Putih Abu #100Limadua

1.5K 78 20
                                    

"Kau─ harusnya memilih aku🎶 Tinggalkan dia, lupakan dia, datanglah kepadaku─🎶"

Suara alunan musik melow ditoko minuman tersebut seketika membuat mereka semua terdiam hening "Kok ngga bilang, mau kesini?" Lili memulai percakapan

Jaemin yang mendengar pertanyaan tersebut hanya menyisir rambutnya, lebih tepatnya laki-laki itu sedang meremas kepalanya entah apa alasannya "Ngopi bentar, Lil─ gue kira lo udah tidur" jawabnya

"Ya udah, kita pesen dulu yuk, Lil" ajak Gea, lalu mereka pun berlalu menuju meja kasir untuk segera memesan

Para laki-laki itu hanya diam sambil saling menatap dengan bingung "Nilai lo udah naik, apa lagi yang ditakutin, Jaem" gerutu pelan Haechan

"Tuh..." balas Jaemin seraya menunjuk ke arah Lili dengan tautan wajahnya

Akhirnya mereka paham mengapa Jaemin selalu berpikir keras soal harus melanjutkan cita-citanya itu atau tidak. Ternyata yang selama ini menjadi topik pembicaraan adalah masa depan

"Nanti jatuhnya egois─ kalo ninggalin dia, tapi ngga mau ngelepasin" benar sekali, apa yang Jaemin katakan ini sangat benar

Mereka semua mengangguk setuju atas pemikirannya itu "Makin deket sama kelulusan, makin ngga tau mau gimana" gerutu Haechan, seraya menyeruput minuman miliknya

"Takut─" sahut Jeno "Ngga tau takut alasannya kenapa, tapi rasanya kayak takut mulu gitu, iya gak?"

"Iya-iya" Renjun langsung setuju

Tak lama, Gea dan Lili pun telah menyelesaikan kegiatan mereka "Kita duluan ya" tanpa basa-basi mereka langsung pamit karena takut malam terlanjur larut

"Bentar, Ge─ gue mau ngomong sama Lili, bentar" Jaemin beranjak dari bangkunya, laki-laki yang sudah setengah kantuk itu bicara dengan nada suara yang benar-benar pelan "Boleh yah, Lil?" tidak biasanya Jaemin selembut ini

Lili jadi tidak tega untuk berkata tidak, Gea pun hanya diam menunggu respon dari temannya itu. Lalu, Lili pun tak lama mengangguk pada Gea "Ya udah sana" ucapnya

Dengan segera Jaemin pun meraih tangan Lili, dan mereka berdua berjalan keluar toko minuman tersebut. Meninggalkan teman-temannya yang tidak paham apapun, Gea juga hanya dapat menunggu dengan menduduki bangku disebelah Jeno

"Banyak amat, beli buat siapa aja?" tanya Haechan, menyadari ada lebih dari satu minuman yang ada dikantong plastik yang Gea bawa

***

Jaemin menggenggam tangan gadisnya itu dengan erat, laki-laki itu membawa Lili ke area timezone. Sepertinya mereka memang butuh tempat yang nyaman untuk bicara berdua, maka dari itu keduanya berakhir dengan terduduk disebuah kursi didalam timezone

"Kenapa? Jaem?" Lili bicara dengan hati-hati, ia takut menyakiti Jaemin yang sepertinya sedang sedikit kacau entah karena apa

Jaemin terdiam sambil memperhatikan sekitaran mereka, masih ada beberapa orang yang bermain disana. Bahkan suara berisik dari mesin game membuatnya jadi tidak nyaman

"Ke sini aja, biar gak ada yang liat" kata Jaemin, kembali menarik tangan Lili dan tiba-tiba memasuki ruangan kecil dari mesin foto

Mereka berdua masuk kesana tapi tidak membawa kartu ataupun tidak dalam keadaan siap berfoto, maka dari itu Lili jadi bingung "Jaem kenapa sih? Ngga mungkin mau foto kan?" protes Lili

Laki-laki disampingnya menoleh dengan tatapan yang sayu, lalu tanpa basa-basi lagi Jaemin menaruh kedua tangannya disisi kiri dan kanan wajah Lili. Ia mendekatkan wajahnya kepada wajah gadis itu, dengan emosi yang ada dalam dirinya sekarang sekali lagi Jaemin mencium bibir Lili

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang