"Oops!" kata Suci sambil memukul-mukul mulut nakalnya
Bara yang berdiri disamping gadis itu langsung menghela nafas "Goblok banget lo tuh tau" bisiknya, sangat kesal terhadap kelakuan temannya yang satu itu
"SUCI─!!!" suara teriakan Maudy dari dalam gudang pun sekarang begitu terdengar jelas, apalagi dia menebak dengan betul siapa pemilik suara tadi
"Yahhh, ketauan ini mah" ucap Tere, seraya mengantungi kunci gudang yang sebelumnya mereka pinjam dari petugas sekolah
"GAK LUCU WOY! BURUAN BUKAIN PINTUNYA!!"
Suara teriakan dari dalam gudang yang semakin keras membuat ketiga gadis itu tidak tahan lagi "Hadeuhh, udahlah kuy balikin kuncinya ke Mang Amin" saran Bara, lalu mereka pun mulai berjalan meninggalkan gudang yang sialnya terletak di paling ujung ruang eskul
"Kalo mereka bawa hp gimana Bar?"
"Ngga, tasnya Jaemin masih dikelas" kata Bara, tenang sekali
"Maudy?" tapi melupakan satu orang yang benar-benar dibencinya itu
"Bodo lah, yang penting mereka udah masuk jebakan, udah puas gue"
###
"ISH─ SUCI!! BUKA WOY!! LO PIKIR GUE GAK KUAT DOBRAK HAH?!" Maudy masih terus mengoceh dibelakang pintu, membuat Jaemin hanya menghela nafas karena sedari tadi merasa di abaikan
Laki-laki itu juga masih berusaha menemukan saklar lampu yang sangat sulit ditemukan "Mendingan telpon orang" saran Jaemin, seraya menyingkirkan beberapa kardus dihadapannya
"Huhhhh─ si Suci apa-apaan sih, pasti ada hubungannya juga ama si Bara!!" Maudy masih emosi, bahkan ia tak mendengarkan saran Jaemin
"Udahhlah buruan telepon orang!" akhirnya Jaemin sedikit meninggikan suaranya. Berhasil mengejutkan seorang Maudy yang mau tak mau menuruti sarannya itu
"Yahhh─"
"Kenapa?"
Baru akan menghubungi seseorang sambil merogoh saku seragamnya, Maudy baru sadar kalau tadi handphonenya kehabisan batrei "Lowbat" jawab gadis itu, dengan raut wajah menyedihkan
Jaemin menghela nafas kasar "Hp gue juga di tas, tas gue dikelas" ucapnya
"YAHHHHH, JADI KITA BENERAN GAK BISA KELUAR?!" panik Maudy "IHHHHH GOBLOK GOBLOK!! SUCI BABI─ AWAS LO YAAAA! GUE SANTET AMPE TUJUH TURUNAN!" sumpah serapah pun jadi berkeluaran dari mulut gadis tersebut
"Astaghfirullah─ ternyata tipenya Renjun gini ya?" ledek Jaemin, terheran melihat kelakuan Maudy yang ternyata sembrono
Gadis yang sedang dibicarakan olehnya itu seketika menoleh dengan raut wajah garangnya "DIEM LO! Jangan ngomong sama gue!" sentak Maudy, memilih untuk mendudukkan diri disebuah meja yang sangat kotor sambil mengontrol amarahnya
Jaemin pun langsung bergidik ngeri "Oke" dan memilih untuk mengalah saja, dari pada mati digudang
###
"Maudy mana?" disisi lain, Renjun sampai dikelas 11 Bahasa 2. Karena setelah dihubungi beberapa kali dan dichat, gadisnya itu tak membalas apapun membuatnya khawatir
Lili yang terus memegangi handphonenya pun menggeleng kecil "Tadi sih ke bawah, tapi gak bilang mau kemana" jawabnya, seadanya
Disambut anggukkan dari Yuhi yang setuju akan jawaban temannya itu "Coba ke parkiran, siapa tau udah nunggu disono" saran Yuhi
"Mm... oke"
Renjun pun memutuskan untuk mengecek ke basement tempat parkir "Eh, Ren─ liat Jaemin gak?" sekarang giliran Lili yang bertanya, membuat laki-laki itu menggeleng juga
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018