Ting-tong!
"Ayo samperin anjay, lo penasaran kan sung?"
"Kagak ah, biasa aja gua" setelah didesak dan didesak sekian lama, akhirnya Jisung setuju juga untuk menghampiri gadis yang sebelumnya berdiri di loby ini
Sekarang ia berada didepan kamar gadis-gadis yaitu kamar nomor 444 di lantai 4, bersamaan dengan terbukanya pintu kamar, Haechan memberanikan diri untuk memanggil "Ira─" tentu gadis didepan pintu itu pun menoleh pada mereka dan langsung memasang raut wajah antusias "Hey kalian" sahutnya
***
"Kok bisa sih lo semua ngikutin Ira sampe sini?" semua orang pun ada didalam kamar 444, dimana Ira menjadi seorang peran utama terduduk ditengah-tengah mereka semua "Tau nih, kok tau juga ini Ira?" berjuta semprotan sampai kepada para laki-laki
Tapi Ira sendiri tak keberatan, ia hanya tertawa sambil menggeleng heran "Gapapa kali udah... masih bagus kita semua bisa kumpul" ditengah ucapannya ini, ia menemukan kenampakkan Maudy yang sebenarnya sangat ingin ia tanyakan sedari tadi "Tapi, gue baru liat dia... siapa?" tanyanya
"Pacarnya Renjun─ anak SMP 1" Yuhi membantu menjawabinya, membuat Ira mengangguk saja lalu beralih menatap Renjun yang terduduk disofa
"Pantesan ya lo alergi banget sama cewek-cewek kelas, ternyata udah ada dari diluar sekolah" gerutu Ira membuat yang lainnya tertawa
"Bukan alergi itu ra... tapi..." baru akan melanjutkan kalimatnya, Renjun sudah dapat tatapan tajam dari seorang gadis "Ya gitu" laki-laki itu pun jadi tidak berani melanjutkannya
"Ahh ya deh terserah, gue gak paham sama yang bucin-bucin" sekarang Ira mengulurkan tangannya pada Maudy "Ya udahh salam kenal Maudy, gue Ira" dengan segera Maudy membalas uluran itu
"Iya gue Maudy, santai aja ya kita"
"Sip-sip─ jadi sekarang apa? Kita mau ngapain nih sampe jam 2?" padahal yang sedari tadi memperhatikan Ira adalah Jisung, tapi entah mengapa gadis itu sekarang lebih mengabaikannya daripada menatapnya terus menerus seperti dahulu kala
Alih-alih gemas Haechan pun angkat bicara "Ini, Jisung kok ngga dilirik sih, ra?" dengan frontal ia menyeletuk, tak lupa sambil menggerakkan tangan untuk menepuk pundak Jisung yang terduduk tepat dihadapannya
"Paan si" kata Jisung, mengelak tangan lancang Haechan yang ada dipundaknya
Tapi, Ira sekarang tersenyum "Oh iya─ hai cung, apa kabar?" masih seperti dulu, Ira selalu memanggil Jisung dengan sebutan sok imut seperti itu, katanya itu adalah panggilan kesayangan, namun dulu Jisung selalu menyuruhnya untuk berhenti menggunakannya. Dan semakin Jisung tak ingin dipanggil begitu, justru Ira malah sengaja terus memanggilnya
"Masih aja pake itu" kata Jisung, ternyata responnya masih sama seperti dulu
Ira dan teman-temannya yang lain tertawa mendengar protes keras dari Jisung yang satu itu "Ya udah... sekarang panggilnya Jisung aja, kita damai, soalnya ngga tau bakal ketemu lagi kapan─ kalo dulu kan setiap hari ketemu" ucap Ira
"Kalo mau ketemu setiap hari balik lah ke Jakarta" sahut Jisung, sepertinya sedang tidak sadar akan apa yang baru saja diucapkannya
"Ehhhh, kangen yah" keceplosannya itu tentu saja langsung dijadikan bahan ledekan empuk oleh teman-temannya
"Pengen satu sekolah lagi, sekelas lagi, dibayarin lagi uang kasnya, ditaroin makanan ditasnya, dibantuin ngerjain pr-nya" celetuk Angel :")
Langsung mendapatkan hadiah pukulan kecil dari Ira yang sungguh tidak mau mengungkitnya lagi "Gimana kabar lo, tadi belom dijawab... sung─?" entah karena tidak biasa dengan panggilan baru atau karena pembahasan Angel, Ira jadi sedikit canggung sekarang
![](https://img.wattpad.com/cover/164504269-288-k532346.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018