"Allahuakbar!" mendengar suara adzan maghrib berkumandang, seorang Ana yang tengah bersantai diranjangnya sambil meminkan handphone langsung melompat keluar dari sana saat ingat kunci rumah tetangga ada ditangannya
Tanpa basa-basi lagi Ana langsung meraih kunci rumah yang Mama Jeno titipkan padanya, lalu tak lupa membuka kunci pintu serta gembok pagarnya sekalian
"Gawat ini, jangan-jangan si Jeno udah jadi gembel" melihat suasana diluar sangat sunyi dan dingin membuat Ana berpikiran seperti itu
Padahal di jam-jam maghrib seperti ini harusnya ia tahu orang-orang sedang melaksanakan ibadah. Mentang-mentang sedang tidak boleh melaksanakannya, Ana jadi berlebihan seperti sekarang
Gadis itu pun memutuskan untuk kembali memasuki rumah, menunggu kedatangan orang yang membutuhkannya dikursi teras "Apa gue chat aja ya?" tanya Ana pada dirinya sendiri, seolah-olah tidak mau melakukan hal tersebut lebih dulu
"Ana─" baru akan meraih handphone, tiba-tiba suara Jeno terdengar dari depan pagar "Mana kunci?" tambahnya lagi
Ana langsung bangkit dari kursi yang didudukinya "Ini hehe, lo baru nyampe?" dengan basa-basi klasiknya Ana menghampiri Jeno seraya menyerahkan kunci rumah milik laki-laki itu
"Hehe-hehe, tidur mulu lo" ledek Jeno, sedikit kesal sambil beralih membuka pagar rumahnya
"Ihh─ sorry, gue tadi tuh maskeran, ngga tidur"
Jeno hanya mengangguk-anggukan kepalanya, seolah percaya tidak percaya pada ucapan gadis disamping rumahnya itu. Membuat Ana langsung menekuk wajahnya merasa sangat diremehkan
"Lo udah makan belom? Kalo mau ada tuh kangkung sama tempe" mendengar ucapan Ana yang satu ini, Jeno langsung menoleh semangat
"Boleh juga" ucapnya
Ana pun langsung melebarkan pagar rumahnya "Masuk sini─ duduk aja situ, nanti gue bawain" kata gadis itu, sangat tidak ingin ada laki-laki yang memasuki rumahnya disaat keadaan sedang berdua saja seperti ini
Tapi Jeno malah membuka pagar rumahnya yang sudah tidak terkunci "Anterin aja ke dalem, gue mau mandi dulu" dengan mudahnya ia berkata begitu lalu pergi memasuki rumah tanpa mendengar respon dari Ana terlebih dahulu "Ngga dikunci nih" tambah Jeno lagi, sebelum benar-benar menghilang dari pandangan Ana
Akhirnya Ana mendapatkan satu lagi pekerjaan yang membuat jantungnya sama sekali tidak bisa beristirahat "Ah elah─ nanti dikira maling, masuk rumah orang sembarangan" gerutunya
###
Jeno sudah menyelesaikan kegiatan mandinya sekarang, laki-laki itu memeriksa meja makan dan hasilnya mengecewakan karena tidak ada apapun diatas sana
"Lah, katanya mau ngasih kangkung sama tempe" gerutu Jeno, sambil berjalan ke arah teras rumahnya yang ternyata begitu sunyi sekali, sepi tidak ada satu pun manusia
Karena perutnya sudah keroncongan, dan kebetulan sebelumnya Ana menawarkan makanan yang harusnya sudah ia antarkan ke rumahnya. Jeno pun memutuskan untuk berjalan ke rumah Ana, dan tidak mau membeli makanan diluar
Meskipun tadi sempat dikunci dengan gembok, rupanya sekarang pagar rumah Ana begitu mudah untuk dibuka "Gak dikunci?" sampai-sampai Jeno saja terkejut mengapa seorang Ana membiarkan pagar rumahnya tidak dikunci
Tok tok tok
"Ana─" panggil Jeno
"Masuk aja, gue lagi ngambilin jemuran" terdengar suara Ana dari dalam, namun sepertinya gadis itu sedang sibuk hingga tidak bisa membukakan pintu
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Fiksi Remaja"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018