Putih Abu #100Enamtiga

1.4K 75 22
                                    

"Gapapa bagus, persahabatan kan ngga bakal putus mau sampe kapanpun juga─ anggap aja bunga itu lambang ketulusan cinta lo" sambar Eric

Mereka yang mendengarnya pun hanya tersenyum kecil "Ini punya saya, Mba" kali ini Jeno tersenyum sambil menyerahkan keranjang miliknya, berisi bunga mawar namun laki-laki itu memilih yang warnanya peach

"Nahh ini kenapa nih, serius banget?" tiba-tiba Mba penjual bunga menggerutu seperti itu membuat mereka semua menoleh, termasuk Jeno yang juga tidak tahu apa-apa "Mawar peach itu melambangkan keseriusan, kehangatan, dan kamu juga bakal keliatan sopan kalau ngasih bunga ini─ kalo mau ngelamar seseorang bunga ini cocok" jelasnya

"Ihh, ngga gitu, tadinya cuma mau cocokin sama dressnya─ dia pake warna itu pas prom night" kata Jeno, jujur sekali

"Wahh-wahhh Jeno kagak pacaran tapi maennya serius-seriusan" ledek Haechan, langsung dibalas pukulan kecil Jeno yang merasa terganggu "Saya ambil yang mawar pink artinya apa, Mba?" tanya Haechan, begitu antusiasnya, karena pasti nanti dia akan sok pintar didepan orang yang menerima bunga darinya

"Emm, ini biasanya buat dekorasi pernikahan─ soalnya melambangkan keceriaan, kebahagiaan, sama rasa syukur seseorang, kalo kata cewe-cewe, cowo yang milih bunga ini tuh romantis gentle gitu" jelas Mba penjual bunga

"Aseeeek, aku banget kan" ucap Haechan

"Huek!" sambar Eric, dengan suara pura-pura muntah karena begitu muak mendengar celetukan temannya yang satu itu

"Kalo mawar merah tuh kayak berani gitu ya, Mba?" ucap Chenle, hanya mengetahui arti mawar merah yang sudah lumrah tersebut

Mba penjual bunga hanya mengangguk setuju "Iya, berarti kamu orang yang berani ambil resiko apapun demi mempertahankan cinta kamu" tambahnya

"Good boy─" celetuk Renjun, lalu bertos ria dengan Chenle karena keduanya sama-sama memilih mawar merah untuk mengisi rangkaian buket milik mereka

"Kalau bunga yang melambangkan cinta bertepuk sebelah tangan apa, Mba?" ditengah rasa gembira teman-temannya dan kesibukkan mereka mengungkapkan perasaan bahagia. Lain dengan Eric yang malah menyeletukkan pertanyaan tersebut, membuat yang lainnya menoleh dengan khawatir padanya

"Ada─" Mba penjual bunga pun sampai sedikit ragu untuk menjawabinya, karena sekarang sudah jarang sekali ada orang yang menanyakan bunga tersebut

***

"Rik, lo yakin mau ngasih bunga itu?" sampai diparkiran untuk menaruh bunga, Renjun pun sempat bertanya begitu membuat Eric mengangguk serius

"Gapapa, bagus kok─ Angel pasti paham" kata Haechan seraya merangkul temannya itu

"Ehh kita makan dulu kuy, beli hadiahnya abis makan, gue laper" ucap Jaemin seraya mengelus perutnya yang mulai keroncongan lagi

"Buset dah, perasaan tadi sebelum berangkat lo bilang mau makan, sekarang makan lagi?" Jeno yang ingat pun sampai menyeletuk seperti itu membuat Jaemin tersenyum malu

"Maklum sedang dalam masa pertumbuhan" kata Jaemin

"Kagak anjir─ pertumbuhan pala lo! Dikira masih kelas 10 kali" protes Chenle, tak suka mendengar perkataan Jaemin soal pertumbuhan

"Udah kuy cabut, gue butuh sesuatu yang bisa bikin Yuhi kelepek-kelepek nih" ucap Haechan

Disisi lain Renjun pun menyeletuk "Gue udah siapin dari lama kalo hadiah─ gue nunggu dicafe ajalah atau dimobil gapapa, males jalan-jalan" kata laki-laki itu

"Iya gue juga ama Renjun lah, kalian santai aja milih hadiahnya ya" sambar Jeno

"Ohhh gitu, ya udah kuy─ chan lo mau ngasih apa ke Yuhi?" mereka berempat pun mulai berjalan meninggalkan Renjun dan Jeno diparkiran

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang