Kau

118 12 1
                                    

Taehyung masuk ke dalam kamarnya dan kamar Jimin setelah berbincang dengan Jungkookie, Ia melepas mantelnya, menggantungkannya di belakang pintu.

Dilihatnya Jimin sudah berbaring, sepertinya anak itu sudah tidur, sudah hampir seminggu Ia tak melihat Jimin. Entah apakah Jimin sekarang merasa lebih baik atau tidak. Ia juga ingin mengobrol dengan Jimin, tapi bersamaan tak mau mengganggunya.

Dengan langkah tipis dan pelan, Ia mengambil kaos dan handuk, bersiap untuk mandi dan bersih-bersih sebelum akhirnya tidur. Dilihatnya jam hampir menunjukkan tengah malam.

Saat Ia hendak berjalan menuju lemarinya, tatapannya teralih dengan lampu nakas Jimin yang masih menyala redup, ada ponsel Jimin, beberapa butir parasetamol dan sebuah buku berjudul 'Norwegian wood' karya Haruki Murakami, buku yang dibaca Namjoon hyung, yang mungkin dipinjam Jimin darinya.

Taehyung berjalan mendekat, melihat wajah sahabatnya lebih dalam, sejenak menatap wajah itu yang tertidur damai, kemudian membelai lembut rambutnya.

Ia lalu mengambil buku itu, membacanya sekilas. Ia tahu Jimin sangat jarang membaca buku, nyaris tak pernah, tak biasanya Ia begitu rajin lalu meminjam buku dari Namjoon hyung. Entah tentang apa buku ini.

Taehyung membuka sebuah halaman yang ditandai dengan pembatas buku yang terbuat dari pita berwarna kuning, entah itu jejak terakhir Jimin membaca atau Namjoon hyung

"Kadang-kadang aku merasa seperti menjadi orang yang berdiri di luar jendela, melihat ke dalam kehangatan yang tidak bisa aku rasakan."

"Kenapa kau membaca buku ini?" Gumam Taehyungie lalu menutup buku itu lagi, mengembalikannya ke tempat semula.

Taehyung kembali menatap Jimin yang sedang tidur. Rasa penasaran dan kekhawatiran bercampur dalam dirinya. Kenapa Jimin meminjam buku yang sepertinya penuh dengan rasa kesepian dan melankolis? Apakah ada sesuatu yang ingin dia ungkapkan melalui buku ini, atau mungkin itu hanya kebetulan?

Dengan hati-hati, Taehyung meninggalkan buku itu di tempatnya dan beranjak menuju kamar mandi. Ia membiarkan pikirannya melayang, teringat betapa ia selalu merasa tidak bisa benar-benar memahami apa yang dirasakan Jimin, meskipun mereka telah menjadi sahabat selama bertahun-tahun. Ada banyak hal yang belum ia ketahui tentang Jimin, dan buku ini sepertinya menjadi petunjuk kecil tentang perasaan yang selama ini tersembunyi.

Ia menyadari bahwa meskipun mereka telah bersama dalam berbagai keadaan, Jimin masih menyimpan lapisan-lapisan yang tidak sepenuhnya ia ketahui. Buku itu mungkin hanya sebuah jendela kecil ke dalam dunia batin Jimin, dan Taehyung merasa dorongan kuat untuk lebih memahami sahabatnya.

Setelah mandi, Taehyung kembali ke kamar, merasa sedikit lebih tenang. Ia mengambil ponselnya untuk memeriksa pesan yang mungkin masuk, lalu duduk di samping tempat tidur Jimin. Tatapannya kembali jatuh pada wajah sahabatnya yang damai. Dalam keheningan malam, Taehyung merasakan keinginan yang mendalam untuk mendekatkan diri dan memahami Jimin lebih baik lagi.

Dia melirik buku "Norwegian Wood" di meja nakas, di mana ia meninggalkannya setelah menutup halaman yang ditandai. Dengan lembut, Taehyung meraih buku itu lagi, membukanya pada halaman yang sama dan membaca kalimat tersebut sekali lagi: "Kadang-kadang aku merasa seperti menjadi orang yang berdiri di luar jendela, melihat ke dalam kehangatan yang tidak bisa aku rasakan." Ia membayangkan betapa sulitnya perasaan itu, dan bagaimana Jimin mungkin merasa serupa.

Saat ia kembali menutup buku, Jimin bergerak sedikit, membalikkan tubuhnya. Mata Jimin terbuka sedikit, dan ia melihat Taehyung duduk di samping tempat tidur. Jimin mengerjapkan matanya, sejenak terbangun dari tidurnya, dan menatap Taehyung dengan ekspresi yang samar-samar menunjukkan keheranan.

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang