Putih Abu #Limaenam

2K 93 5
                                    

Ana berbaring diranjangnya seraya menatap langit, terbayang jelas saat wajah seorang Jeno berada begitu dekat dengan pandangannya

"Gak tega gue" bisikan laki-laki itu terdengar begitu bergema ditelinganya, meskipun hanya beberapa detik seorang Jeno memandangnya, tapi dampak dari adegan tersebut tidak dapat hilang secepat itu

~~~

Selasa, Rabu, Kamis, hingga hari terakhir pekan ujian semester genap terlaksana. Ana belum bisa lari dari bayang-bayang kelakuan Jeno yang satu itu

"Nih— nilai Jerman lo, na" Ana menerima lembar jawaban mata pelajaran Bahasa Jerman setelah menyelesaikan satu jam ulangan pelajaran Bahasa Inggris yang menjadi penutup pekan uas nya

Perfect, nilainya betul-betul sempurna. Tertera indah dengan pulpen hitam tebal bertuliskan tiga angka, 100.

"GILA!! Apa gue bilang, Ana mah master" Yuhi saja yang padahal sudah tahu betul kemampuan temannya itu, masih terkagum-kagum melihat angka seperfect itu dikertas milik Ana

"Terus kenapa lo tiba-tiba keliatan gak semangat dari hari selasa?" menyadari gerak-gerik Ana, ternyata Lili sudah berprasangka buruk pada temannya itu

"Iya, ini juga kecil nilai Agama lo" Maudy baru saja menerima nilai Agama, dia langsung menyerahkannya pada masing-masing pemilik nilai. Termasuk Ana yang hanya dapat 68, dikertasnya

Ana terdiam mematung, ingin sekali berteriak sekarang, tapi sulit "AHHH!" sentak gadis itu, akhirnya terutarakan juga

"Gue down gara-gara ada yang bikin gue deg-degan setengah mati— 3 malem gue gak bisa tidur karena itu" ucap Ana, jujur

Teman-temannya malah makin prihatin "Hmm, Jeno?" Angel menduga-duga, dan tuduhannya tepat sekali, laki-laki yang membuat Ana kewalahan sepekan belakangan ini adalah Rajeno Putra Aditya, tetangganya yang sedang terkena musibah dan tinggal satu atap bersamanya

"Woy, balik gak?" ditengah percakapan absurd tersebut, Haechan berteriak dari depan pintu, membuat semuanya menoleh

"Kapan, lo baikan sama dia?" hanya ini yang memang mau Gea tanyakan saat mendengar suara Haechan

"Gak tau— dia terlalu susah diajak berantem, ya udah, gue cabut duluan ya. Ana, jangan lupa entar sore ya! Don't forget mwah!"

###

Ana berjanji pada Yuhi untuk menemaninya membeli kado untuk adik Jaemin yang baru lahir, tidak baru saja lahir sih, mungkin sudah sekitar tiga minggu

"Heh— bengong mulu!" tapi sedari tadi Ana masih saja tidak fokus pada apapun, sampai-sampai Yuhi memilih kadonya seorang diri. Tanpa pendapat temannya yang padahal berada disampingnya sekarang

"Gue mau nampar Jeno boleh gak sih, hi?"

Yuhi yang sedang melihat-lihat beberapa jaket bayi, langsung menoleh mendengar pertanyaan super mengejutkan itu "GILA— lo aja gak pernah ngomong apa salah si Jeno, mana bisa gue ngeiyain omongan lo" kata Yuhi

"Udah yuk, gue udah dapet nih" gadis itu pun membawa sebuah jaket berwarna orange ditangannya, lalu berjalan ke kasir meninggalkan Ana

###

[LINE]

BENTAR LAGI NAEK KELAS | 6
16:21

Maudy: send a picture

Maudy: send a picture

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang