"Sebelum pulang, Bi Esti mau ajak kalian beli oleh-oleh ke Pelipur" sambil menemani anak perempuan mengemasi ransel mereka, Bi Esti berucap membuat semuanya menoleh
"Wahhh, oke Bi— jadi nanti kita berangkatnya sama Bibi?"
"Iya, kita pisahnya abis beli oleh-oleh"
"Asik deh"
###
Sekarang jam dinding menunjuk angka 2 lewat 15 menit, mereka semua sudah siap dengan ransel dan juga pakaian yang rapih untuk segera touring kembali ke Jakarta
Para pengemudi juga sudah cukup tidur dan istirahat, jadi semuanya sudah benar-benar teratur "Suci, kakinya udah gapapa?" tanya Bi Esti melihat Suci sangat bugar bahkan kembali memakai hotpants sepaha padahal cuaca masih terasa dingin
"Gapapa" jawabnya singkat
Mereka semua sudah terlanjur tidak suka pada gadis itu, jadi tidak peduli mau bagaimanapun keadaannya kakinya sekarang, mereka malah khawatir pada Bi Esti yang pertanyaannya tadi sempat dijawab ketus "Bi Esti" Yuhi meraih tangan Bi Esti sambil tersenyum "Aku tahu siapa Sasti—" gadis itu tiba-tiba mengingatkan wanita dihadapannya pada peretemuan pertama mereka
"Sasti sama aku sama-sama suka rambut pendek, jadi Bi Esti sempet keingetan sama dia gara-gara aku— maaf yah" gadis itu tak disangka-sangka akan berkata seperti itu, membuat Bi Esti meraih pucuk kepalanya
Lalu mengusapnya dengan lembut "Gapapa, Bibi malah senang bisa lihat Yuhi— karena Sasti juga sudah sebesar kamu kalau ada" entah mengapa suasana jadi melow disini, Bi Esti memeluk Yuhi dengan hangat "Jaga diri yah, Bibi pasti bakal kangen banget sama kalian"
Semuanya tersenyum melihat suasana bahagia dan mengharukan ini "Iya, makasih udah ngerawat kita selama tiga hari ini Bi— semoga kita bisa ketemu lagi" Bi Esti melepaskan pelukannya dengan berat hati seraya menggenggam tangan Yuhi
Melihat pemandangan itu "Udahlah Yuhi tinggalin aja disini" Haechan langsung menyeletuk, membuat suansa menjadi pecah kembali
"Ahahahha, jahat banget sih chan!" ucap Maudy, merasa setuju pada ucapan laki-laki itu
Yang lainnya pun sejenak juga berpikir seperti itu, melihat Bi Esti sangat menyayangi mereka seperti pada anak kandungnya sendiri membuat mereka ingin membalas budi dengan meninggalkan Yuhi sebagai pengganti anaknya yang sudah tiada "Bener tapi, tinggalin ajalah" sahut Suci
Sejenak semuanya hening, karena gadis itu berkata disaat yant tidak tepat "Yuk ah, keburu makin sore— nanti kalian sampenya tengah malem" kalimat Bi Esti ini membuat mereka jadi sedikit ketakutan, karena bagaimana jika memang benar mereka akan sampai ke Jakarta pada malam hari?
"Tenang Bi, ada banyak pejantan disini— gak usah khawatir, mereka aman" ucap Eric, dengan entengnya
"Pejantan? Emang lo ayam!" ledek Angel, merasa kalau perkataan Eric sedikit menggunakan kata-kata yang sulit dipahami
"Gapapa jadi ayam juga, yang penting pasangannya kamu Sayang"
Mendengar ucapan Eric yang satu itu semuanya menggeleng-gelengkan kepala merasa sangat heran "Shhh ah, kalian teh masih kecil gak boleh sayang-sayangan dulu" Bi Esti yang merasa gemas, langsung menaiki motor dan kedua pipinya terlihat merona
"Udah ayo!" menyadari ekspresi tersebut Ana langsung menutup mulutnya merasa sangat terkejut. Jeno yang sedari tadi memandanginya, sampai ikut tersenyum juga "Ana— ayo!" ucap Jeno, langsung dihadiahi anggukan Ana
***
Tak jauh dari villa sekitar 20 menit, mereka sampai ditempat oleh-oleh terbesar yang Bi Esti katakan sebelumnya "Wahh— lengkap banget" celetuk Gea, seperti baru pertama kali mengunjungi tempat itu, padahal dulu dia juga pernah datang ke sana
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018