingung sambil menyaring keadaan "Gue Hina, udah tau kan pasti?" basa-basi Hina, diiringi anggukan pelan Lili yang tidak punya mood apapun saat ini
"Buruan ngomong aja, Hin— lo kayak penjahat aja sih ngomongnya ragu-ragu banget" Bara memecah suasana, membuat Hina semakin tidak enak untuk memulai pembicaraan "Lo duluan deh Bar, gue mau ngomong berdua aja sama Lili"
"Gak— gue disini aja, buruan yah" kukuh gadis dengan kuncir kudanya itu
Lili yang merasa telah membuang-buang waktu berada disana, menatap ke arah uks dengan khawatir. Menyadari tatapan khawatir itu, Hina segera meraih tangan kanan gadis dihadapannya membuat pemiliknya terkejut "Gue cuma mau minta maaf, selama ini gue gak tau kalo Jaemin udah punya pacar— maaf kalo gue selalu ganggu kalian berdua" tidak hanya Lili, Bara pun ikut terkejut mendengar permintaan maaf tersebut
"Jaemin gak salah apa-apa, dia cuma nurut sama Bunda nya— dan gue emang selalu maksa dia buat berangkat dan pulang sama gue, itu karena gue kira Jaemin sendirian, dan ternyata dia punya lo—

KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Ficção Adolescente"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018