Putih Abu #100Enam

1.6K 79 7
                                    

"Bara─ aduhhhh anak gue kenapa palanya diperban gini sih??" Pak Maman memasuki kelas 11 IPA 5 dengan raut wajah khawatirnya, dan langsung menghampiri meja Bara

"Gapapa Mister, udah baikan kok─ besok perbannya tinggal diganti sekali lagi" kata Bara sambil tersenyum

Pak Maman menoleh ke arah Chenle mendengar ucapannya itu "Lele, awas lo! Lo udah janji sama gue, bakal jagain dia sampe sembuh, tepatin janji lo!" kata Pak Maman, berhasil membuat Jisung menatap teman sebangkunya itu dengan bingung

"Iya Pak, saya janji" balas Chenle, semakin membuat Jisung tak paham "Loh kok, Mister Maman nyerahin Bara ke elo le? Emang lo yang nabrak dia?" sejuta pertanyaan menghiasi kepala Jisung, tapi Chenle tak menggubrisnya dan hanya diam membisu

"Bapak absen dulu ya─ Abdul Jisung?"

Eric geram melihat Jisung masih diam tak mengacungkan tangannya atau mengatakan hadir "Jisung! Lo di absen itu tolol" saking penasarannya, Jisung hingga tak mendengar panggilan wali kelasnya, hingga Eric menyentaknya barulah ia mengacungkan tangan

Tak lupa ia menoleh ke bangku Eric "Santai lah nyet" balasnya, tak terima dipanggil tolol oleh laki-laki yang baru bangun dari tidurnya itu

"Baranita"

"Hadir Mister"

"Jaem, tolong apus papan tulisnya!" entah mengapa mood Pak Maman hari ini begitu tidak bagus, membuat Jaemin terkejut tiba-tiba dipanggil padahal belum giliran absennya

Laki-laki itu beranjak dengan segera "Iya, Mister" tak mau membuat mood wali kelasnya semakin buruk. Dengan secepat kilat Jaemin menyapu bersih seluruh tulisan tinta warna-warni didepan papan tulis, menyisakan warna putih yang mengkilat

"Kemarin gimana nikahan kakak ipar? Lancar?" hanya berniat menaruh penghapus dimeja guru, Jaemin malah dapat pertanyaan lambe seperti itu "Emang gue gak tau─ lo upload sw kan? Diprivat dari gue kan?" semprot Pak Maman lagi, ternyata dia ini memang tidak pernah kehilangan mood nya

"Ngga, saya ngga privatin dari Bapak─ gak tau juga caranya gimana Pak, serius" kata Jaemin seraya menduduki bangkunya

"Boong ah, orang sw kamu gak pernah muncul di Bapak─ padahal selalu bikin ya kan. EH─ bukan kamu deh, Lili yang bikin sw hahahaha lupa, abis pp nya samaan" Jaemin diam, tidak mau mersepon apapun untuk semprotannya yang satu itu

Meskipun kelas jadi riuh ramai lagi seperti hari-hari sebelumnya "Kadang Bapak tuh iri tau ama mereka─ kemana-mana bareng mulu, jalan-jalan kesono-kemari, pp berduaan gonta-ganti, kayak gak pernah berantem gitu─ ya Jaem, lo gak pernah berantem sama Lili ya?" sambil berdiri ditengah meja, Pak Maman kembali menoleh ke arah Jaemin

Tapi Jaemin masih diam, tidak tau harus menyahutinya atau jangan "Pernah gak Jaem... yawloh jawab gitu doang lama banget─ gak usah malu-malu kucing deh lo, gue tau sejauh apa lo sama Lili tuh, tau gue" Jeno menepuk badan Jaemin mendengar ucapan Pak Maman itu

"Sabar ya─" entah ledekan atau hiburan, yang pasti Jeno tertawa juga melihat teman sebangkunya terpojokkan lagi

"Ya pasti pernah lah, kepo banget si ah─" jawab Jaemin, terlanjur kesal

"Ehehehe, bukan kepo─ cuma lagi manasin itu tuh temen lo yang belakang, yang kemaren putus hahahahaa, kasian" ledek Pak Maman sambil menunjuk ke arah belakang bangku Jaemin, yaitu Haechan yang tengah mengamankan diri supaya tidak kena semprotan, ehhh ujung-ujungnya ia kena juga

"HAHAHAHAHAHAA" bahkan teman-teman sekelasnya juga tertawa mendengar ledekan yang Pak Maman berikan

"Chan─ jangan marah sama gue dong, becanda aja becanda─" kata Pak Maman, melihat Haechan hanya diam tak meresponnya "Senyum napah, dari kemaren cemberut mulu ih, galak tau keliatannya" sambil mendekati bangku Haechan, Pak Maman sempat menggodanya

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang