"Ren— gue bukannya bikin lo potek nih, tapi Maudy udah deket sama yang lain"
"Hah? Siapa?"
Yuhi sedikit ragu untuk membuka suara, tapi dengan segenap pemikiran gadis itu berpikir kalau tidak ada salahnya menginformasikan hal tersebut pada Renjun
"Kak Lucas"
Tidak terkejut, Renjun paham dan hanya mengangguk pelan. Sejak awal dirinya sudah mengetahui hal tersebut, tapi enggan sekali untuk mengakuinya, karena kenyataannya move on itu sangat sulit :")
"Coba deh kalo masih penasaran, chat aja Maudy— kalo dibales syukur, kalo ngga, ya udah gak ada pilihan lain"
"Gue masih kontakan kok sama Maudy, bahkan kemaren dia mau ngobrol" kata Renjun sambil tersenyum
Sekarang giliran Yuhi yang mengangguk paham, tapi dia tidak tahu harus berkata apa atas perkataan teman sebangkunya itu. Dipikir-pikir kalau boleh membandingkan, Kakak kelas yang sedang dekat dengan Maudy sekarang atau Renjun? Mungkin keduanya punya keunggulan berbeda, dan tidak ada yang lebih buruk
"[Maudy— awas aja lo ampe php-in dua cowok sekaligus!]" dan Yuhi malah menggerutu seperti ini didalam hati kecil terdalamnya
###
Saat jam istirahat tiba, Yuhi membahas hal yang sama dikantin— dan beginilah respon Maudy terhadap perkataannya
"Yahh terserah gue lah, lagian siapa suruh deket-deket haha—" gadis ini tengah bergurau, tapi malah terkena respon serius dari teman-temannya "Aduh!" bahkan Yuhi memukul pucuk kepala Maudy dengan sumpit kayu yang akan segera ia gunakan
"Gue siram kuah baso juga nih, lu dy" Angel ikut kesal
Makanan yang ada dimeja mereka mulai dingin, dan mereka malah terus saja sibuk bergosip, sampai seseorang menduduki bangku kosong disebelah Maudy tanpa permisi "Maudy—" kata laki-laki itu, direspon tolehan gadis yang dipanggilnya
"Eh, Kak Lucas— kenapa Kak?" Maudy menautkan kedua aliasnya, berniat mengucap panjang umur, karena yang sedang dibicarakan tiba-tiba muncul
"Pulang sekolah nanti, liat sparing basket bisa gak?" pertanyaan ini, dibalas lirikan sadis teman-teman Maudy yang sibuk dengan makanan mereka
"Lohh, katanya Kak Lucas lombanya baru besok?"
"Iya, hari ini mau latihan bareng lawan— itung-itung pemansan sebelum besok tanding" jelas laki-laki dengan sebotol minuman ditangannya itu
"Ohhh gitu, iya deh, inshAllah aku nonton"
"Uhuk!" mendengar nada bicara Maudy yang sok manis membuat Ana tak sengaja merusak suasana dengan tersedaknya tenggorkan karena pedasnya sambal didalam mangkuk baksonya
"Jangan inshAllah dek, harus nonton— aku kan jadi semangat kalo kamu nonton" Lucas terus tersenyum disepanjang kalimatnya, bahkan jarak mereka berdua juga terpaut sangat dekat
Gea menarik nafasnya, mempersiapkan sesuatu untuk dikatakan "Katanya mau kerja kelompok, dy— jangan sampe lo mabal, entar gak dianggap" ucap gadis itu, tanpa mendongak, dan hanya fokus pada mangkuk makanannya
Maudy bungkam, Lucas mengalihkan pandangannya lalu menggaruk tengkuknya karena malu "Kirain kamu kosong pulang sekolah ini, dek— kalo ada kerjaan, gak usah maksain" seru laki-laki tersebut, akhirnya menjauh juga dari Maudy
"Hehe, iya— aku lupa Kak, maaf yah, mungkin besok aku bisa nonton"
"Oke, mudah-mudahan deh— aku duluan yah, sampai ketemu nanti"
Semuanya menghela nafas setelah Lucas berlalu,
"Gak suka ah, dia gak tau tempat banget orangnya" kata Angel, yang sedari tadi muak melihat jarak antara Lucas dan Maudy yang begitu dekat
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018