Cermin : Friend (Jimin)

351 26 1
                                    

Matanya hanya gelap tertutup penutup mata yang membuat keadaan menjadi gelap, sementara telinganya masih bisa mendengar jelas apa yang sedang terjadi saat ia mencoba tidur. Sejujurnya pekerjaan yang melelahkan hari ini tidak membuatnya mudah tidur, justru menjadi lebih sulit, masalah yang terjadi belakangan ini.. Taehyungie memendamnya sendiri.

Hatinya sangat ingin mengeluh pada siapapun orang yang perduli padanya, tapi bibirnya tidak sanggup mengatakan yang telah terjadi, hatinya hanya sakit.

Taehyungie tahu, sejak tadi Jungkookie kecil itu memperhatikannya dari sejak Ia menyalakan lilin, Jungkookie duduk di bed tempat tidurnya sambil melihatnya hingga setengah jam tanpa berkata apapun.

Taehyungie hanya membayangkan.. haruskah ia berbicara pada Jungkookie? tapi rasa hatinya sedang tidak ingin membicarakan apapun.

Hubungan asmara dengan Jungkookie yang dia cintai juga telah berakhir cukup lama, Ia tidak punya teman setia lagi yang bisa mendengarkannya dengan tulus, dalam hati beruang kutub ini, dia agak menyesal. Hatinya perlahan ragu-ragu.. keputusan saat itu.. apakah keputusan yang benar?

"Kau tidak bisa tidur?" tanya Jimin tiba-tiba, Jimin sepertinya sudah sangat hafal dengan sifat Taehyung 7 tahun belakangan ini.

Namun beruang itu tidak menjawab dan melanjutkan pura-pura tidurnya.

Tak berapa lama kemudian, suara per dari springbed berbunyi di sebelahnya dengan sedikit getar yang menandakan Jimin sudah berbaring disamping Taehyungie.

"Taehyungie.. Aku sadar sejak beberapa bulan belakangan ini, apa kau dan Jungkookie.... sudah putus?" tanya Jimin penasaran menatap Tae yang masih pura-pura tidur.

Taehyungie menghela nafas dan mencopot kacamata tidurnya. Taehyung lalu membuka matanya tanpa menoleh balik kepada Jimin, Ia hanya memandang langit-langit kamarnya lalu berkata, "oh" jawabnya dengan desahan berat memikul beban berat yang mengganggu hatinya.

"Sejak kapan?" tanya Jimin lagi

Taehyung menjawab dengan nada lemah dan sedih, "sejak kau bertanya tentang salep" 

Jimin menyernyit, "Salep? kapan?"

Taehyungie mendesah lagi

Jimin, "oh.. apa saat aku bertanya kenapa kau menangis di ruang latihan?"

Taehyungie mengedipkan matanya lalu mengangguk, "ne"

Jimin terkejut, "oh? we?" 

Taehyungie, "alasan itu.. aku ingin melupakannya.." kata Taehyung lalu menoleh pada Jimin, "apa kau punya obat tidur? Aku insomnia" lanjutnya.

Jimin berkedip sekali lalu memahami bahwa sebenarnya Taehyungie tidak ingin membahas itu sekarang. Ia lalu menjawab, "ada di laci meja itu" jawabnya sambil menunjuk meja tempat Jungkookie meletakkan lilin aromaterapi lavender.

"Anak itu.. apa kau tidak memperhatikannya?" tanya Jimin hati-hati

"We?" tanya Taehyung

"sepertinya dia masih berharap besar padamu" lanjut Jimin

Taehyung menegak segelas air lalu menatap tajam pada Jimin yang barusan berkata seperti itu, "Jimin-ah.. kau tidak mengerti.. Aku harus melakukan itu" jawab Taehyung dengan nada agak tinggi.

"tapi,.." kata Jimin lagi

Taehyungie menjawab, "Jika kau benar-benar ingin tahu, kenapa tidak bertanya pada dirimu sendiri dan pada Suga hyung?"

Jimin tertegun mendengar jawaban Taehyungie, "Taehyung-ah.. aku tidak bermaksud begitu"

Taehyung mendekati Jimin dan melanjutkan, "Apa kau tidak mengerti Jimin-ah.. Suga hyung juga sangat mencintaimu.. tapi dia menahannya.. karena apa? tidak ada masa depan" jawab Taehyungie lalu dia kembali merebahkan diri ke tempat tidurnya mencoba tidur.

"Apa Suga hyung masih.."

Taehyungie menjawab sekali lagi, "diamlah dan tidur selagi bisa" 

Hal-hal yang dikatakan Taehyungie kenapa begitu menyakitkan bagi Jimin, seolah sekali lagi Ia baru tahu bahwa Suga hyung menyukainya. Ia terkejut tak percaya.

"Jimin-ah, kau demam tinggi, kau harus ditangani juga" 

"Yoongi hyung.. aku baik-baik saja"

suara itu tiba-tiba terdengar, semua ingatan tentang Suga hyung yang begitu baik padanya.. apakah Suga hyung melakukan itu karena menyukai Jimin? Tapi yang selama ini Ia anggap adalah Suga hyung sebagai kakak dan saudara.. Jimin hanya mengira bahwa itu hal yang..

"Yoongi hyung.." gumamnya.

Jimin mendengar itu membuatnya semakin tidak bisa tidur, Taehyungie mengacaukan pikirannya. Ia tiba-tiba menyesal setelah mengungkit Jungkookie pada Taehyung. Ia lalu bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan keluar menuju dapur.

Saat di depan pintu kamar, Ia ragu-ragu perasaannya cemas jika tiba-tiba bertemu Yoongi hyung. Tapi hari ini syutingnya cukup melelahkan.. Yoongi hyung pasti tidur cepat. pikirnya.

Jimin lalu membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju dapur. Sejauh ini tidak ada tanda-tanda kedatangan seseorang khususnya Yoongi hyung yang barusan saja Ia tahu bahwa Yoongi menyukainya.

Jimin duduk di meja makan sambil meminum segelas air dingin dari kulkas, Ia berpikir bagaimana dia sendiri tidak tahu bahwa Yoongi menyukainya.. Yoongi hyungnya memang pernah mengatakan bahwa dia tidak punya tipe, bahkan secara tidak langsung mengatakan bahwa dirinya bisa mencintai siapapun tak terbatas pada seorang gadis.. apakah yang dimaksud tak terbatas itu bukan sifat atau karakter dari seorang gadis? melainkan tidak terbatas pada gadis atau lelaki?

Hatinya berdebar saat memikirkan itu, Ia jadi terbayang-bayang wajah Yoongi hyungnya.

dari samping, tiba-tiba seseorang datang dan berjalan ke tempat cuci piring sambil membawa mangkook ramyeont yang kotor.

orang yang barusan lewat itu adalah Yoongi hyung. orang yang sekarang menjadi yang paling dicemaskan Jimin saat bertemu.

Jimin berbalik tidak ingin bertemu pandang atau berbicara. hingga saat setelah Yoongi selesai mencuci piring dan meletakkan piring di rak, Ia bertanya pada Jimin, "kau tidak tidur?"

jantungnya berdebar dan dengan terpaksa menoleh Ia tersenyum kaku, "Aku akan tidur setelah ini"

Yoongi mengangguk, "kau agak aneh" katanya langsung berlalu meninggalkan Jimin sendirian di dapur itu.

-

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang