Putih Abu #100Lima

1.6K 82 2
                                    

Sejenak Jeno memikirkan dengan seksama semua ucapan Tere, tapi tentu saja ia tidak perlu menjawab pertanyaan tersebut. Karena semua itu tidak ada hubungannya dengan dia

Melihat Jeno hanya melamun, Tere melambaikan tangan kanannya didepan wajah laki-laki itu "Jeno?" panggilnya, berniat menyadarkan Jeno dari lamunannya

"Jadi yang mau lo pelajarin yang mana? Keburu makin malem" back to topic secara tiba-tiba, dengan tegas Jeno mengubah jalan pembicaraan

Membuat Tere hanya bisa pasrah sambil membuka buku paketnya "Tentang Gamet, terus gue juga gak paham kenapa Bu Sopa selalu nyuruh gue gambar jaringan─ emang yang kemarin itu ditambah lagi?" jelas Tere, malah membuat Jeno tersenyum

Disana ia tiba-tiba ingat pada Ana yang menyerahkan diri untuk mewarnai gambar jaringan yang padahal adalah tugas miliknya "Gue aja, gue jago ngewarnain no─ tapi nanti teraktir gue takoyaki" terngiang jelas ucapan gadis itu, sampai membuat Jeno terus memikirkannya

"[Jeno suka banget ngelamun sih, lagian dia lagi ngelamunin siapa coba??]" gerutu benak Tere, diam-diam tak menyukai sikap Jeno yang selalu mencampakkannya "Jeno... gambar jaringannya ditambah lagi?"

"Oh! Iya, jaringan hewan sama tumbuhan, tambahannya yang otot-otot gitu yang kelas 10 sempet disuruh tapi gak jadi"

"Oke, gue mau liat gambaran lo aja deh─ soalnya kalo liat yang dibuku paket atau google susah, rumit gitu ngikutinnya" kata Tere seraya menadahkan tangannya

Tapi, buku catatan Jeno ada ditangan Ana sekarang "Bukunya─ ketinggalan diloker" jadi, laki-laki itu pun berbohong sambil menggaruk tengkuknya merasa tidak enak

"Ohhh gitu, ya udah besok gue pinjem" dengan terpaksa Jeno mengangguk saja

###

"Duddudu─ dududdudu🎶" pagi ini barang bawaan Ana begitu banyak, termasuk gitar putihnya yang harus ia tenteng karena tidak mungkin gadis itu menopang dua tas dipunggungnya

Setelah mengikat tali sepatunya Ana langsung bergegas menghampiri sang Ayah untuk berangkat bersama "Anaa─" baru akan menutup pintu mobil, suara Jeno terdengar memanggilnya, membuatnya mengurungkan niat

"Berangkat sama gue aja" entah mengapa Jeno berlari-lari hanya untuk ini, bahkan Ayah Ana pun jadi tersipu melihat kelakuannya "Bawa buku bio gue juga jangan lupa─ sama, pake jaket. Hari ini anginnya kenceng!" pintanya seraya menarik tangan Ana untuk turun dari mobil

"Aduduhh, gak usah no, gue sama Ayah aja─ buku bionya bawa kok, udah selesai juga, tenang yah" ucap Ana, kembali melangkah untuk memasuki mobil

"Ana─ pokoknya berangkat sama gue!!!"

Lagi-lagi Jeno memaksa Ana untuk menuruni mobil "Jeno, lo kenapa sih?" semua itu hanya menyisakan tanda tanya bagi Ana, sikap Jeno sebelumnya tidak seribet seperti ini menurutnya

"Itu, Tere─ dia minta berangkat bareng, gue─"

"JENO!!" pucuk dicinta ulah pun tiba, Ana dan Jeno menoleh bersamaan menemukan perawakan Teresya yang sudah siap berangkat ke sekolah, dengan senyuman dibibirnya "Pagi Ana─ ayo no, kita berangkat" dia bahkan menyapa Ana, tapi tak menatapnya melainkan malah langsung menatap Jeno

Disisi lain, Jeno malah menatap ke arah Ana, memohon sekali lagi padanya untuk berangkat bersama. Menyelamatkan pagi yang cerah ini dari gadis bernama Tere. Melihat raut wajah Jeno yang lucu itu membuat Ana tersenyum "[Kasian haha]" dalam hatinya

"Re, lo bareng gue aja─ Jeno belum siap-siap, dia rada telat berangkatnya katanya" Ana membantu Jeno, tapi dengan caranya sendiri

"Ohh gitu?"

Putih Abu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang