"Gapapa, Mba— saya suka yang sempit-sempit" celetuk Jaemin, langsung disoraki oleh teman-temannya yang merasa geli dengan candaannya itu
Staf operator tersebut hanya tersenyum, sepertinya dia berhasil tersipu malu akibat rayuan kuno laki-laki itu.
"Sabar, Lil— punya cowok jago ngalus mah emang capek" sahut Yuhi, dihadiahi gerak-gerik salah tingkah dari Jaemin yang sadar akan kekhilafannya
Setelah menapaki beberapa anak tangga— mereka sampai dilantai dua, dipimpin oleh staf tersebut akhirnya ruangan yang dituju telah terlihat didepan mata "Silahkan, sebelah sini" ucap staf operator itu seraya membukakan pintu ruangan
"Akhirnya sampe juga mereka" gerutu Ana, dari kursinya
Mereka pun memasuki ruangan beriiringan "Terimakasih, Mba" tak lupa mengucapkan kalimat terimakasih pada staf operator yang sudah mengantarkan mereka tadi
"Duduk-duduk, lo semua ngaret banget sumpah—" Gea, sedikit kesal menunggu
"Udah ah, jangan dibahas lagi, gue kesel kalo inget!" sambar Yuhi, sambil menduduki kursinya disembarang tempat, atau lebih tepatnya disamping Gea dan Ana
"Hi— sini aja napah!" protes Haechan, melihat kekasihnya itu malah menduduki kursi disebrangnya
<<<<skip>>>>
"Oke, akhirnya bangkunya penuh juga— dan karena perut udah keroncongan, jadi kita mulai aja oke makan-makannya" kata Chenle, sang pencetus acara
Ana yang masih melihat-lihat dekorasi ruangan yang sungguh cantik, tak menyadari kalau laki-laki disebrangnya sedang sibuk menatapi sedari tadi. Dan setelah sadar, gadis itu hanya memalingkan wajahnya tak mau bertukar pandangan membuat laki-laki tersebut semakin penasaran
"Dy, Jeno ngeliatin gue mulu— sebel" alih-alih mempersibuk diri, Ana membisikkan informasi tersebut pada Maudy
Gadis yang tengah memotong beefsteak nya itu hanya melirik sekilas ke arah laki-laki yang Ana sebutkan "Geer lo, orang dia lagi ngobrol sama Rendy" kata Maudy, yang baru saja melihat secara langsung kegiatan seorang Jeno
mAna kembali pada posisinya karena percaya akan ucapan Maudy kalau dirinya hanya terlalu percaya diri, tapi saat dilirik lagi— Jeno masih saja menatapnya "[Dih, kok serem]" dalam benak Ana, merasa ada yang janggal
"Jeno—" akhirnya Ana memanggil laki-laki itu, agar sesuatu yang janggal bisa menghilang. Dan semuanya akan jelas saat dirinya bertanya langsung pada tokoh utama "Ngapain sih lo liatain gue mulu—" dengan suara super pelan, Ana mengutarakan kepercayadiriannya
"Apaan sih orang gue ngeliatin lukisan dibelakang lo—" balas Jeno dihiasi juluran lidah di ujung kalimatnya
Ana menghela nafas menahan emosi dalam dirinya karena merasa sedang dipermainkan. Disebrang sana, Jeno hanya menunduk menertawakan gadis tersebut
Para pelayan menaruh makanan pembuka dimasing-masing tamunya, ternyata restoran ini menyajikan makanan western dengan tiga sesi dalam cara makan mereka. Berarti otomatis akan ada tiga menu yang disajikan, dan untuk seukuran anak SMA, makanan-makanan ini adalah makanan yang terlalu mewah
Yuhi menyenggol lengan Haechan yang berada disampingnya, laki-laki itu menoleh "Ini mahal, chan" bisik gadis itu, membuat Haechan harus merunduk agar bisa mendengarkan ucapannya
Haechan hanya menggeleng, lalu berbalik membisikkan Yuhi sebuah kalimat "Gratis, Bibi nya Chenle kan pemilik restoran ini" mendengarnya Yuhi langsung memasang raut wajah terkejut yang bukan main "Serius?" tanya gadis itu, masih belum mempercayainya. Haechan mengangguk keras, meyakinkan kerguannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018