"Lo masih kontakan yah sama Renjun?" dalam segenap pemikiran yang ada didalam otak mereka semua, satupun tidak ada yang akurat
"Iya, masih"
Lili berpikir negatif soal Bara yang menurutnya akan cari gara-gara lagi dengan mempermasalahkan masa lalu, dan Ana berpikir positif kalau Bara mau meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Tapi, diluar dari itu, yang Bara lakukan adalah
"Bisa kan hapus kontaknya? Sekarang gue berhak ngelarang lo deket sama cowok gue!"
deg
Semuanya salah total, dan bukan hanya Maudy— semua teman-temannya juga terkejut mendengar berita tersebut. Banyak sekali hal yang dipertanyakan disini, termasuk kalimat 'Berhak ngelarang lo deket sama cowok gue' yang menjadi fokus utama
"Oke, bisa— dengan senang hati" jawab Maudy, sama sekali tak merasa bersalah, hanya saja gadis itu terlalu terkejut mendengar informasi secepat ini
Bara tersenyum evil ke arah gadis dihadapannya itu, wajahnya seolah menyampaikan kalau dirinya lah yang memenangkan pertandingan "Gue bakal lakuin hal yang lebih buruk dari lo, kalo sampe gue tau lo masih kontakan sama dia, ngerti!"
Angel dan Gea baru saja sampai dikelas Bahasa 1, dan suasana sudah lebih canggung dibandingkan tadi
"Silahkan—" Maudy masih meladeninnya, membuat Bara tak habis pikir pada gadis yang menurutnya sangat sulit dikalahkan ini
"Oke, maksih waktunya, sekarang semuanya selesai. Kita bisa kayak dulu lagi kan? Gak usah pake diem-dieman?"
"Gak bisa—" ucap Angel, dari ambang pintu. Membawa pandangan mereka semua ke arah sana "Dengan berhasil ngerebut kayak gitu lo pikir semuanya selese? Ngga lah— tanggung malunya aja belom" tambahnya ini, berhasil membuat teman-temannya tertawa
"Kalo mau balik kayak dulu, harusnya lo gak gini, Bar— ini bukan Bara yang dulu" Ana bersuara
Mendengar kalimat tersebut Bara malah tertawa "Haha, ya udah— lagian temen gue bukan lo lo doang, ya kan ci?" gadis itu mengandalkan teman disampingnya "Yap!"
"Gue punya Suci, Hina, Tere, Gina, atau Kak Irene yang mau dengerin curhatan gue— jadi jangan nganggep seolah-olah temen gue tuh cuma lo lo doang" bahkan gadis ini hingga menyebutkan nama-nama temannya, keadaan bukan makin membaik malah semakin buruk
"Ya udah sekarang mau lo apa lagi?" Yuhi mulai kesal, topiknya jadi bertele-tele
"Ngga ada— bye!" setelah berkata seperti itu, Bara dan temannya itu pergi meninggalkan kelas. Bahkan pundak Gea menjadi sasaran empuk temannya yang bernama Suci itu untuk dibenturkan cukup keras, diambang pintu
"Anjir! Sakit—" ringis Gea, tak terima dengan perlakuan kasar itu
"Hadeeehhh... apaan sih ah, dia tuh bagaikan tokoh antagonis disinetron-sinetron tau gak!" umpat Maudy, hampir kalah dengan emosi dalam dirinya
"Lagian emang iya Renjun udah jadian sama Bara?" nah, itulah yang sedari tadi menjadi pertanyaan utama dari sekian permasalahan yang terjadi
"Gak tau— gak ngurus!" Maudy enyah dari kursinya "Kuy balik ah! Gue mau mandi—" gadis itu sama sekali tak terlihat terluka bahkan setelah disemprot habis-habisan oleh Bara yang penuh dendam
"Lo gapapa, dy?"
"Gapapalahh... bentar lagi liburan ini kan, kita bisa jalan bareng temen— gak usah bareng pacar mulu" benar juga, mereka semua mengangguk menyetujui argumen Maudy yang satu ini
###
Hari mulai larut, setelah sholat maghrib Ana menuju rumah Jeno untuk mengerjakan tugas kelompoknya. Mereka membeli tumbuhan bunga sepatu berwarna kuning untuk dijadikan bahan laporan
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018