Putih Abu #Tigatiga

2K 100 22
                                    

"Yang cewek udah pada make up kan? Bantuin dong itu make up in cowok yang belom" Koeun panik mendengar informasi kalau diluar itu hanya tinggal dua pasukan lagi

"Sini— yang belom sama sekali dimake up" Yuhi yang memegang beberapa macam make up, langsung disambut oleh dua orang laki-laki yang terlihat sama sekali belum diapa-apakan itu

Melihat Haechan dan Renjun masih mengantri, Koeun berargumen "Yuhi, Haechan dulu aja— Renjun belakangan" ucap Koeun, membuat Yuhi keluar dari zona bingung nya "Oke!"

"Duduk sini, beb" kata Yuhi, sambil menarik kursi untuk clientnya itu "Jangan macem-macem yah, beb" pesan Haechan sebelum gadis itu mulai menyentuh wajahnya

"Macem-macem gimana sih? Ini gue cuma ngasih foundation, bedak, liptint, sama eyeliner" jelas Yuhi sambil memperlihatkan alat make up nya "Gak ngerti lah, pokoknya jangan macem-macem"

Renjun yang masih menunggu seseorang untuk me-makeupinya terduduk dibangku sambil memainkan handphone nya "Ren, sini sama gue—" ucap Ana, membuat laki-laki itu mendekat padanya "Jeno gak bakal ngamuk nih?" goda Renjun, dibalas raut wajah datar gadis dihadapannya

"Diem— daripada gue jadiin badut" Ana membuka tutup bedak yang ada ditangannya dengan kasar. Tentu saja Renjun tidak percaya pada gadis ini "Dihhh... gak ah, gue nunggu Haechan selese aja" serunya, sedikit was-was

"Ngga elah, tenang— gini-gini gue jago make up kok, asal lo jangan macem-macem aja sama gue"

**

Mark memasuki barak sambil memeriksa keadaan pasukan bimbingannya itu, "Ren— bibir kamu kemerahan itu" ucapnya, menyadari perbedan yang terlihat sangat kontras ditengah barak yang penuh dengan manusia

Renjun menghela nafasnya, dari awal dia juga memang tidak percaya pada yang mendandaninya "Orang bibirnya udah merah, Kak" sahut Ana, membela diri

"Ya udah, ilangin" protes Renjun

Maudy mengambil sehelai tisu dari dalam tasnya, lalu menyerahkannya pada Ana "Nih, suruh lap aja" katanya, dibalas senyum menyebalkan dari temannya itu "Lo aja sanah, gue udah gak ngurus ahahaha"

"Dih, Ana—" gadis yang dipanggilnya itu berlalu keluar barak dan bergabung bersama teman-temannya, meninggalkan Maudy ditengah anak laki-laki

"Najis gak tanggungjawab" gerutu Renjun

"Nih, lap pake tisu" Maudy menemui mantan pacarnya itu, menyerahkan tisu padanya— seisi barak riuh ramai, sibuk menyoraki mereka berdua

Renjun mengambil tisu itu lalu segera melakukan apa yang diperintahkan, melihat laki-laki itu mengusap bibirnya sembarangan membuat Maudy menghela nafas kasar "Jangan diilangin semua, coba ditempelin doang tisunya"

"Gimana?"

"Khem! Udah ah, baris dibawah kuy, gue udah gerah" Haechan memecah adegan, sembari bangkit dari bangkunya

"Coba cek sound dulu" titah Mark, dibalas anggukan juniornya

"Hitung— Mulai!" Haechan mengambil alih komando, dengan suaranya yang jernih, yang sudah lama sekali ia jaga

"Satu—" kata Jisung si penjuru

"Dua—" Hyunjin mengambil bagiannya

"Tiga—" lalu Jaemin menyahutinya

"Empat—" kata Felix

"Lima—" ucap seorang laki-laki dengan senyuman manisnya, siapa lagi kalau bukan Jeongin. Setelah itu semuanya diam—

"Ren—" panggil Haechan, menyadari satu orang belum mengatakan bagiannya "Lengkap!" kata Renjun yang masih bergulat dengan sehelai tisu ditangannya

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang