Jeno dan Ana lebih memilih duduk disebuah kursi dipojok halaman agar dapat melihat pemandangan kota dan juga langit yang penuh bintang dari sana "Tuh kan, liat Maudy sama Renjun" kata Jeno, lalu membuat Ana menoleh ke arah atas dan sedikit tersedak mengetahui dua sejoli itu sedang melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan disana
"Ihhh, astaghfirullah" gerutu Ana, yang secara jelas dapat memperhatikan kegiatan mereka
Jeno yang melihat ekspresi Ana hanya tersenyum kecil. Karena gemas dan tak tahan lagi laki-laki itu pun menggerakkan tangannya untuk menutupi kedua mata Ana "Jeno!" ronta Ana, minta dilepaskan
"Gapapa bilang makasih aja ke gue, lo yang masih polos ngga boleh liat begituan" ucap Jeno, bahkan dengan satu tangannya saja dapat menutupi sepasang mata Ana
"Bulu mata gue!" ternyata yang diprotes Ana bukan hal tersebut, namun riasan wajahnya
Seketika Jeno pun mulai melepaskan tangan dan tertawa "Hahahah, gue kirain apaan" kata laki-laki itu, merasa kalau kelakuan Ana memang benar-benar menggelikan
Gadis disebrangnya itu hanya sibuk mencari cermin ditasnya, lalu mulai memeriksa riasan wajahnya yang ternyata baik-baik saja "Ihh badai banget bulmatnya ngga goyah sama sekali" gerutunya, makin membuat Jeno tak dapat berhenti tertawa "Tuh kan-kan mulai, receh" ledek Ana
"Ngapain pake bulu mata? Copot aja orang ngga ada bedanya hahahaha" bahkan bicara saja masih dengan tawa
Membuat Ana terheran-heran "Ngga, ini tuh beda─ jadi lebih tebel" kata gadis itu seraya mulai mengeluarkan lipbalm untuk melembabkan bibirnya
Saat sedang mengoleskannya, tiba-tiba Jeno berhenti tertawa dan kedua matanya hanya fokus pada bagian bibir milik Ana itu, entah mengapa
Gadis itu mengoleskan lipbalm dengan biasa saja, namun Jeno melihatnya jadi dalam versi slow motion, dan jantungnya juga berdebar kencang. Saat sedang meratakannya pun Jeno tidak mau mengedip, kegiatan Ana yang sedang menjepit bibirnya membuat laki-laki itu kehilangan kesadarannya
"JENO!" maka dari itu Ana menyadarkannya dengan sebuah teriakan yang cukup keras, membuat Jeno terkejut sampai jantungnya hampir copot seperti sedang naik roller coaster
"Lo kenapa? Kesambet? Coba istighfar" celetuk Ana, asal-asalan saja
"Astaghfirullahaladzim" dengan segera Jeno pun beristighfar, namun bukan karena kesambet, tapi karena nafsu didalam dirinya yang kenyataannya adalah seorang laki-laki normal yang menyukai segala kelakuan wanitanya
"Bagus, sering-sering istighfar biar ngga kesambet" kata Ana, namun Jeno masih saja sering tiba-tiba memperhatikan ke arah bibirnya "Gue haus nih, mau─"
"Gue ambilin" sambar Jeno langsung beranjak dan berlalu dengan cepat. Padahal niatnya Ana mau menawarinya tadi, bukan menyuruhnya untuk mengambilkan
"Dihh, baru mau ditanya mau minuman apa? Langsung ngibrit kayak orang abis maling sempak gitu" gerutu Ana "Anehhnya"
***
Saat sedang mengambil minuman, Jeno menemukan kenampakkan Gea yang tengah memeluk Chenle disebelah panggung yang berukuran kecil "Astaghfirullah" ingat akan ucapan Ana soal banyak-banyak beristighfar, laki-laki itu pun langsung melakukannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Fiksi Remaja"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018