Putih Abu #Tujuhempat

1.5K 85 5
                                    

"Hp mana hp?" Jisung sibuk mencari handphonenya yang tak sengaja ia taruh disembarang tempat

Sedangkan Renjun malah mencari seseorang yang harus ia genggam disaat-saat seperti ini, dan akhirnya ketemu, laki-laki itu tahu betul bagaimana ukuran tangan dan juga teksturnya. Ia yang memegang hanphone malah tak mau menyalakan penerangan

Maudy disisi lain malah terkejut mendapatkan genggam itu "Ana, ini lo kan?" tanyanya, memastikan seseorang yang tengah menggenggam tangannya sekarang, mendengar pertanyaan itu Renjun hanya tersenyum kecil

"Hehhh— siapa yang manggil gue?" dan terdengarlah suara Ana yang memang berada lumayan dekat dari posisinya sekarang

"[Kalo bukan Ana, ini siapa? HIHHHHHHH HANTU??]" dalam benak Maudy, lalu dengan segenap tenaga mencoba untuk melepaskan tangan yang sedang menggenggamnya itu

"Ini gue dy, jangan dilepas" Renjun pun membuka jati dirinya saat sadar Maudy sedang mencoba melepaskan genggaman tangan mereka

Setelah tahu itu adalah sang pangeran pujaan hati, Maudy langsung menggenggamnya dengan erat, membuat Renjun kesenangan, mungkin pipinya merona jika dilihat langsung

"Woy, ini gak ada yang mau nyalain senter apa, yang megang hp?" Jisung yang belum bisa menemukan keberadaan hanphone nya hanya bisa pasrah karena sudah lelah mencari

Suasana didapur malah semakin mencengkram daripada diruang tengah, Lili yang tidak bisa menemukan Jaemin begitu ketakutan dan terus melantunkan segenap tadarus didalam hatinya "Jaem, lo kemana sih?" meskipun memang keadaan seperti ini rawan dijadikan modus, tapi tentu saja Lili butuh seseorang untuk menemaninya

Jaemin yang padahal ada dihadapannya hanya tersenyum mencoba mengerjai Lili "Lili— gue ke ruang tengah ya" ucapnya, membuat Lili terkejut

"Jangan— Jaem, gue takut—" berhasil, Jaemin membuat Lili jadi sangat menginginkannya, itulah tujuan laki-laki penuh niatan modus yang satu ini

"Makanya sini, gue gak bisa nemuin lo" lagi-lagi hanya untuk mengerjai Lili

Gadis itu bisa mencari Jaemin lewat sumber suaranya, perlahan-lahan Lili berjalan lurus ke depan masuk ke dalam trap akal-akalan kekasihnya, lalu Jaemin yang merasakan telah semakin dekat dengan Lili langsung menarik tangan gadis itu ke dalam dekapannya

"Jaemin?" tanya Lili, belum percaya kalau yang tengah memeluknya itu adalah sang kekasih

"Iya sayang—" finally, Lili memeluknya, Jaemin jadi merasa sangat senang, dan yang ia harapkan sekarang hanyalah, padam listrik berkepanjangan :)

Alih-alih senang, Jaemin mendekap Lili dengan begitu erat, tak jarang ia juga mengelus surai lembut milik gadisnya itu "Jaem, gue kayak gini cuma karena takut gelap yah, jangan macem-macem" peringatan mulai muncul

Tapi, tentu saja Jaemin tak mau mengalah "Oke, kalo gitu lepas aja pelukannya— biar gue tinggalin ke ruang tengah" goda laki-laki dengan kaos putihnya itu

"Ihh, awas aja!" nyatanya, Lili memang tak akan melepaskan pelukannya "Hahahahaha, udah sayang, kamu nurut aja— aku gak bakal ngapa-ngapain kok" lain yang diucapkan, lain pula yang dilakukan

Betapa senangnya, Jaemin mulai menaruh dagunya dipucuk kepala Lili, tangannya juga selalu saja mengelus pelan punggung tak berdosa milik gadis itu "Boleh cium gak?" dan bahkan, sudah menang banyak pun, ia masih menginginkan sesuatu yang lebih

"Jaem! Liat aja kalo udah nyala! Gue laporin ke Bibi nya Chenle!"

"Haha, oke-oke, gak jadi deh— galak banget" masih saja sempat-sempatnya, ia menggoda Lili yang sedang marah

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang