Putih Abu #100Limasatu

1.6K 74 14
                                    

"Lupa gak tau gue taro mana" elak Yuhi, membuat Gea menghela nafasnya karena kecewa

"Gea" disisi lain, Chenle tiba-tiba memanggil namanya sambil berjalan mendekati gerombolan mereka "Gimana? Dapet peringkat berapa?" tanya laki-laki itu

Gea hanya menunjukkan dua jarinya sambil memasang raut wajah kecewa "Bagus dong─ gue malah turun sampe 4" kata Chenle, mencoba menghibur kekasihnya yang sedang gelisah itu

Seketika Gea pun terkejut mendengar kabar kalau Chenle ternyata melonjak turun lebih parah dari dirinya, bukan hanya Gea tapi teman-temannya yang lain juga ikut terkejut "Kok jauh turunnya? Terus rank satunya siapa?" tanya Gea, penasaran

"Anak cewe─ rank dua nya Jaemin, yang peringkat 3 cewe lagi, terus Jeno dapet rank 5" kata Chenle, menginformasikan kabar yang sedikit buruk itu sambil memasang raut wajah pasrah

"Terus Renjun berapa? Haechan?" belum cukup Gea bertanya, jika informasinya belum lengkap

"Ngga ada yang masuk 10 besar lagi─ ohh iya, Renjun 9, Haechan tadi kata emaknya 15"

"YES!" sentak Yuhi, membuat yang lainnya langsung menoleh padanya dengan tatapan bingung "Haechan bilang kalau peringkat dia lebih tinggi, gue gak boleh nolak balikan sama dia" jelas gadis itu, akhirnya membuat teman-temannya paham mengapa Yuhi bergembira

"Emang lo dapet berapa, hi?" tanya Chenle, ingin memastikan lagi kalau Yuhi memang harus memiliki peringkat yang lebih tinggi daripada Haechan jika ingin menang

"Sepuluh dong! Keren kan?" dengan bangga Yuhi menjawabi pertanyaan tersebut

"Okelah─ btw, Jaemin naik ke rank 2 Lil, cepet banget tokcernya ya itu bocah" ucap Chenle, sangat kagum kepada progres Jaemin yang terbilang cukup cepat dan meningkat sangat pesat itu

"Gak tau, semenjak pengen jadi dokter jadi suka belajar... pernah gue ajakin nongkrong diluar aja dia nolak, mintanya malah pergi ke perpustakaan kota" sahut Lili

"Widihh, berarti emang serius pengen punya masa depan cerah Lil─ bersyukur punya pacar kayak Jaemin" kata Yuhi, dengan mudahnya bicara begitu padahal kalau dia jadi Lili, pasti akan lebih sering mengeluh

"Eh nanti liburan bareng lagi kuy, ke puncak" saran Gea, dibalas anggukan setuju-setuju saja dari Chenle yang memang pada dasarnya selalu menuruti apa saja kemauan gadisnya itu

"Gue sih ayo aja─ tapi, dibayarin wkwkwk" selalu saja ada oknum-oknum semacam Angel ini dimana-mana

"Ya udah yang penting niatnya dulu, kalo mau ikut ya ikut... ngga usah pusingin biaya, kadang suka palkor kalo biaya diomongin diawal tuh" kata Chenle, benar juga

"Oke, gue ikut" satu vote dari Angel

Sedangkan Ana masih berpikir keras, masalahnya masa-masa dipuncak adalah masa paling indah bagi dirinya dan Jeno. Waktu liburan bersama keluarga, Ana begitu membuat banyak momen dengan laki-laki itu disana "Gue ikut, kalo Jeno ikut" akibatnya gadis itu jadi ketagihan

"Aduhhh, udah terang-terangan aja nihhh mbanya" ledek Yuhi "Gue gak ikut ah, males macet" sedangkan gadis itu malah tak menambah jumlah vote

"Dih! Gak temen ah! Gak biasanya lo nolak kek beginian hi─ kita berangkatnya jangan pas puncaknya liburan lah, gak bakalan macet kok pasti" tentu saja Gea jadi protes

"Puncak tuh mau kapan juga tetep aja macet" sambar Lili, secara tidak langsung sudah ada dua vote yang menolak untuk ikut

Akhirnya Gea dan Chenle yang tadinya sudah merencakan liburan itu pun jadi kecewa, Ana saja yang ingin membuat momen lagi bersama Jeno malah tidak jadi "Ya udah, berenang aja gimana? Berenang?" saran Chenle lagi

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang