Putih Abu #Sembilanlima

1.7K 74 7
                                    

Maudy bersandar disebuah sofa yang berada di dalam kamar tidur bernunsa abu-abu. Gadis itu sibuk sekali memainkan ponselnya.

"Dy─" mendengar Renjun yang sedang berbaring diranjang memanggil, Maudy langsung bangkit dari sofa

"Iya Ren, kenapa? Masih ngga enak badannya?" tanyanya sambil berjalan ke arah ranjang dimana Renjun sedang terbaring

Laki-laki yang baru dikhawatirkan Maudy tiba-tiba menarik tangannya, membawanya pada dekapan seorang Renjun "Jangan pulang yah, aku ngga mau sendirian" Maudy sejenak terdiam mendengar permintaan tersebut

Ia tahu dirumah Renjun memang tidak ada siapapun kecuali satu asisten rumah tangga, orangtuanya bekerja, kakak perempuannya sudah berkeluarga. Dan sekarang keadaannya sedang sakit, Maudy jadi tidak tega jika harus meninggalkannya

"Iya, aku disini sampe Mama Papa kamu pulang oke?!" ucap Maudy, berhasil membuat Renjun merasa senang

###

Ke esokan harinya

Kelas 11 Bahasa 2 sedang dilanda kabar tak menyenangkan, karena Ibu dari wali kelas mereka meninggal dunia. Jadi, sang wali kelas tidak akan masuk dan menemui mereka hingga satu minggu ke depan

"Disuruh mintain sumbangan ke setiap kelas nih─ dikocok aja yah, biar adil gak pilih-pilih" sesuai dengan perintah kesiswaan, ketua kelas mulai membagi tugas pada teman-temannya untuk bergiliran memintai sumbangan

Yuhi menaruh kepalanya dimeja "Biasanya OSIS yang mintain" keluh gadis itu, pas sekali terdengar oleh Lea

"Kata Pak Maman, karena ini wali kelas kita─ makanya kita yang gerak"

"TERUS PAK MAMAN TUH SIAPA? Suka banget ngatur-ngatur anak orang!" protes Ana, setelah dengar penegasan dari ketua kelasnya

Setelah itu, pucuk dicinta ulah pun tiba, Pak Maman yang memang punya jadwal untuk mengajar dikelas mereka memasuki kelas dengan wajah datar "Tadi, gue denger ada yang gibahin gue kayaknya" sambil menaruh tempat pensilnya dimeja guru, pria berseragam pns ini menggerutu

Ana yang merasa bersalah langsung menyembunyikan diri, diam tak berkomentar "Maaf Pak, kita mau mintain sumbangan dulu boleh?" untung saja topik tersebut tersudutkan karena Lea yang mulai meminta izin pada Pak Maman

"Ohh iya boleh-boleh, Bapak juga mau beli minum dulu─ yuk lanjut aja lagi bagi-bagi tugas ya" Lea menggangguk lalu mulai beranjak dari kursinya membawa sebuah kertas yang tercatat tugas-tugas yang sudah dibagikan

"Mohon izin Pak─" sebelum mulai membacakan, Lea dengan sopan meminta izin lagi untuk mengambil alih pusat perhatian, Pak Maman mengangguk seraya berjalan ke arah pintu

"Ini udah dikocok yah, dengerin─ yang ke 11 Bahasa 1, Ika sama Soya. 11 IPA 1, Rini sama Intan. 11 IPA 2, Maudy sama Yuhi. 11 IPA 3 Tania sama Jura. 11 IPA 4 Gea sama Siti. 11 IPA 5 Ana sama Lili. 11 IPS 1 Hayu sama Rohi. 11 IPS 2 Reva sama Angel, 11 IPS 3 Gue sama Wiwin, ada yang keberatan?"

Ana langsung mengangkat tangannya, tapi dia juga merasa sedikit ragu untuk menyampaikan opininya akibat tatapan dari Pak Maman di ambang pintu "Gue sama Lili, ke IPS 3 aja" akhirnya mau tidak mau Ana pun menyampaikannya juga

"Lohh, emang mereka kebagian kelas berapa tadi?" Pak Maman mulai beraksi, menghampiri Lea untuk memeriksa kertas ditangannya

"11 IPA 5, Pak" jawab Lea seraya menyerahkan kertasnya

Pak Maman menatap kertas tersebut dan dengan cepat menemukan nama Lili dan Ana "Hahahaha, pantesan lo protes─ malu ketemu tetangga" sindirnya berhasil membuat satu kelas tertawa

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang