Putih Abu #Sembilantujuh

1.6K 82 6
                                    

Satu jam setelah pulang sekolah, Jeno beristirahat dikamarnya. Merebahkan diri diranjang sehabis mandi dengan air hangat karena tubuhnya sedikit drop"No─ tolongin Mama ambil jahe dirumahnya Ana dong" mendengar ucapan Mamanya dari luar, membuat Jeno langsung beranjak

Laki-laki itu keluar dari kamarnya dengan wajah sedikit memerah "Kamu gapapa kan? Kalo lemes biar Mama aja deh yang ambil" kata Mama Jeno, sedikit khawatir

"Ngga elahh, udah biarin Jeno aja"

***

Sedangkan tetangga sebelah kanan rumahnya sekarang malah sibuk sekali memecahkan beberapa soal dimeja belajarnya "Lahhh, tadi udah ketemu" Ana paling down dalam mata pelajaran Matematika, maka dari itu ia lebih memilih jurusan Bahasa

Ditengah kesibukkannya, tiba-tiba terdengar suara orang membuka pintu pagar "Ibu sama Ayah, katanya rada lama─ tapi masa baru 15 menit udah balik?" gerutunya seraya beranjak bangun untuk memeriksa ke luar

Tok tok tok

"Ana─" pas sekali panggilan diucapkan, Ana membuka pintu rumah. Dan disanalah gadis itu terkejut mendapati Jeno berdiri didepan pintu "Mama minta jahe, katanya udah bilang sama Ibu lo" tanpa basa-basi Jeno sampaikan keperluannya

"Ohhh, tapi Ibu gak ada dirumah"

Jeno menggaruk tengkuknya sedikit merasa lancang telah memasuki teras rumah seorang gadis yang ternyata sedang sendirian "Ya udah─ emang lo gak bisa ambilin?" suasana pun seketika canggung

"Oke─ se, sebentar"

Melihat Ana terburu-buru menutup pintunya untuk mengambil jahe didapurnya, membuat Jeno tertawa kecil "Dikira gue pedopil" gumam Jeno

Ana yang ada didapur sibuk mengolah nafas dan menenangkan dirinya, pasalnya nada bicara Jeno saat ini normal-normal saja. Apakah dia sama sekali tidak mempermasalahkan soal kejadian Ana ditembak Haruto saat disekolah tadi?

"Anjay, ini jahe yang mana gengs" bahkan karena panik, Ana jadi tidak bisa membedakan yang mana kunyit, kencur atau jahe :v

Dengan tangan hampa ia kembali ke teras, membuka pintu dengan rasa malu. Jeno sedikit terkejut karena Ana kembali dengan cepat, tapi tangannya kosong tidak membawa apapun "Loh, gak ada jahenya?" tanyanya bingung

Sekarang giliran Ana yang menggaruk tengkuknya "Bukan gak ada─ gue lupa aja, jahe tuh yang gimana hahah" mendengar pengakuan seperti ini, Jeno hanya menggeleng kecil "Coba deh, lo yang ambil sendiri" suruh Ana

Jeno lagi-lagi terkejut, sebelumnya Ana sangat menutup rapat rumahnya tapi sekarang dengan percuma gadis itu mempersilahkannya masuk "Yehh, masa iya cewe gak tau jahe─ ya udah deh gue cari sendiri" Ana membuka jalan untuknya setelah mendengar perkataan merendahkan seperti itu

Sebenarnya Ana malu, tapi ya jujur lebih baik. Dengan segera Jeno memasuki rumah Ana lalu berjalan ke dapur, dan dengan cepat ia menemukan dua ruas jahe berukuran sedang "Ini jahe beb" setelah itu ia menunjukkannya pada Ana

Gadis itu meraih rempah tersebut dan menelusuri seluruh sisinya "Gak bisa dibedain sama kunyit" keluh Ana

Jeno meraih kembali jahe ditangan Ana lalu menyayatnya dengan kuku "Cium aja wanginya, warnanya juga beda" ucap Jeno sambil menyodorkan jahe ditangannya. Ana mendekat pada laki-laki itu untuk mencium wangi jahe yang ia pegang

Terdapat aura romantis didapur Ana "Ehh iya, kunyit kan kuning hahahaha" dan sialnya ia baru ingat akan sesuatu yang padahal sangat familiar, bahkan anak laki-laki saja mengetahui hal tersebut

Jeno langsung tersipu, entah mengapa kedua pipinya merona "[Pertama kalinya gue liat Ana ketawa sedeket ini]" ternyata itulah hal yang membuat wajahnya memerah

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang