Gadis itu beranjak dari ranjangnya, menatap keluar rumahnya dari jendela kamar. Dan benar saja, ada seorang laki-laki didepan pagar, dengan topi dan memakai hoodie berwarna hitam
"Kok?" bertanya-tanyalah Maudy, karena dia tidak tahu apapun soal kedatangan Renjun yang satu ini. Apalagi sudah hampir terhitung tiga bulan mereka berpisah
###
Satu jam sebelum Renjun mendatangi rumah Maudy, laki-laki itu berada seorang diri dirumahnya— Ayahnya harus ke pengadilan menangani masalah baru, sedangkan Ibunya ada dikantor, dan berhubung Renjun adalah anak bungsu dengan seorang kakak perempuan yang sudah menikah, jadilah rumahnya sunyi sekali
Disaat-saat seperti itulah laki-laki ini selalu teringat akan seseorang yang berhasil membuat setiap waktunya menjadi berharga dan tak terbuang sia-sia
Jika ingat hal tersebut, Renjun selalu tersenyum-senyum sendiri lalu setelahnya berkaca-kaca. Entah mengapa?
/panggilan sedang berlangsung
Jago ngalus
00:02:31"Udahlah, lo beli bucket kayak yang Eric saranin— terus datengin rumah Maudy, kan katanya dia cuma temenan ama si Lucas"
"Serius Jaem— kalo dia nolak?"
"Gak bakal nolak, lo rayu aja, terus pura-pura apa kek, dramatis gitu— kayak Lili waktu itu, tetep aja khawatir kan liat gue pura-pura sakit hehehehee" orang disebrang sana, ternyata adalah Jaemin
"Pura-pura gak bisa hidup tanpa dia— tapi emang kenyataannya gak bisa si—"
"Nah— pura-pura sakit padahal emang kenyataannya sakit sih—"
"Cewek pengen dipekain tapi kagak pernah peka— kudu dicekokin dulu biar rasa wkwkk"
"Dihamilin lah biar ngejar-ngejar kita teross"
"NGEJAR-NGEJARNYA MINTA TANGGUNG JAWAB ITU MAH GOBLOK"
"Siaplah, asal Lili"
"Udah-udahlah, lama-lama jadi melenceng ngomong ama bocah yang ngebet kawin mah—"
"Anjeng"
Setelah itu, Renjun benar-benar membeli bucket bunga dan segala macam keperluan untuk mengambil hati Maudy kembali. Pasalnya sudah lama dirinya frustasi, ingin membuka hatinya pada orang lain pun rasanya sulit
**
"Mah— bilang ke Rendy, udy nya gak mau keluar gitu" berbisik-bisik pada sang Mama yang sedang menonton televisi ditengah ruangan, Maudy ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu sebelum bertemu dengan laki-laki itu
"Lohh, kalian kenapa sih sebenernya? Rendy gak mau masuk, kamunya gak mau keluar— apa Mama harus ikut pacaran" gurau Mama Maudy yang sebenarnya sudah merasa heran sejak lama
"Udah nanti udy jelasin, buruan bilangin dulu"
"Gak mau— Mama udah janji sama Pak jaksa kalo kalian itu harus tetep akur sampe wisuda nanti"
"WHAT?!" Maudy benar-benar terkejut bukan main, pasalnya ia tak tahu menahu apapun soal ini semua "Kapan Mama ketemu Ayahnya Rendy?"
"Kemarin, pas Mama nuker voucher starbucks" jelas Mama Maudy, membuat putrinya menepuk dahi begitu tak habis pikir
***
Renjun diluar pagar masih saja mempersiapkan dirinya, sekali-kali menghela nafas dan berlatih untuk berucap. Menatap kedua tangannya yang penuh gemetar, laki-laki itu mencoba untuk merilekskannya secara paksa

KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018