Putih Abu #100Duaenam

1.5K 80 10
                                    

Ditengah percakapan tiba-tiba Jeno memanggil namanya, membuat gadis itu terkejut bukan main "Iya?" tentu saja dengan senang hati Ana menoleh, bahkan Yangyang juga paham akan keadaan ini

Laki-laki itu tersenyum menyadari Jeno akhirnya menyadari kehadiran Ana yang padahal sedari dulu selalu ada disampingnya "Dengerin tata tertibnya─ nanti lo ngelanggar lagi" Jeno membuat topik, sepertinya ia memang tidak ingin Ana bicara dengan orang lain, apalagi seorang laki-laki

"Ngga kali, gue mah anak sholehah, gak bakal ngelanggar hukum" dengan santai Ana menyahuti ucapan Jeno itu

Yangyang kembali memfokuskan dirinya ke depan, tapi kenampakkan Yuhi membuatnya mendadak bertanya-tanya. Sepertinya Yuhi tidak sedih begitu tadi, sekarang ia malah terlihat sangat tak bersemangat dan menunduk, tangannya juga memegang kencang gagang koper seperti ada yang aneh

Baru akan menanyakannya keadaannya lewat handphone, Yangyang kembali mengurungkan niatnya setelah menemukan seseorang disamping gadis itu tiba-tiba berbicara

"Hi...." panggil Haechan, sama khawatirnya seperti Yangyang, dua laki-laki ini sadar kalau Yuhi tidak baik-baik saja. Tapi, teman-temannya malah tidak

Yuhi mendongak lalu menoleh menatap Haechan, setelah tau ada laki-laki itu berdiri disampingnya, seketika Yuhi langsung tersenyum "Maaf ya" ucap gadis itu, lalu langsung tumbang setelahnya

"Yuhi!" semua orang terkejut, melihat Yuhi tiba-tiba terjatuh pingsan ditengah-tengah barisan. Untungnya Lili ada dibelakangnya, jadi ia bisa menahan badan gadis itu walau sempat kaget

Bu Ani yang sedang sibuk disana langsung turun tangan, begitu pula guru-guru lainnya "Aduh, kenapa ini si Yuhi?" tanya panik Bu Ani

"Yuhi─ hi─" sedangkan Haechan malah sibuk menyadarkan gadis itu sambil berjongkok

"Ya Allah, Yuhi─ coba dibawa ke dalem aja duluan" Bu Dewi selaku wali kelas mereka pun panik juga, dengan tergesa-gesa ia mencari jalan keluar

Mendengar ucapan Bu Dewi, Haechan sudah bersiap untuk membopong gadis itu. Tapi, tangannya malah kena pukulan keras Bu Ani "NGAPAIN KAMU CHAN?" semprotnya, membuat Haechan bergerak mundur

"Bawa ke dalem kan, Bu?" tanya Haechan dengan polosnya

"ENAK AJA─" sentak Bu Mahmudah dari samping kanannya "Pak Maman, gendong ke dalem Pak, kamu jangan sentuh! Awas kamu! Bukan mukhrim!" tegur Bu Mahmudah membuat Haechan mengangkat kedua tangannya, merasa pasrah dan telah menyerah

"Hahahhaaa" akibatnya ia jadi kena tertawaan teman-temannya disana

***

Yuhi dibawa ke dalam hotel, gadis itu dibaringkan disofa loby "Kalian sekamar semua?" tanya Bu Dewi melihat Lili dan Maudy ada disana sambil mengangguk

Bu Ani yang masih memegang kendali pun memutuskan "Kamar kalian nomor berapa? Biar masuk aja duluan, supaya Yuhi bisa baring dikasur" ucap Bu Ani

"444 Bu" kata Maudy, membuat Bu Ani langsung meminta kunci kamar bernomor itu pada sang pelayan hotel

Setelah itu ia kembali berjalan ke koridor hotel "Ayo─ buruan, kamar 444 masuk" mendengar ucapan Bu Ani, Gea, Ana dan Angel yang ada diluar pun dengan segera membantu membawakan koper teman-temannya dan segera memasuki hotel

"Sung, pingsan sung biar masuk duluan" ucap Eric, sudah tak sabaran ingin berbaring didalam hotel mewah nan nyaman ini

"Jadi lo ngeledek Yuhi, rik?" sahut Haechan, sambil bertolak pinggang

"KAGAK"

###

[Lantai 4 - No. 444]

Akhirnya mereka pun bisa merasakan suasana kamar hotel lebih dulu dari yang lainnya, Yuhi dengan malasnya langsung bangkit dari ranjang menyadari Pak Maman, Bu Mahmudah dan Bu Dewi sudah pergi

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang