Mobil berwarna hitam, berhenti di sebuah rumah sakit besar yang paling dekat dengan sekolah "Ngga bakal sampe dirawat kan?" ternyata para gadis keluar dari dalam sana berniat untuk mengunjungi rumah sakit, karena takut terjadi sesuatu pada teman-temannya
"Ayo masuk" ajak Gea, begitu tidak sabarnya memasuki bangunan rumah sakit yang begitu sejuk, tidak seperti udara diluar yang masih saja panas terik walaupun sudah sore
"Itu, Pak Dian─" kebetulan Yuhi langsung menemukan kenampakkan Pak Dian yang sedang duduk disebuah kursi tunggu didepan ruang rongsen "Pak!" panggil mereka
Pak Dian menoleh, lalu terkejut melihat anak muridnya ternyata ada yang menyusulinya kesana "Kalian ngapain? Naik apa kesini? Ngga pulang dulu yah?" laki-laki berkaca mata itu penuh tanya sambil menerima salam mereka
"Iya, tadi naik mobilnya Gea─ pulangnya bareng mereka aja nanti, ngga mungkin dianterin naik mobil sekolah soalnya kan, ya Pak?" jelas Ana, jujur sekali
Pak Dian langsung memasang raut wajah aneh "Ya iyalah, bapak cuma nganter mereka, terus bayar tagihannya... kan masih tanggung jawab sekolah, nanti biar orangtuanya aja yang jemput kesini" ucapnya
"Terus sekarang mereka dimana, Pak?" tanya Lili, ingin to the point saja rasanya
"Ada diruang perawatan─ lagi diobatin yang pada luka, kalau Bima sama Haechan dikamar rawat, hasil rongsen pertama mereka parah katanya ada luka dalem, sekarang bapak lagi nunggu rongsen kedua, biar lebih jelas ketauan penyakitnya" penjelasan Pak Dian ini langsung membuat shock seorang Yuhi
"Kalo emaknya tau bisa tamat dia" gerutu Yuhi, membuat Ana terkekeh kecil "Tapi Haechan gapapa kan, Pak? Ngga separah, itu?"
Pak Dian tidak bisa menjawabnya "Parah katanya hi─" membuat teman-temannya hanya bisa menyimpulkan hal seperti itu
drrt drrt
Ditengah itu, ponsel Lili tiba-tiba berdering menunjukkan sebuah panggilan bernama 'Bunda'. Dengan segera ia menekan ikon hijau dan menjawabnya "Halo, Bun─" meskipun sedikit takut bicara pada calon mertuanya itu
"Lili, Bunda udah didepan rumah sakit─ Lili lagi sama Jaemin ngga?" Angel menautkan kedua alisnya melihat Lili melirik padanya dengan bingung
"Bunda masuk aja, Lili juga masih dilobi, belum sempet liat Jaemin" jawab Lili, jujur
"Oke, Bunda masuk─ Lili jangan kemana-mana yah sayang" disebrang sana Bunda terdengar sangat panik, membuat Lili tidak bisa berkata-kata
"Iya, Lili tunggu Bunda disini" setelah selesai, Lili pun dapat lirikan macam-macam dari teman-temannya termasuk Pak Dian
"Tadi, orangtua kamu, Lil?" tanya Pak Dian
"Bukan, eh iya─" Lili bingung sekali mendengar pertanyaan Pak Dian yang sangat diluar dugaan itu
"Bukan apa iya? Kok bingung sih, disuruh pulang yah? Makanya kalo mau kemana-mana tuh pulang dulu ke rumah" Pak Dian menarik kesimpulannya sendiri, membuat Lili dan yang lainnya hanya bisa menahan tawa sebisa mungkin
Tak lama, seorang wanita berpakaian rapih pun datang memasuki rumah sakit dengan wajah khwatirnya "Ihh, kenapa Mama nya Renjun duluan yang dateng?" keluh Maudy, langsung bergerak hendak menyembunyikan dirinya
"Maudy─" tapi tentu saja tidak berhasil, karena Mama Renjun pasti akan menuju ke sana, gerombolan anak sekolah beserta seorang guru sebagai pendamping mereka
Maudy pun tersenyum seraya mengulurkan tangannya berniat ingin mencium tangan, tapi tiba-tiba Mama Renjun malah memeluknya "Mama khawatir banget, dari kantor buru-buru kesini pas denger kabar dari sekolah" kata Mama Renjun

KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018