"Dy— dari tadi lo ngga ngomong apa-apa, udah tidur?"
Maudy masih tak mau berkutip, gadis itu hanya bersandar dikasurnya seraya menscroll grup chat pribadinya yang sekarang hanya diramaikan oleh Yuhi dan Angel
"Maudy— gue tutup teleponnya ya" sejak setengah jam yang lalu suara diseberang sana masih saja terdengar diearphone gadis itu. Tapi, entah mengapa rasanya tak ada yang mau Maudy ucapkan
"Gue ngga tau mau ngomong apa, tapi kayaknya gue harus jujur sama lo"
[Ariesta Yuhi send a message]
Maudy tak mendengarkan dengan seksama suara Renjun yang padahal memenuhi kedua telinganya, gadis itu malah sibuk menekan sebuah pesan yang baru saja Yuhi kirimkan padanya
[LINE]
Arista Yuhi
23:13dy, udah tidur?
gue mau ngasih tau sesuatu boleh?Belum hi
Boleh, apaan emang?"Soal tadi Bara nelpon gue tiba-tiba, gue mau jelasin semuanya— tapi kayaknya ngga ditelepon kayak gini, besok aja gue jemput lo yahh" ditengah menunggu balasan seorang Yuhi yang terlihat sedang mengetik, Renjun mengatakan sesuatu dan membawa satu nama
"Gue tau lo masih dengerin gue, dy— maaf bikin lo jadi gak bisa tidur cepet" Maudy masih bungkam, padahal Renjun sudah bersikap begitu lembut dan sangat memperhatikannya
Ariesta Yuhi
23:19gue gak tau harus mulai dari mana, tapi intinya lo harus percaya sma renjun karena gue yakin puncak masalahnya ada di bara
gue jga gak tau kenapa tuh cwe hobi bgt jadi pho
pokoknya kita semua percaya kalo renjun itu cowok baik" dan lo juga harus percaya sama cowok lo itu, dy
kalian hrs nyatu, bantu renjun supaya bisa keluar dari godaan syaiton okay :))
Maudy tertegun membaca segenap pesan yang Yuhi kirimkan, sedikit panjang namun berhasil membuatnya keluar dari negatif thinking nya terhadap Renjun "Tidur gih, dy— nanti lo sakit" suara laki-laki itu kembali menjadi fokus utama seorang Maudy
"Lo juga" dan dengan segenap tenaga, Maudy mengucap sesuatu yang sebenarnya sangat sulit ia lontarkan
"Iya, gue bakal tidur— asal lo tidur duluan"
Maudy hampir menangis, entah sejak kapan ia tersadar kalau apa yang dilakukannya itu adalah hal yang egois "Sejak kapan gue kayak bocah gini sih" benaknya.
Menyalahkan seseorang tanpa tahu bukti dan juga seluk beluk kejadian tersebut, bukankah itu termasuk kelakuan anak kecil?
"Maaf, Ren— sikap gue gak berubah juga ya dari dulu" ucap Maudy dengan lemas menjatuhkan diri ke atas bantalnya
"Hahaha... ngga— dikit-dikit lo berubah kok, mau introfeksi diri terhadap kesalahan yang udah lo lakuin di masa lalu, makanya gue makin sayang— hoam"
Mendengar ucapan Renjun yang satu itu membuat Maudy tersenyum tanpa sadar "Udah tidur sanah, lo nahan ngantuk kan daritadi? Sampe nguap-nguap gitu" omel gadis itu, masih dengan senyum dibibirnya
Akhirnya semua orang tertidur dengan lelap dikamar mereka masing-masing, yang jauh sekali nyamannya dengan ruangan barak saat pelantikan pada malam-malam sebelumnya
04:18, subuh
"BANG! HAECHAN! BANGUN SUBUH DULU BURUAN!" nah, saking nyamannya suasana kamar— membuat mereka enggan bangun. Padahal sudah waktunya menghadap subuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018