"Na- lo sama gue aja, kan searah" mereka semua turun dari ruangan lantai dua bersama-sama, diparkiran Jeno berkata seperti itu membuat beberapa orang menoleh
"Ngga boleh- nanti gue sama siapa?" Maudy protes, sambil menarik tangan Ana agar tidak dirampas oleh laki-laki yang baru berkata begitu
Jeno mendekati dua gadis tersebut "Sama Renjun-" seraya menarik lengan Ana, Jeno berkata demikian, dengan senyuman berjuta makna yang tidak bisa dimengerti oleh sembarang orang, kecuali Maudy
Renjun baru saja kembali dari toilet, laki-laki itu membenarkan jaketnya, tak sadar akan topik pembicaraan teman-temannya yang padahal sedang membicarakan dirinya
"Ren- gue sama Ana, lo sama Maudy yah" dengan mudahnya Jeno memutuskan, membuat dua orang yang sedang berada dalam fase canggung itu terdiam tanpa kata
Jeno memberikan jaket yang ada didalam motornya kepada Ana yang tidak membawa jaket, padahal udara malam sangat tidak baik untuk kesehatan "Pake aja- biar gak masuk angin" ucap Jeno, membiarkan Renjun dan Maudy begitu saja
"Terus mereka gimana eh, kasian Maudy-" keluh Ana, ragu-ragu dalam memutuskan pilihan
"Biarin- itung-itung pahala, nyomblangin dua sejoli yang padahal gak mau pisah wkwkwk"
Mendengar ucapan Jeno yang ada benarnya juga, membuat Ana menjadi lebih mudah memutuskan pilihan. Gadis itu memakai jaket yang tadi Jeno berikan, lalu mengangguk menyetujui laki-laki yang sudah siap dengan helm nya itu
"Renjun tadi gak pake helm, jadi lo gak pake juga gapapa?" kata Jeno, seraya mempersiapkan kendaraannya "Iya, gapapa" Ana sudah siap untuk perjalanan pulang. Setelah Jeno menyalakan mesin motornya, Ana menaiki kendaraan tersebut "Woy- jangan pulang tengah malem yak!" sebelum menancap gasnya, Jeno bersentak seperti itu ke arah Renjun
"Tai!" sahut Renjun yang sepertinya masih bingung, harus senang atau bagaimana?
Keadaan mereka berdua masih canggung, ditambah lagi satu persatu kendaraan mulai pamit untuk pergi terlebih dahulu "Ren- awas ya jangan dibawa kemana-mana Maudy nya!" bahkan Yuhi juga sempat meledek laki-laki itu sebelum meninggalkan mereka berdua saja
"Hahahahaaaa... mo sampe kapan lo diem disitu anjir" kata Haechan, menambahi
"Kampret- udah sono lu bedua pergi! Berisik!"
Mereka berdua benar-benar pergi setelah puas meledek Renjun, "Dy, tiati yah, kabarin kalo diapa-apain!" ucap Yuhi, hanya dibalas anggukan dari Maudy
"Bacot!" Renjun masih saja kesal,
Akhirnya diparkiran hanya ada mereka berdua, suasana canggung masih saja menghiasi keadaan "Ayo buruan balik!" sampai-sampai Maudy jadi kesal sendiri, karena dia baru sadar kalau cuma pulang bersama saja memang apa susahnya, toh bukan berdua selamanya :)
Renjun mempersiapkan dirinya, melihat gadis tersebut hanya memakai kaos dan celana pendek membuat laki-laki itu refleks melepaskan jaketnya "Gak usah-" tapi Maudy yang peka, ternyata malah menghentikan niat baiknya "Masuk angin tinggal minum tolak angin" kata gadis itu, ketus sekali
Akhirnya seorang Renjun kembali memakai jaketnya "Ya udah, sekarang kan kalo sakit obatnya di dokter yah- bukan di gue lagi" ucapnya, membuat Maudy seketika terpukul hatinya
Sekarang laki-laki itu menadahkan tangannya, membuat Maudy kebingungan, baru akan memegang tangan itu untuk membantunya menaiki motor, tiba-tiba Renjun berkata "Kunci nya mana?" ternyata dia hanya meminta kunci motor, bukan memberikan bantuan
"[Shit- kenapa lo jadi geer gini dy, ya ampun!]" sambil bergumam didalam hati, Maudy menggali slingbagnya lalu memberikan kunci motornya itu pada Renjun

KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu!
Teen Fiction"Kalau masa SMA lo cuma putih abu aja, coba diteliti ulang. Siapa tahu warna lain lagi sembunyi di suatu tempat!" @Nadarayoo, 2018