Putih Abu #Tujuhbelas

2.3K 112 26
                                    

Sebenrnya Jeno menyadari hal itu, tanpa basa-basi laki-laki itu langsung beranjak dari kursinya lalu menoleh ke belakang "Ehh7\ , Jeno-" kata Sanha, disambut lirikan kecil Jeno pada gadis yang tengah bersandar pada kaca bis

"Tuker sama gue, San!" pinta Jeno, disambut tragedi tersedaknya seorang Yuhi yang tak sengaja mendengar ucapan Jeno

"Aduh beb kamu kenapa? Nih, tisu-" ucap Sanha yang duduk tepat disebrangnya sambil menyerahkan dua helai tisu

Haechan yang baru saja menaiki bis, langsung merebut tisu tersebut dari tangan Sanha "MAKASIH BEB!" ucapnya, disambut tawa teman-temannya

Jeno kembali pada urusannya menagih persetujuan Sanha untuk bertukar tempat, lalu Sanha pun bersedia dengan satu syarat "Oke, tapi gue harus duduk sama Bara" katanya

Jeno menoleh ke kursi yang tepat berada disebrangnya, melihat Bara duduk bersama Lili membuat laki-laki itu tersenyum lalu menepuk badan Jaemin kencang "Pindah gih!"

"Anjir, kenceng bat lu mukul bangsat- pindah apaan?" protes temannya itu, membuat Jeno memberikan kode dengan melirik ke arah sebrang kursinya

"Siap!" Jaemin yang paham langsung berdiri dengan sigap

Lalu bis pun siap berangkat, lampu dalam yang tidak boleh dinyalakan membuat penerangan disana menjadi sangat terbatas

Ana yang sedari tadi menatap keluar jendela sambil menyandarkan kepalanya ke kaca, tak sadar akan kehadiran Jeno disampingnya "Lo mual, na?" tanya Jeno

Ana menggeleng tak berkata apapun, Jeno pun kebingungan atas respon yang gadis itu sampaikan

"Bar, gue gak mau- entar dimarahin Kak Irene!" omel Lili dari kursinya

"Sshhhhhh! Makanya jangan berisik, biar gak ketauan" ucap Jaemin yang sudah terlanjur duduk disamping gadis itu

Dan akhirnya Sanha mendapatkan apa yang dia mau, yaitu duduk sebangku dengan mantan pacarnya yaitu Bara.

Kertas larangan 'putra dan putri tidak boleh duduk sebangku' yang dipasang dadakan itu pun terjatuh karena lem nya yang mungkin sudah mulai tidak lengket lagi

"Tempat sampah woe!" Haechan yang sibuk membereskan bungkus snacknya itu pun kewalahan dengan jumlahnya yang entah kenapa jadi makin banyak

"Ambil sendiri didepan" kata Renjun ketus, seraya memakai earphone nya lalu bersandar dijok

"Lo napah, susah nih gue dipojokan" teman sebangkunya itu protes lagi, Renjun yang merasa terganggu akhirnya beranjak untuk mendekatkan tempat sampah dengan kursinya

Saat berjalan ke depan, laki-laki yang tidak tahu apa-apa itu pun heran melihat mereka yang duduk berpasang-pasangan "Loh... lo berdua kok bisa duduk barengan?" tanyanya sambil mengangkat tempat sampah

Jaemin seketika menutup mulut Renjun "Jangan ribut, kalo lo mau juga ya udah tinggal pindah- jangan bilang-bilang" celetuknya disertai tatapan tak setuju dari Lili

"Bentar lagi juga nyampe" sahut Bara yang sedikit meninggikan kalimatnya agar Renjun mendengarnya

Ana yang sadar akan ucapan Bara, langsung menegakkan badannya sedikit terkejut

"Kirain tidur-"

Mendengar ucapan Jeno, barulah gadis itu sadar kalau memang keadaan bis sudah tidak aman lagi "Sejak kapan lo disini?" tanya Ana sambil menatap laki-laki yang sedaritadi sibuk dengan handphone nya itu

"Sejak mesin bis dinyalain" Jeno meletakkan handphone nya lalu melepas sebelah earphone nya, supaya bisa menatap Ana dan hanya fokus pada gadis itu saja

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang