"Dahhh... semoga kita bisa ketemu lagi ya ra"
Perpisahan pun kembali terjadi, mobil yang menjemput Ira sudah datang tapi mereka belum mau berkata iya untuk berpisah "Jangan lupa chat gue" pesan terakhirnya sebelum memasuki mobil
"Mau gue masukin grup ngga?"
"Bolehhh... oh iya, kok gue gak liat Bara─" sebelum menutup pintu, masih sempat-sempatnya ia mengingat gadis yang satu itu "Dia ngga ikut?" tanyanya lagi, menyadari tidak ada satupun yang mau menjawabi
"Yaaa... lo tau lah dia gimana" celetuk Yuhi
"Sekarang masih kayak gitu? Atau malah makin menjadi-jadi?" masih banyak hal yang harus mereka bicarakan, tapi waktu berjalan begitu cepat seakan tidak paham keadaan "Ya udahh... kalo ngga ada yang mau jawab─ Maudy aja yang jelasin" ucapnya, melihat teman-temannya hanya diam, bungkam, tidak berkutip apapun
Sedangkan Maudy yang tidak mengerti seberapa dekat mereka dengan Bara sebelum dirinya muncul, tidak tahu harus bagaimana menggambarkannya "Ya... iyah gitu... tanya Ana nih, temennya" ia malah menyerahkan Ana, sekarang
"Ahahahaha, iya nih─ bestfriendnya" ledek yang lainnya
"Bodo ah, udah jan bahas dia... udah ke laut orangnya─ biarin aja suruh semedi dulu biar nyadar diri" kata Ana
###
"Gila─ menang terus tim gua"
"Sekarang gua ngantuk anjay, no─ beli kopi kuy" ajak Jaemin, membuat Jeno beranjak dari sofa karena ia pun merasakan hal yang sama
Dua laki-laki yang berniat membeli kopi ini pun keluar dari kamar yang ternyata begitu berisik, padahal sedang sibuk hanya dengan PS2, itu pun mainnya bergantian
"Lama-lama menang telak tim kita" sambil melangkah, Jeno berkata seperti itu dibalas anggukan Jaemin
"Wess─" di lorong lift mereka bertemu dengan gerombolan gadis-gadis yang sepertinya baru kembali "Ira, balik?"
"Iya... tadi abis belanja langsung balik" jawab Maudy "Lo bedua mo kemana?"
"Beli kopi─" Jeno menyahuti pertanyaan tersebut, sambil bersiap memulai langkahnya kembali, tapi Jaemin malah belum bergerak "Ayo uy!"
"Lil..." ia malah sedang mengintrogasi Lili sekarang, menatapnya dengan senyuman aneh
Tentu saja Lili takut "Apaaa?" dengan terkejut ia meresponi ekspresi menyebalkan kekasihnya itu
"Lo pake lipstick yah?"
Mendengar pertanyaan itu Lili langsung menghela nafas, begitu pula yang lainnya "Ngga... ini cuma─" akan menjelaskannya, Lili malah baru ingat kalau ia memang memakai sedikit liptint tadi
"Boong, coba sini liat" Jaemin mengulurkan tangannya sambil berkata begitu, sontak teman-temannya langsung ribut mendengarnya
"Ahahhaay, mo liat apaan sih Jaem, emang dari situ gak keliatan?" tanya Yuhi, diam-diam gemas dengan dua sejoli menyebalkan ini
"Sini..." tak menghiraukan apapun, Jaemin hanya fokus menatap Lili yang menurutnya sedang terlihat sangat menarik ini. Dengan pasrah Lili pun berjalan mendekati laki-laki itu, meraih uluran tangannya
"Aduduhhhh, mendingan kita balik ke kamar─ dari pada galau" ucap Angel, seraya mulai melangkah memasuki lift disusul teman-temannya
"Ana, masa gue sendirian?" nah, sedangkan Jeno sekarang benar-benar ditinggalkan. Jaemin yang tadinya bersamanya sekarang pergi dengan Lili, lalu dia harus apa?
"Yahhh... hahahhaa, oh iya yahhh tega banget si Jaemin" Ana juga malah menertawakannya
Berhubung pintu lift sudah mau tertutup dan sepertinya Ana tidak kunjung masuk, Yuhi pun mulai menekan angka 4 "Ana, dadahhh" ucapnya disela-sela detik-detik tertutup rapat
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Novela Juvenil"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018