Putih Abu #100Sembilan

1.5K 89 7
                                    

Haechan berjalan keluar dari perpustakaan setelah mencari beberapa buku paket yang dibutuhkannya, didepan koridornya tak sengaja ia berpapasan dengan Yuhi yang sepertinya sedang terburu-buru untuk menemui seseorang. Membuatnya refleks menyembunyikan diri agar tak mengganggu gadis itu "Yangyang!" panggilnya

Laki-laki itu menoleh ke arah toilet, dan ternyata benar mereka memang terlihat sedang saling tersenyum "Eh, Ariesta─ udah lama nyari gue?" kata Yangyang seraya menghampiri Yuhi

Haechan dibalik pintu perpustakan hanya mendecih, merasa jiji "Geer banget pen dicariin, mana manggilnya apa tadi? Ariesta? Wkwkwkwkwk" gumamnya, selalu saja memberi komentar

"Ngga kok, ini gue mau balikin tempat makan lo yang kemaren" Yuhi memberikan Yangyang sebuah kotak makan berukuran sedang, membuat laki-laki tersebut kesenangan karena isinya yang tak kosong "Gue buatin sandwitch telor, semoga lo suka" kata Yuhi

"Wahhh... thankyou, gue suka banget sandwitch─ btw kue kacangnya gimana? Enak ngga?"

"Enak kok, enak banget!" menguping jawaban tak terduga dari Yuhi ini, membuat Haechan terkejut "Lahh sejak kapan bocah suka kacang???" seingatnya, Yuhi memang tidak suka dengan makanan yang satu itu, tapi sekarang?

"Syukur deh kalo lo suka, ya udah gue ada jam nih... makasih sandwitchnya ris" sambil tersenyum Yangyang berlalu menyisakan senyuman yang sama dari gadis itu

Memastikan Yangyang sudah pergi, Haechan pun keluar dari tempat persembunyiannya membuat Yuhi terkejut bukan main "Hai... mantan?" sapaan terberat yang pernah Yuhi dengar selama satu pekan ini "Heh, sejak kapan lo suka kacang?" tiba-tiba saja ia mengungkit topik pembicaraan sebelumnya

Membuat Yuhi heran, karena sejak kapan dia mengetahui semua percakapannya tadi "Lo nguping?" jadi, itulah pertanyaan yang langsung muncul dipikirannya

Haechan bisa menerimanya, kalau cuma tuduhan berupa fakta ia mengangguk saja "Kuping gue dua, perpus terlalu sunyi buat gak ngedenger obrolan dari luar, ya kan??" sambil meledek Yuhi dengan buku-buku paketnya, ia berulah lagi membuat emosi seseorang muncul

"Terserah lo" gadis itu pun mengalah, Yuhi memutar badannya dan berniat segera enyah dari hadapan mantan pacar penuh ocehan seperti Haechan itu

"Jawab gue dulu napah... lo kok jadi jutek gitu sih teman, katanya mau biasa aja─ kalo ngehindar terus gimana mau biasa coba?"

Yuhi menghentikan langkah kakinya, ternyata itu maksud Haechan selalu mencoba bicara padanya "Jawab yang mana sih? Kacang? Ya, terserah gue lah mau suka kacang atau ngga, kan bukan urusan lo lagi" dengan rinci ia menjawabi yang katanya pertanyaan dari Haechan sebelumnya

Membuat laki-laki itu bungkam, apalagi saat Yuhi kembali berbalik untuk menatapnya "Kalo mau jadi temen gue, jangan sok tau tentang gue... gak suka gue" tambahnya lagi, sebelum benar-benar pergi dari koridor perpustakan

Meninggalkan Haechan yang berhasil terpukul untuk kedua kalinya.

###

"Ge, maaf ya─ gue cuma kaget aja karena kepala gue tiba-tiba diperban, jadinya gue selalu deket-deket sama Chenle... pliss balik ke rumah ya, kalo ngga nanti gue yang bakal dimarahin sama ortu lo, ortu Chenle" pagi-pagi begini kenampakan Bara sudah terlihat nyentrik didalam kelas 11 Bahasa 2

"Gue janji gak bakal deket-deket sama Chenle lagi" daritadi ia memohon agar Gea segera pulang ke rumah, sambil memegangi tangannya

Tapi, gadis itu malah menggeleng "Gue lagi betah dirumah Angel... jadi jangan paksa gue pulang, pliss" kata Gea, dengan perkataan yang sejujurnya

"Ihhh, pokoknya harus pulang! Gue takut sama keluarga lo semua─ kemaren sampe datengin rumah gue segala huhu"

Tak disangka-sangka ternyata Bara bisa seperti ini juga dibawah kaki keluarga Gea dan Chenle "Hahahaha─ ini tuh kayak tuan putri yang lagi dipaksa kembali ke istana tau ngga" celetuk Ana yang sedari tadi menyimak dari bangkunya

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang