Depressed : Friend

463 32 16
                                    

Malam ini setelah Tae dipindahkan ke ruang inap, para member dan manager pulang ke dorm untuk berisitirahat dan akan kembali besok, sementara itu orangtua Tae sedang dalam perjalanan ke rumah sakit.

Yang bersedia menjaga Tae malam itu adalah Jungkook, mantan kekasih Tae.

Ruang inap begitu sepi, kamar itu luas dan berwarna biru dengan ubin putih dan gorden berwarna biru cerah, aroma di dalamnya khas seperti seprai yang berbau lavender baru.

Tae masih terbaring di atas matras rumah rumah sakit dengan opname dan transfusi darah yang tersambung melalui selang panjang menjuntai dari statif vertikal, hanya ada bunyi tetesan infus dan alat-alat medis yang mengeluarkan bunyi dip dip setiap beberapa detik. 

Sementara itu disisi matras tempat Tae berbaring, ada seseorang yang duduk di kursi. Kedua tangannya bertumpu diatas sisi matras sebelah kiri, kedua tangan itu bertemu dan menggenggam tangan kiri Tae dengan hangat dan tanpa cengkraman yang kuat, sedangkan kepala pemilik tangan yang menggenggam berbring dipundak kiri Tae, matanya yang sembab tertutup lelap tenggelam dalam mimpinya.

Samar-samar bulu mata Tae bergetar, merasakan respon dari pundaknya yang mulai berat, cahaya ruang inap mulai menyerang matanya yang seharian tidak melihat cahaya, dahinya sedikit berkerut, sementara jari-jarinya bergerak lemah.

Perlahan Tae mulai dapat melihat dengan jelas, dengan sedikit kebingunan, ia mulai menyadari bahawa dirinya masih hidup

Tae merasakan seseorang sedang tidur dibahunya sambil menggenggam tangannya, hanya terlihat bagian atas kepala dan rambutnya yang hitam kecoklatan 

Tanpa harus melihat lebih jauh lagi, sudah jelas bahwa yang sedang tidur di pundak kirinya itu adalah Jungkookie sambil menggenggam tangannya yang hangat.

Bibir dan tenggorokannya kering untuk memanggil Jungkook, jadi dia hanya melirik. kemudian ia melihat ke tangan kanannya yang sudah ditancapkan jarum yang terhubung pada darah dan infus, kantung darah sudah habis setengah sementara kantung infus baru berkurang sekitar sepertiga

Ternyata aku masih hidup.. apa anak ini yang membawaku? Gumam Tae dalam hati.

Perlahahan Tae menggerakan tangannya yang lemah dengan energi yang tersisa pada tubuhnya, jari jarinya bergerak gemetar sementara perban dan kasa terikat kuat menutupi luka bekas goresan dan menahan jarum infus agar tidak terlepas, pergelangan tangannya terasa begitu nyeri, semakin bergerak, semakin terasa nyeri.

Tae memutar pergelangan tangannya ke dalam, melihat seberapa parah luka goresan pecahan botol soju itu, ah.. harusnya aku hampir berhasil 

Ia memutar lagi pergelangan tangannya, melihat jarum tertancap dipunggung tangannya

"..."

Ia lalu melirik Jungkook lagi yang masih belum bergerak, perlahan tangan kanannya yang penuh jarum mengarah ke rambut Jungkookie, dengan jari-jari yang gemetar, tangan itu mendarat di atas kepalanya, mengelus rambutnya yang kasar, sementara setengah telapak tangannya menyentuh kulit dahi Jungkookie yang lembut.

Jungkookie masih tidak bergeming, dia tidur dengan sangat lelap karena lelah, bahkan tangan kanan Tae yang membelai rambutnya dua kalipun tidak terasa.

Sementara itu, yang berisik hanyalah isi kepala Tae yang mengkhawatirkan banyak hal. Mengingat kekhawatiran itu, tangannya berhenti membelai kepala Jungkook dan kembali ke tempatnya.

Ada banyak hal yang dipikirkan Tae, semua orang pasti sudah tau kejadian ini dan pasti akan menyalahkannya, Tae merasa dia hanya menyulitkan semua orang jika begini, dia juga sudah pasti membuat orangtuanya khawatir.. Dia berpikir dia akan membawa kesulitan yang besar untuk Bangtan.

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang