"Lo senggol?" tanya Bara, seperti memastikan sesuatu pada rekan setimnya itu
"Ngga Bar, dia keburu jatuh gara-gara bola" Tere berkata sesuai kenyataan
Dan Bara malah mendecak "Ya udah, coba lagi! Kalo bisa sampe luka" serunya seraya menepuk pundak Tere
"Asiyap!" sahut Tere, semangat
Tim Siti berembuk, selagi mereka sedang minum dan menyeka keringat "Hi, jangan bikin gue bingung naha!" Angel memprotes temannya yang katanya mau mengatur startegi itu
"Aduhhh, lagian lo semua ngapain nengok ke gue mulu sebelum maju─ kalo mau shot oper, shot ke ring, ya lanjut aja, yang penting fokus permainan, fokus bola, lawan mah abaikan aja" Yuhi mencoba meluruskan kebingungan yang sudah terjadi dilapangan sepanjang seperempat permainan ini
"Terus... yang udah ke baca nih, Bara─ dia ngincer Maudy, Tere suka banget cari celah buat adu body sama Ana, kayaknya nanti dia bakal jatuhin lo dehh, tiati na!" strategi selanjutnya dari Yuhi, membuat mereka semua mengangguk
Lili mengangkat kedua bahunya saat terpikir soal satu pemain yang juga tidak kalah membahayakan "Jangan lupa, Suci" kata gadis itu sebelum kembali ke lapangan, membuat teman-temannya baru ingat akan nama yang satu itu
Mereka pun melanjutkan permainan, seperti biasanya mereka tidak peduli pada lawan dan hanya fokus dengan bola dan kawan "Maju aja Lil─ jangan takut ada aku" kata Yuhi, menyadari kalau Lili hanya berlari diarea belakang bersamanya
"Lo aja nih, mager gue" ternyata itulah penyakit utamanya
Dan mau tidak mau, Yuhi pun menerima lemparan bola dari Lili. Disisi lain, Bara mengangguk sambil tersenyum pada seseorang dibelakang gadis itu dan benar saja, Suci pun berulah, Yuhi berlari untuk segera maju ke pertahan depan
"Yuhi!!!" teriak teman-teman setim Yuhi
Eh, Suci menyandung kakinya "Oow! Maaf yah!" dengan keras tubuh Yuhi terjatuh ke lantai sampai-sampai bola basket ditangannya pun terlepas dan menggelinding keluar lapangan
Tentu saja Haechan dikursi penonton tak bisa menahan emosinya lagi "WOY!! SUCI ANJEENG!" laki-laki itu siap untuk melompat ke tengah lapangan saat itu juga
Tapi teman-temannya langsung menahannya, karena merasa malu "Sabar chan, sabar─ semuanya ngeliat ke lo ini, tenang-tenang ya..." seantero lapangan basket indor hening, mendengar teriakan kasar Haechan tadi itu
"Kartu merah udah!" kata Eric, dengan ketus
"Enak aja! Lo tau ngga kartu merah dendanya 20k, emang lo mau uang kas kepotong cuma gara-gara ini!" protes salah seorang gadis, yang sepertinya bendahara kelas mereka
"YA BODO!! ORANG YUHI UDAH KENAPA-NAPA NOH!! SIAPA SURUH MAEN KAYAK KULI!! CEWEK, ITU CEWEK HAH?" sentak Haechan, kelewat kesal
Ditengah lapangan, Yuhi masih terkejut atas kejadian memalukannya itu. Dengan perlahan ia mencoba untuk bangun, tapi sulit karena lututnya terluka dan terasa perih saat digerakan "Hi... ayo!" disisi lain, Bara dan Ana datang bersamaan mengulurkan tangan mereka, Yuhi bingung harus meraih yang mana karena kedua-duanya adalah temannya
Gadis itu tersenyum, lalu memutuskan untuk meraih keduanya "Makasih Bar" tapi hanya berterimakasih pada Bara yang sepertinya tak tahu harus berkata apa "Ke gue gak makasih?" celetuk Ana, tak terima
"Makasih cayang, mwah!" ledek Yuhi,seraya mencoba mencium pipi Ana. Membuat Bara tertawa seketika lalu berlari menuju timnya
"Time!" kata Siti, dibalas anggukan wasit "Bahasa 2, rest time 5 menit" ucapnya
![](https://img.wattpad.com/cover/164504269-288-k532346.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Genç Kurgu"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018