Ditengah karpet sudah terdapat staco kayu berukuran cukup besar lengkap dengan dua dadu disampingnya, didalam setiap batang kayunya terdapat satu gulungan tantangan dan juga pertanyaan kejujuran yang harus dilakukan oleh pengambilnya nanti
Dan yang merubuhkan tumpukan staco tersebut harus sanggup melakukan satu tantangan yang telah disepakati bersama dalam waktu sebulan penuh "Paham kan?" ucap Bunda yang baru saja menjelaskan aturan main
"Bunda gak ikut main yahh— nanti repot kalo ikutan" tambah wanita tersebut seraya menentukan siapa yang bisa memulai terlebih dahulu
"Nih— Lili duluan yah" melihat Bunda menyodorkan dua dadu padanya, Lili pasrah dan hanya bisa menuruti apa kata moderator
Dengan perlahan tapi pasti, gadis itu mengocok dua dadu kayu berukuran kecil ditangannya, semuanya menunggu-nunggu angka berapa yang akan keluar terlebih dahulu dari tangan Lili. Dan— keluarlah mata dadu 4 dan 5
"Sembilan— ayo, tarik nomor sembilan Lil" kata Bunda, masih memandu jalannya permainan
Lili menelusuri tumpukan staco tersebut dan ada empat atau lima angka 9, tapi dia memilih satu yang teratas dari semua angka 9 yang ada dengan mudahnya. Gadis itu menyerahkan kertas didalam batang staco itu pada Bunda
"Wahh, kejujuran nih—" alih-alih senang, Lili menghela nafasnya "Sebut satu kata yang selalu kamu pikirkan?"
"Sukses"
"Wahhhhh—" semua orang terkagum mendengar jawaban Lili yang terbilang cepat dan tanpa berpikir itu
"Amin" Bunda juga tak kalah kagumnya perempuan itu tersenyum senang, apalagi saat melihat Jaemin mengelus kepala Lili dengan lembutnya "Oke, sekarang muternya mau ke Jaemin atau ke Yuhi?"
"Ke Jaemin!" sentak Yuhi, tak mau mendapat giliran awal "Kan Bunda duduknya disitu, masa nyebrang langsung kesini kan gak bagus" tambahnya, diiringi keluhan yang lainnya
"Bilang aja lo gak mau duluan—" celetuk Eric, tepat sekali, bahkan diakui oleh Yuhi dengan acungan jempolnya
"Ahahaha bisa aja kamu, ya udah— ayo Jaem" akhirnya Jaemin pun mengambil dua dadu dan mengocoknya, menghasilkan mata dadu 6 dan 6 membuatnya harus mengambil angka besar, yaitu 12
"Tantangan—" Bunda membuka kertas tersebut, mendapatkan sebuah kalimat dengan tanda seru
"Yahhh, mampus Jaem mampus!" ledek Haechan dari sebrang sana "Untung bukan gue" kata Yuhi, mengelus dadanya
"Bagus nih tantangannya— katanya, buat sesuatu yang menarik agar seseorang memberimu kecupan"
"Wadohhhh... Bunda ngizinin ini?" shock, Jaemin yang senang dicampur takut ini langsung bertanya pada Bundanya
"Yaaa— boleh, tapi jangan kelewatan"
Lili membeku mendengar ucapan Bunda yang satu itu "[Orangtua macam apa yang mengizinkan anaknya dicium anak orang]" komat-kamit hati seorang Lili
Jaemin membenarkan posisinya dengan perlahan, menghadap pada Lili yang duduk disampingnya "Lil— biar cepet selesai, kasih aja langsung" ucapnya dihadiahi lemparan bantal dari teman-temannya yang cukup dibuat kesal
"Hayang!" sentak Jisung, kelewat kesal
"[Ini bocah gak tau malu banget emang!]" benak Lili berkata lagi
"Ayo cepetan ah— Bunda gak liat dehh" malah mendukung suasana, para gadis tak habis pikir dengan perempuan yang memang sangat menjadi seorang ibu idaman ini
"Jangan Lil— lagi dapet gak bisa sholat tahajud loh" ucap Angel seketika membuat semuanya tertawa
"Apaan anjir ampe sholat tahajud?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018