"Kamsahamnida, Ujosangnim," kata Taehyung dan Jimin hampir bersamaan, menyapa sopir perusahaan sebelum mereka keluar. Pintu gerbang besar dormitory sudah di depan mata. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bicara lebih jauh.
Rencana Taehyungie untuk membuat Jimin terbuka tak berjalan mulus. Malam ini, Jimin tetap seperti salju yang mulai menyelimuti tubuhnya—dingin, bisu. Setiap langkah terasa berat bagi Taehyung, seolah ada beban tak terlihat yang semakin menumpuk di antara mereka.
Payung transparan tak berwarna terbuka di tangan Taehyung, sementara Jimin membuka pintu gerbang dengan ragu. Tak ada kata yang terlontar sejak mereka meninggalkan ramen shop tadi, tapi Taehyung tetap tak menyerah. Dia tahu ada sesuatu yang mengganjal hati Jimin, sesuatu yang tak diungkapkan olehnya. Namun, setiap usaha untuk membuat Jimin bicara, seolah membentur tembok tak kasat mata.
"Masuklah, di luar sangat dingin," suara Jimin terdengar pelan, tapi tak ada sedikit pun kehangatan dalam nada suaranya. Jimin tak menatap Taehyung saat berbicara. Dia hanya jongkok, memperbaiki tali sepatunya yang terlepas.
Taehyung melangkah maju, menggeser payung agar setengahnya melindungi Jimin dari hujan salju yang turun semakin deras. Dia tak berharap banyak, hanya ingin memberikan sedikit kenyamanan, meski Jimin tak memberi reaksi apapun.
"Ayo," kata Taehyung akhirnya, setelah Jimin selesai dengan sepatunya. Dia menunggu Jimin berdiri, dan bersama-sama mereka berjalan masuk ke dalam dormitory.
Begitu mereka melangkah melewati pintu masuk, kehangatan gedung langsung menyelimuti mereka. Langit-langit dormitory tinggi, dengan suasana yang senyap. Taehyung melipat payungnya, mengguncangnya untuk menyingkirkan sisa-sisa salju. Namun, sesuatu yang lebih dingin daripada salju sepertinya mengikuti mereka masuk.
Jungkook duduk di sofa di ruang tamu, matanya terpaku pada layar TV, tapi saat mendengar suara pintu terbuka, ia menoleh. Wajahnya yang awalnya terlihat lelah langsung berubah ketika melihat Jimin dan Taehyung masuk bersama. Mereka pergi terlalu lama, terakhir kali berpisah dengannya, Taehyungie bilang hanya akan pulang bersama Jimin di mobil van selanjutnya.
"Hyung..." gumam Jungkook, suaranya rendah namun penuh arti. Dia bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda, namun ia tak bisa menebak apa. Sorot matanya memantau interaksi mereka, matanya memicing sedikit, mencari tanda-tanda yang bisa mengkonfirmasi keanehan itu.
J-Hope, yang baru saja memakai masker wajah dan hendak naik ke tangga menuju kamarnya, melihat mereka dari kejauhan. "Kalian baru pulang?" tanyanya, suaranya terdengar sedikit serak, kelelahan setelah hari yang panjang.
Jimin hanya mengangguk singkat, sementara Taehyung tersenyum tipis. "Ne, Hobi-hyung"
"Cepatlah mandi" jawab J-Hope santai, mengangkat bahu. "Aku akan tidur duluan, besok ada latihan pagi. Selamat malam," katanya sambil melangkah ke tangga, masker wajahnya sedikit berkilau terkena cahaya lampu dormitory.
KAMU SEDANG MEMBACA
My You
RomanceKeputusan apa yang akan diambil Taehyung dan Jungkookie setelah mengalami badai besar pada 2017-2018? Mengingat banyak hal telah menentang cinta mereka, Taehyung tak bisa membiarkan orang-orang membenci dirinya dan Jungkookie, maka berpisah adalah k...