Min Yoon-gi : 1

261 17 3
                                    

HYBE Labels 

Suga berdiri menegak sebotol air mineral dari atas meja yang di sediakan staff untuk makan setelah latihan. Dahi dan seluruh tubuhnya berkeringat karena lelah, bahunya ngilu karena beberapa gerakan saat latihan, ditambah akhir-akhir ini sebelum libur, mereka berlatih koreografi ON yang amat sulit.

Suga mengambil paket makan siang dari kotak berwarna putih dengan sebotol cola dari meja itu lalu pergi dari ruang latihan.

Ia berjalan mendekati manager-nim yang berdiri membawa sekeranjang air mineral, Suga berkata pada manager-nim, "manager-nim, Aku ingin merokok dan makan ini di studioku"

Manager-nim mengangguk, "ya, pergilah" jawab manager-nim

Suga melangkah keluar dari ruang latihan melewati pintu kaca, tangan kirinya membawa kotak makan dan botol mineral di dalam paperbag, sedangkan tangan kanannya memegangi bahu kirinya yang sakit, Ia mencoba bertahan dengan keadaan bahunya sambil berjalan cepat.

Setelah melewati lift dan membuka password genius studio, Yoongi langsung melempar paperbag makan siangnya ke meja kecil di depan sofa hitam. Ia langsung merebahkan dirinya ke sofa dan mendesah kesakitan, Ia terus memegangi bahunya sambil berteriak lirih.

"Aaaarrrghh.... sshibal" desahnya. Ia merangkak dan meraba-raba kotak laci kecil di bawah meja di depan sofanya, ada obat pereda nyeri disana. Dengan tangan gemetar, Suga meraih sebuah wadah toples kecil berwarna putih dari dalam laci di tengah. Ia membuka toples kecil itu dengan sisa kekuatan tangan kanannya lalu menegak 2 butir pil pereda nyeri tanpa meminum air sama sekali, Ia langsung menelannya.

Obat itu tidak langsung bekerja, sehingga Yoongi harus menunggu beberapa menit agar rasa sakit di bahunya hilang. Ia berbaring di sofa itu lama sekali sambil menahan rasa sakitnya hilang. Ia meringis kesakitan, "aargh.." desahnya tipis.

Setelah 15 menit, perlahan obat itu bekerja, bahunya mulai mati rasa dan tenang, tidak ada ketegangan otot seperti sebelumnya. Nafasnya pelan-pelan jadi lebih teratur sehingga mengembalikan kesadarannya.

Suga bangkit dari sofa itu perlahan mencoba memperbaiki posisi duduknya dan menenangkan dirinya.

"Bahkan setelah bertahun-tahun..." gumamnya, ".. rasa sakitnya masih sama" lanjutnya lirih. Suga menarik nafas panjang perlahan dan melepaskan cengkraman di bahu kirinya.

Tangannya merogoh botol mineral di dalam paperbag dan meminum air di dalamnya. Ia menegak dua kali air dalam botol mineral hingga tubuhnya stabil.

Ia berdiri sambil membawa kotak makan berwarna putih itu berjalan ke kursi kerjanya dan makan di depan komputer.

Ia menyalakan musik dari komputer itu, denting piano mengalun mengawali lagu disusul dengan melodi yang mengalir semakin kuat disusul dengan suara Kim Jong Wan, suara yang paling mirip yang dipilih olehnya sendiri.

".. Hingga saat ini aku masih merindukanmu.."

Mendengar lagu itu dan sakit pada bahunya, hatinya juga ikut sakit. Tenggorokannya perih saat menelan nasi putih yang dimakannya, seperti tercekak rasanya. Tanpa sadar air mata jatuh membasahi pipinya. Suga menangis, Ia tidak bersuara, juga tidak berekspresi saat menangis, Ia hanya terus makan sambil mendengarkan lagu itu hingga beberapa saat.

Tiba-tiba pintu studionya di ketuk dengan keras, suara ketukan itu memburu menuntut orang yang di dalam cepat-cepat untuk keluar.

Suga mematikan lagu di komputernya dan menyeka air mata di pipinya, Ia meletakkan kotak makan siangnya ke meja di dekat tangannya dan menjawab ketukan itu. Ia memekik, "aku sedang istirahat!" katanya mencoba memberi pengertian orang yang mengetuk terburu-buru di balik pintunya.

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang