"Ana! Astaghfirullah— bangun heh! Udah jam tujuh, buruan bangun!" sang Mama turun tangan, akhirnya Ana bangkit meskipun harus dengan pemaksaan yang bertubi-tubi
"Kamu ih, malu tuh sama Jeno— dari pagi udah dibangunin cowok ganteng, malah lima menit lima menti terus, idih" ledek Mama Ana, seketika membuat kedua matanya terbuka lebar "Jeno?" dirinya baru ingat, kalau semalam ia berada satu kamar dengan tetangganya itu
"Iya! Udah dua kali dibangunin— kamunya rewel mulu—" sepertinya Mama Ana sudah benar-benar malu akan kelakuan putrinya yang satu ini
Dan anehnya Ana malah baru sadar, ia benar-benar baru ingat kalau Jeno lah yang membangunkannya
"Ana— subuh—"
"Ahhhh, libur Ma— lima menit lagi—" bahkan Ana mengira kalau laki-laki itu adalah Mama nya
Percobaan kedua "Ana, ayo jogging!" Jeno sudah mengganti pakaiannya dengan training olahraga
"Ahhhh Mama— Ana lagi gak sholat— lima menit lagi lah—"
Gadis itu menepuk dahinya dengan keras "[Goblok goblok goblok! Kesempatan emas berlian kayak gitu lo lewatin! Dasar goblok!]" benak Ana mengatai dirinya sendiri, adegan itu harusnya bisa jadi kenangan indah dalam sejarah hidupnya, tapi apalah daya, nikmatnya ranjang empuk dan AC, tak bisa dikalahkan oleh apapun
"Nih sarapannya—" Jeno datang dengan satu kantung plastik besar ditangannya, laki-laki itu semakin merekahkan senyumannya melihat kenampakan Ana yang akhirnya telah selesai dari tidur panjangnya
Ana menyembunyikan dirinya, gadis itu terlalu malu jika harus sarapan bersama dengan keluarga Jeno, apalagi laki-laki itu sendiri. Rasanya lebih baik tidak usah sarapan "Ana— sini sarapan bareng" panggil Mama Jeno, membuat Ana semakin ciut
Mama Ana yang sudah terlanjur kesal, tetap saja masih melindungi putri bungsunya itu "Ana mau mandi dulu katanya, dia biar belakangan aja" mendengar kode dari sang Mama, Ana segera mengambil handuk untuk benar-benar mandi— agar semua adegan ini bisa berjalan natural
**
Didalam toilet Ana masih saja menyalahkan kebodohan dirinya, bahkan gadis itu sempat meloncat-loncat karena merasa kalau dirinya benar-benar bodoh, sebodoh bodohnya orang terbodoh didunia ini
Gadis itu selesai dari kegiatan mandinya, berhubung tidak membawa pakaian ganti ke dalam toilet, Ana hanya membungkus tubuhnya dengan handuk lalu berjalan ke kamar cukup hati-hati. Tak lupa, gadis itu mengunci rapat-rapat pintu kamarnya
"Untung aja gak ada orang diluar" gumam Ana, sambil merias diri dikamarnya.
**
"Bagian kiri dapur aja tadi sampe merambat runtuhnya— kena kompor lagi" kata Mama Jeno, yang sedang berkumpul bersama diteras rumah membicarakan keadaan rumahnya
"Ya udah, sementara waktu kalian tinggal aja disini, lagian kita juga cuma bertiga— sepi. Kan kalau kalian disini, rumah jadi rame" sahut Mama Ana, dihadiahi senyuman dari suaminya
Mereka semua pun menyetujui keputusan tersebut "Sekarang diangkut aja barang yang masih bisa dipake ke sini, biar bisa cepet direnovasi rumahnya" Ayah Ana memberi saran, di susul kemunculan putrinya ditengah-tengah mereka semua
"Ehhh tuan putri udah bangun—" ledek Mama Jeno, membuat yang lainnya tertawa
"Jam berapa ini tuan putri?" sahut Mamanya, menambahi ledekan dari temannya itu
Ana hanya tersenyum malu tak tahu harus berkata apa, ditengah itu semua orang bangkit dari kursi mereka "Ayo, kamu bantu ambilin barang-barang dari rumah Jeno yah" bisik sang Mama, akhirnya membuat Ana paham mengapa semuanya beranjak
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018