Bara menatap seisi kantin yang dipenuhi dengan makhluk-makhluk kasat mata paling ia benci "Beli air aja" ucap gadis itu pada temannya, seraya menatap Maudy yang masih menjadi musuh utamanya
"Gue mau beliin ini ah" ucap teman Bara yang tak diketahui namanya itu, sambil meraih sebotol air mineral dari dalam kulkas "Beliin buat?" percakapan mereka masih terdengar, sampai gadis itu membisikkan sesuatu yang akhirnya tak terdengar oleh siapapun kecuali Bara
"Wow— jangan woy, ada ceweknya" beginilah respon gadis itu setelah mendengar sebuah bisikan dari temannya "Gapapa, pura-pura gak tau aja" ucap teman Bara, yang kelihatannya kukuh
Maudy menepuk pundak Ana memberikan kode untuk segera pergi dari kantin "Kayaknya dia punya pasukan baru" bisik gadis itu pada Yuhi yang posisinya paling dekat dengannya
Teman baru Bara itu berjalan mendekati meja gerombolan anak paskibra "Haechan— nih buat lo" dan lihat betapa terkejutnya warga kantin menyaksikan pertunjukan gadis bersurai pendek itu
"What?" Yuhi berseru pelan, kenapa harus Haechan? Mungkin begitulah yang ada dipikirannya. Bara tersenyum kecil melihat raut wajah tiga gadis yang dulu akrab dengannya itu "Udah yuk, diminum ya chan—" sambil merangkul temannya, Bara berlalu dengan sebuah kalimat bernada tinggi
"Cieeee... akhirnya lo dapet minum, chan" ledek Jeno seraya memukul bagian depan topi yang Haechan kenakan. Dengan segera laki-laki itu menoleh ke arah Yuhi berdiri, tapi ternyata mereka sudah tidak disana
**
"Pelakor bertebaran" sentak Yuhi kesal, gadis itu berjalan cepat ke arah pagar untuk segera pulang
"Yuhi, sabar dulu napah— gue baru pesen grab nya nih" Maudy berusaha keras menyamai langkah teman-temannya yang benar-benar secepat kilat itu
Ditengah suasana yang sangat menyebalkan, Angel dan Mark terlihat sedang bersiap-siap untuk pulang bersama "Eh-eh, Angel balik bareng Kak Mark?"
Sadar akan satu temannya yang tidak terlihat hingga pulang sekolah, akhirnya mereka menemukan kenampakan Angel tengah memakai helm didepan basement
"Mereka balikan?" tanya Maudy, dengan kedua mata yang tetap fokus pada layar handphone
Yuhi dan Ana tak menajawab, mereka hanya sibuk memperhatikan Angel yang benar-benar duduk dibelakang Mark. Dan saat melewati mereka, Mark menekan klakson motornya, diiringi senyuman penuh makna dari dua orang yang terlihat begitu bahagia itu
"Ciee... astaga, gue gak ngerti lagi ama mereka" Ana tersipu menatap sepasang kekasih yang sangat membingungkan itu, bahkan dia tidak mengerti apa status mereka saat ini "Mereka tuh, labil banget" tambah Ana, sepertinya bisa merasakan bagaimana rasanya berada diposisi Angel
"Gue juga gak ngerti sama lo, na— Jeno tuh beneran cuma tetangga?" nah, pertanyaan Yuhi yang satu ini berhasil sekali membuat seorang Ana terpojokkan
"Tuh grab nya udah dateng" gadis itu mengubah topik dengan mudahnya "Lili tinggalin?"
"Kayaknya Jaemin nganterin dia deh, soalnya gak keliatan batang idungnya tuh"
"Ya udah tinggalin"
###
Tidak, Lili belum berada dirumah saat ini. Dia masih berada di basement tempat parkir motor berada, dan gadis itu sibuk menunggu Jaemin yang sedang membujuk Hina untuk pulang menggunakan angkutan umum, sedangkan Hina tetap tidak mau, dengan alasan takut nyasar
Lili yang sedari tadi memangku tangannya, berjalan mendekati Jaemin "Lo anterin dia aja, gue pulang naik grab" gadis itu mengalah, padahal suasana hatinya sedang tidak baik
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Novela Juvenil"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018